Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch Portuguese

twitter

Rabu, September 16, 2009

SRI WILATIKTA BRAHMARAJA V RAJA KADIRI TERAKHIR 1522 M


Ketika Brawijaya Raja Majapahit Terakhir Trowulan masuk Islam karena Keratonnya Hancur di Serang Patah/Jimbun Bupati Demak Bintoro yang didukung Walisongo, Hingga Sabdopalon berhenti Ngemong Brawijaya yang masuk Islam, dan Sabdopalon membuat Ramalan akan kembali 500 tahun lagi. 1478 M Kerajaan Majapahit Trowulan diserang Raden Patah, Brawijaya dan Sabdopalon Noyogenggong Mundur menuju Bali , Raden Gugur lari ke Gunung Lawu [Buku Tan Koen Swie Sejarah Kota Kadiri] masa itu Daha, Jenggala dan Kadiri diperintah Sri Wilatikta Brahmaraja V. Bahkan sangat disayangkan Brawijaya lari jalan darat kearah barat tujuannya Bali, untuk mencapai Kadiri tidak ada jalan darat tapi harus melalui Sungai Brantas dengan naik Perahu, sedang Kesamben/Betro Pelabuhan paling selatan diblokir Tentara Islam Demak Jadi Brawijaya untuk selamatnya lewat jalan darat ke Sengguruh Pasuruan terus ke Blambangan. Setelah Trowulan dikuasai Adipati Terung dan Bupati Nyo Lay Hwa Ipar Raden Patah sejak 1478 M , Pada 1479 setahun kemudian Pasukan Kadiri dibawah Sri Wilatikta Brahmaraja V menyerang Trowulan yang dikuasai Pasukan Islam Demak, Serangan Dilakukan melalui Sungai Brantas dengan Perahu sisa Angkatan Laut Majapahit dan juga Pasukan Trowulan yang lolos ke Kadiri, Nyo Lay Hwa berhasil di bunuh juga Arya Terung yang berhianat kepada Brawijaya.[Keraton Terung dihancurkan sekali rata tanah sekarang di sebut Pecah Tondo di Krian] Tapi Trowulan keadaannya Hancur dan banyak yang sudah dijarah ke Demak seperti Pintu Keraton dll. Kenapa serangan ini berhasil? Demak tidak memiliki Angkatan Laut hanya mikir numpas didarat Strategi Para Wali dari Arab. Terbukti Sunan Bonang Ke Kadiri Jalan kaki tidak naik Perahu [Buku Tan koen Swi]. Juga Pasukan Portugis ikut ambil bagian dimana dengan bebasnya keliyaran di Sungai Brantas, bahkan menulis Tentang Majapahit yang masih ada di Kadiri. Demak Bintoro jauh dijawa Tengah membutuhkan waktu 20 hari untuk mencapai Trowulan, karena Trowulan sudah kondisi hancur Pasukan Kadiri pulang dan Trowulan hanya dipegang tokoh setempat Tan Bi Lau / Arya Beloh yang kini masih ada Pundennya di desa Beloh kebanyakan Penduduknya Kejawen, Saptodarmo. Barulah 1503 Pasukan Demak berusaha menyerang Kadiri inipun membutuhkan 44 tahun untuk menguasai Kadiri karena sulitnya medan dan harus punya Angkatan Laut. Barulah setelah Pabrik Perahu di semarang diaktip kan dan selama 30 tahun akhirnya Demak memiliki Perahu, dan Raden Trenggono Putra Patah meneruskan Menaklukkan Kadiri 1522. Jadi ada sedikit Rancu antara Brawijaya dan Jayasabha VIII / Sri Wilatikta Brahmaraja V Raja Kadiri. Karena waktu itu keadaan perang dan Eksisnya Tentara Islam di pesisir Utara, dan dibunuhnya para Pujangga penulis Aksara Jawa maka penulisan fakum, Islam tidak butuh sejarah dan minim tulisan Jawa, karena sibuk menerapkan tulisan Arab/Qur'an, jadi mencari sumber harus kenegara Penulis seperti Portugis, Cina dll. Juga islam tidak Pemuja Leluhur tapi langsung Allah. Rumah Nabi Muhamad di Arab dihancurkan dibolduser untuk Mal/Pusat Perbelanjaan karena Khawatir dikultuskan/Musrik. ini contoh lha wong Nabi nya saja dihilangkan Sejarahnya, apalagi Leluhur Jawa? Untung Tan Koen Swie Cucu Tan Bi Lau Bupati Trowulan yang dibawah Majapahit Kadiri masih menulis Buku tentang Majapahit. Sri Wilatikta Brahmaraja akhirnya terdesak juga dan Rak'yat Utara Jawa sudah masuk islam Ujung Galuh dikuasai Sunan Ampel, akhirnya bersiasat nyamar jadi Cina, sedang yang berkulit agak hitam Resi, Brahmana dll disuruh menyelamatkan diri ke Bali, Karena Rajanya Masih Keturunan Majapahit,[sistem Bali masih tatacara Mpu Kuturan] jadi Banyak Bangsawan Lari ke Bali termasuk Resi Dwijendra Dahyang Wawu Rawoh Ring Bali. Keluarga Brahmaraja menyusup ke Ujung Galuh, bila ada Kapal Cina mereka dilindungi dan sampai keturunannya mengaku Cina, bahkan Ngontrak rumah ke Orang Arab yang menguasai Pesisir Utara,terbukti didaerah Kapasan, Kembang Jepun, Kapasari Surabaya Milik orang Arab, Cina nya Ngontrak, Belakangan 1980 an, Orang Cina mulai membeli Rumah-Rumah milik Arab ini, Di Notaris Keluarga Arab ini sampai 20 Orang menandatangani jual beli.[Jangkwok 2009 minta restu membeli rumah orang arab yang disewa untuk gudang sejak lama] ini Contoh Ilmiah, Ketika Kerajaan Cing Memerintah Cina abad 17 dianjurkan Orang Cina untuk Memuja Leluhur cukup pakai Klenteng saja tidak perlu Candi karena bermotip Majapahit jadi membuat marah penduduk islam, buktinya Candi Pura Majapahit Trowulan masa kini mau dihancurkan Karyono, dan akhirnya di tutup Camat/muspika. Trah Brahmaraja Masih Eksis sering Riuni/Kumpul tapi sudah di cap Cina Kelenteng muja Pek Kong.Dan Tetap dianggap Asing, lha Arab nya ngaku Pribumi karena Agama islam Mayoritas, Bahkan 1966-2000 Kegiatan Klenteng dilarang Orde Baru sampai Barongsai pun dilarang, untung di Bali kalau Odalan Pakai Uang Kepeng Cina, ini membuktikan Cina Lebih dulu datang ketimbang arab, terbukti uang arab tidak ada, Galian di Kadiri, Trowulan, Jember, bahkan seluruh Nusantara banyak ditemukan Uang Kepeng/Gobok/Cina bahkan ada yang berumur 3000 tahun. Yang hebat Brahmaraja sampai detik ini masih muja Leluhur berupa Candi, biarpun dilarang, mau dihancurkan, bahkan di Bom, Candi di Puri Surya Majapahit Trowulan utuh, tapi tidak boleh diupacarai, lha akhirnya bikin lagi di Puri Gading Jimbaran agar tetap bisa Upacara. Kembali Trah Brahmaraja, Mbah Gede Ngadri [Brahmaraja IX] Blitar Suami Mbah Putri Gading Ludoyo masih eksis beliau meninggal 1956 tinggal di Gebang Lor Blitar sebrang rumah Bu Wardoyo Kakak Bung Karno. 1983 RM. Tjokrohadiningrat dan Bapak Herman [1963 promosi mobil Mazda ke Bali] penjaga rumah Bung Karno mengakui kenal Mbah Gede yang disebut Mbah Nganten atau Banteng tuwo [PNI Banteng untung tewas 1956 coba hidup terus bisa di cap PKI] Hyang Suryo lahir di Rumah Mbah Gede Blitar dari Ibunya Soepinah istri II Suryo Hadiprodjo Putra tertua Mbah Gede Ngadri. Istri Pertama di Jombang, Hyang Suryo banyak Kerabat di Jombang, dan karena ketidak tahuan masa lalu Maka Banyak Kiyai Jombang mengakui Saudara hingga Hyang Suryo Eksis dipedesaan dan bisa hidup berbaur didaerah Santri, Terbukti Gus Lukman Rektor Universitas Darul Ulum Jombang sering datang ke Pura Hyang Suryo bahkan Mahasiswa/wi nya sering Tumpengan, Era Rektor Gus Mudjib Kecak Pura Majapahit Trowulan unjuk kebolehan di UNDAR Waktu itu Damai dalam Seni Mempersatukan Umat th.1999[Sekarang Rektor UNDAR Gus Dur] Kyai Suhadak Katami Pondok Pesantren Moderen Jombang suka datang nyumbang Tumpeng, Umar Bin Alkatiri juga sering datang ngirim Gule, dan Kerowotan untuk Anjing Hyang Suryo, Karena menurut orang Arab ini seperti Umar, Anjing tidak diharamkan, :"Coba cari ayat Qur'an, Fikih-fikih tentang anjing haram, itu tidak ada" jadi aneh nya Islam Jawa mengharamkan anjing, padahal ada Orang Arab surabaya berkata kalau Anjing dibilang Haram, supaya Orang Jawa tidak pelihara anjing, agar rumahnya gampang di Malingi, buktinya Lurah Sapuan Trowulan motor nya hilang dicuri itupun dalam Kamar, karena tidaK PELIHARA ANJING.[anjing Pura Majapahit gonggong terus tapi malingnya dari arah barat tidak kelihatan dari Pura] Tamu Ke Puro/Pura/Griyo/Rumah Hyang Suryo dari segala Golongan, Agama, suku sampai Turis Mancanegara, ini membuat Karyono iri, dan Ketua GP Ansor Koirul Huda yang juga Guru SMP Islam Trowulan Hyang Suryo dituduh Menghindukan Orang, Hingga Karyono dan Pasukan nya Menyerbu mau merobohkan Candi tapi gagal. Akhirnya Karyono memerintah Camat untuk menutup Pura, bahkan Orang Bali ada yang diseret keluar rumah ketika berkunjung. Jadi inilah Sejarahnya, RM. Tjokrohadiningrat [Putra Jendral pertama Indonesia OERIPSOEMOHARDJO, dipakai nama jalan di Surabaya] sangat dekat dengan Hyang Suryo sayang Beliau sudah Meninggal beberapa tahun yang lalu dan di SARE kan di Kuto Gede Jogjakarta, hingga Hyang Suryo pun dekat dengan Kerabat Jogja, Bahkan Hyang Suryo ketua IX Budaya Spiritual/Religi Asli Nusantara dengan SK Pfop. DR. RM Wisnuwardhana Suryadiningrat Jogja [untuk mengurusi kerabat Majapahit] Sedang Mbah Putri Gading Ludaya [Nenek Hyang Suryo] juga terkenal Putri Sakti yang melegenda di Blitar sebagai Putri yang bisa berubah Jadi Macan Gadungan bila berjungkir balik 3X dan Tongkat menjadi Ekornya [di Mengui Bali Pura di jaga macan banyak di Bali Patung Macan dua menjaga Pura] Beliau Trah Majapahit, bahkan Tongkat itu malah diwariskan Hyang Suryo, ada bukti Waktu Mbah Prayogining Jagat [masih dinas di Polda Jatim dengan nama Suprayogi SH] bersama gurunya melihat Tongkat lalu dlosor Sungkem Keraohan nangis Gero2 nyembah Hyang Suryo dan mengakui Junjungannya.[Hyang Suryo tidak berani jungkir balik dengan tongkat takut tulah/kuwalat, tongkat disakralkan dan diupacarai, sekarang di Puri Gading Diberi sesaji, di Odali] ini bisa ditanyakan Mbah Prayogi Sesepuh Polda Jatim masih Aktip. Juga Turunan Gajahmada dari Sumatra orangnya Tinggi besar menakutkan Ketika melihat Tongkat langsung Keraohan Roh Gajahmada,minta sirih dan marah-marah atas ditutupnya Pura.[saksinya banyak ada fotonya]. Juga Keris Naga Warisan BRAHMARAJA IX [Mbah Gede Ngadri] ketika di foto keluar Naga nya, foto awalnya tidak diketahui, barulah Wartawan Liberty Semar Soewito Mengundang Hyang Suryo Pameran Budaya Majapahit menyambut tahun Mistik 2000, meminta kalau ada foto kuno Hyang Suryo akan dimuat Majalah Liberty ketika melihat foto itu langsung Geblak keraohan sambil nuding-nuding foto, baru ketahuan Hyang suryo megang Keris belum dihunus tapi ada Naga Bermahkota keluar dari Keris memang berupa asap Dupa tapi bila diperhatikan berbentuk Naga pakai Mahkota, Pameran Budaya 2006 di Hotel Satelit menyongsong Mistik 2000.[ Om Hongci memegang sendiri Keris ditempelkan Neon, Neon nya hidup orangnya masih ada]Bahkan Keris Hyang Suryo yang nyuci tukang cuci Kerisnya Bung Karno di Pameran Mistik 2000, Inilah sebuah Cerita Aneh Tapi Nyata dan Foto Keris Keluar Naga ada di Puri Gading Jimbaran bisa disaksikan setiap saat [asalnya foto kecil kuno, kini diperbesar] jadi Bukti sebuah Keris ada Roh nya yang hanya Orang tertentu yang percaya, kalau kena Aliran Arab dibilang Musrik dan Arab tidak produksi Keris. Brahmaraja generasi IX Meninggal Dunia 1956, Didahului Bapak Hyang Suryo meninggal Mei 1956 Generasi X, Hyang Suryo Generasi XI, Satu-satu yang Ngelakoni dan Melestarikan dengan gigih Ular-Ular Kakek dan Orang Tuanya serta Leluhurnya. Satu-Satunya yang diandalkan Keluarga Besar Majapahit yang bisa melestarikan Adat, kebetulan masa kecilnya berada di Bali [1956] mempelajari Majapahit sebelum Hindu Lahir. Inilah sedikit Sejarah Brahmaraja, Saudara Mbah Gede Ngadri ada 12 Orang diantaranya Dalang Ruwatan Surakarta/Solo Mbah Koencoro bila Ngewayang Cakra Kresna dari Kulit dilempar bisa Nancap di Pendopo Orang-Orang disuru nyabut tidak bisa, lha dengan enak Beliau mencabut sendiri,[Terakhir mendalang di Pasuruan ditanggap Bupati Sutran] Dalang ini meninggal Dunia 1980 an. Salah satu Saudara Mbah Gede kalau tidak salah di Surabaya, tentu banyak keturunannya, tapi sudah hidup sendiri-sendiri dikota besar tentunya sangat minim pelajaran budayanya yang memang kurang disenangi Agama mayoritas. Ambil contoh Bung Karno Penggali Pancasila Pendiri R.I Pengikut nya di tumpas sampai akarnya, dan Mati dalam status tahanan R.I yang didirikan, ironis, Bahkan Ajaran nya dilarang Pemerintah Orba, Sampai Buku Tan Koen Swie pun dilarang,tapi semua itu tentu ada akhir nya. Ternyata Buku Ramalan Sabdopalon, Joyoboyo sangat Ampuh dan terbukti kebenarannya, biarpun Arab tidak percaya, malah di TV Orang arab ditangkap sebagai pendana Teroris, ironis.Kisah Nyata ini akan diungkap terus menerus agar generasi muda bangga pada Bangsanya, Tanah Airnya, Budayanya, Ilmunya dll milik Leluhur sendiri bukan import. Untung di Bali Tidak sempat dihancurkan Kerajaan Islam Demak, Bali lestari, hingga ada bukti duplikat Pelinggih Brahmaraja/Brahma Wisesa/Hyang Wisesa/Jayasaba ada di Besakih juga Permaisurinya [diceritakan di Blog lain] oleh GRP. Noko Prawiradipura. Masih banyak dikumpulkan cerita dari saksi hidup, diantaranya Para Juru Kunci Makam Keramat daerah Ngadri masih Kenal Mbah Gede yang teman dekat Mbah Jugo, Mbah Gede adalah yang Mbabat desa Samben, dulu bersama Macunnaga Orang Jepang Mbah Gede nanam Sayur dan pohon Kapas untuk Export, Ketika Jepang masuk Pasukan Payungnya mendarat di Samben Utara Blitar,melihat tanaman sawi yang berhuruf jepang, kode Macun naga untuk pesawat Jepang, belanda tidak tahu, konsentrasi diarahkan ke Pelabuhan Tanjung Perak dikira Belanda Jepang datang pakai Kapal laut, ternyata mendarat di Selatan pakai Payung terjun dari pesawat, Ketika Jaman Jepang Macun naga sudah berseragam Militer Jepang, ternyata Beliau Pasukan Jepang Yang disusupkan dan menjadi sahabat Mbah Gede Kakeknya Hyang Suryo, belakangan Mbah Gede Kasir di Hotel Yamato yang di Mortir Soepriyadi Tentara PETA Blitar, Mbah Gede aman-aman saja hingga 1956 meninggal dengan tenang di Blitar. Putra Mbah Gede Pertama Bapak nya Hyang Suryo, Ada anak Perempuan di Kadiri Daerah Tan Koen Swie, ada Lagi di Surabaya !930 agen / Diler Mobil Pakar di Alun-Alun Tjontong, Hingga kini Turunan nya berkecimpung di Automotip Bahkan Cucu nya bersama Mr. Honda pernah ke Puri Gading Beliau Direktur Mobil Honda Jawa Timur dan Bali. Ada yang menetap di London kawin sama Orang Inggris, ada di Australi pilot Pesawat Tempur, dan Amerika. Keluarga besar Majapahit tersebar seluruh Dunia bukan Brahmaraja saja tentu Keluarga Lain yang dicatat masing-masing keluarga silsilahnya, ya kalau Arab tidak di catat silsilahnya kecuali Nabi Muhamad itu pun masa mudanya tidak jelas, Bahkan di Nanking ada Makam Muhammad, mangkanya Beliau memerintahkan Tuntutlah ilmu ke Negri Cina, mungkin beliau ikut Pamannya Berdagang Karpet ke Cina dan melihat Kehebatan Cina hingga menganjurkan Orang menuntut ilmu ke Cina [Hyang Suryo pun terpengaruh lalu pergi ke Cina] tapi Orang Jawa tidak memperhatikan malah cukup ke Arab naik haji, bahkan anti Cina karena Beda Agama,[1998 Orang Cina banyak dibunuh dan diperkosa] Untung Bali dengan Cina Rukun sebab kalau Orang Bali Odalan masih pakai Uang Leluhur dari Cina, memang kita satu Trah Bangsa Indocina dimana Fosil Pithecan Tropos erectus Homoneanderthalensis Trinil/Solo sama denan Peking/Beijing China Fakta Tak terbantahkan, sedang Leluhur Arab kan Lain? tidak makan beras [Maap ukuran Kemaluan saja beda Orang Arab sangat Panjang, sedang kita dengan Cina sama] Karena beda Agama satu turunan saling tumpas contoh: 1965 Orang yang tidak ke mesjit di cap PKI dan di bunuh sampai bayi nya, padahal saudara sendiri arab nya lalu menguasai Tanah Jawa subur makmur, negara nya Padang Pasir Kering, buktinya Teroris dibiayai Arab ditangkap Polisi [Siaran TV], Arab sedikit tapi punya Pasukan Orang jawa yang otak arab, contoh Karyono Orang Jawa Nyerbu, ngebom Pura Majapahit tempat Leluhur Orang Jawa dan Bali hingga Camat Trowulan yang Lulusan Unuversitas Airlangga ikut nutup ngelarang mengupacarai Leluhur sendiri, sampai Struk 3 tahun dirumah sakit dan tewas dikubur di Mojokerto Tanah Majapahit bukan Arab. [Bersambung]
Ingin Partisipasi Komentar