Sebuah Peristiwa aneh terjadi Waktu itu Keluarga Putranata Pemilik Hotel Lake view tempat Nyejer Pusaka Majapahit Pertama di Bali mengadakan Odalan Besar Hyang Surya dan Rombongan dari Jawa di Undang dari Jawa Kiyai Machandi Wahyudi, Cunpe, Titi dll, Upacara Odalan Diruangan besar dan Keluarga Putranata, Ibunya sudah berada di tempat itu dan tidak boleh meninggalkan, Kalau tata cara nya bisa ditanyakan Putranata atau keluarganya di Kintamani, Saat itu Puluhan Guru / Mangku / Sulinggih didepannya ada dulang yang keluar Asap nya bila ada Orang Kerauhan Lalu Puluhan Sulinggih ini menguji benar Tidaknya, Tiba Tiba Ibunya Putranata Kerauhan Menyebut dirinya RATU MAS MAGELUNG Leluhur Hyang Suryo, Lalu di Uji Puluhan Sulinggih Berteriak " RATU MAS MAGELUUUUNG" jadi sah lah Kerauhan itu dan Bhatari diakui Tedun, Kemudian Kakak Perempuan Putranata Kerauhan BHATARA SIWA, di uji lagi ditanyakan siapa yang Turun? beberapa saat Para Sulinggih teriak "BHATARA SIWAAAA" yang aneh Hyang Suryo duduk dipojok belakang ujung kanan yang keraohan di depan Orang Penuh tidak bisa saling melihat Yang keraohan Bhatara Siwa memanggil manggil "Siwa Surya....Siwa Surya... dan Matanya memandang Hyang Suryo melambai lambai disuruh mendekat ada Gadis Kecil didepan Hyang Suryo Waktu itu ikut Kerauhan berkata "Siwa Surya...Siwa Surya.." Gadis ini memegang megang Kalung Hyang Suryo yang bergambar Bhatari Siwa Parwati, Akhirnya Hyang Suryo mendekat yang Keraohan tapi rupanya sudah tidak kuat, mata nya terpejam membuat kode kepalanya ditempelkan kedua Tangannya kode menyuruh Hyang Suryo Menginap / Tidur di sana, Akhirnya Wanita itu tak sadarkan diri, Menurut Putranata, Belum pernah sejak Beliau Mengikuti Odalan ada Bhatara Siwa Turun "Baru kali ini dan saya heran" Kata Pemilik Hotel Lakeview ini serius, "Ini Bhatara Siwa menyuruh menginap bagaimana?" tanya Putranata, Karena Waktu itu masih Nyejer Pusaka di Art Center Hyang Suryo dan Rombongan tidak bisa menginap. Terpaksa turun ke Denpasar. Demikian ini peristiwa Aneh disaksikan Ribuan Orang, bahkan saksi dari Jawa ada yang hadir, karena membantu menjaga "Nyejer Pusaka" di Art Center" Ini bukan bukan mengada ada tapi suatu peristiwa langka yang patut di publikasi dan bisa ditanyakan Para Saksi Detail upacara kepada Bapak Putranata Spar di Hotel Lakeview kejadian ini, karena Menyangkut Bhatara Siwa dan katanya belum pernah kejadian sebelumnya, Memang waktu itu Pusaka Pusaka Majapahit untuk pertama kalinya Nyejer di Tempat Putranata, Cara Pengujian Bhatara yang Tedun menurut pandangan saksi pihak Hyang Suryo, Ketika Orang Kerauhan seperti menyebut Bhatara Siwa, Kemudian seorang Sulinggih Wanita Tua bertanya Pada puluhan Sulinggih yang masing masing didepannya ada Dulang berisi Api lalu Puluhan Sulinggih / Guru / Prndeta dan apapun istilahnya Mereka semua Koor / bersama sama berteriak "BHATARA SIWAAAA" sambil para Sulinggih ini memakan Api di Dulang dihadapannya maka dipidatokan bahwa Bhatara Siwa Sah telah Turun, inilah keanehan Yang Katanya Baru pertamakalinya terjadi Bhatara Siwa Turun, saksi dari Jawa tentunya tidak mengerti hanya sering melihat pengunjung Kerauhan Bahasa Cina, Jawa Kuno dll dan mereka pun dari Jawa tidak mengerti Bhatara Siwa itu siapa. karena 500 tahun di jawa tidak mengerti Dewa, Tapi jelas yang turun Bhatara Siwa untuk Bali dan Hyang Suryo Pribadi ini suatu krjadian Langka, dan Anugrah Luar biasa sampai Bhatara Siwa Turun, hanya waktu itu Odalan jadi Hyang Suryo tidak berani Gegabah lebih jauh bertanya karena Puluhan Sulinggih / Guru / Pendeta Bali Mula dengan Makan Api mengakui Bhatara Siwa Turun jadi bukan satu Sulinggih tapi Puluhan Sulinggih, mereka tidak satupun ada yang menolak atau berkata lain sambil makan Api dan Posisi Trans Berteriak "BHATARA SIWAAAA" Dalam Istilah Raja Raja yang pernah memerintah Gelar Bhatara Siwa adalah Ken Arok, Prabu Kertanegara lainnya Wisnu. kita jangan terlalu Ke Bhatara Siwa Tertinggi tapi marilah ke Leluhur dulu, Tapi Kami mohon Ampun juga kepada Beliau Siapapun yang Turun ini sekedar menangkal orang yang mempertanyakan, tentunya banyak yang tidak percaya apalagi yang percaya Dewa hanya beberapa permil Penduduk Indonesia, Kepada Para Sulinggih / Ida Pedanda / Pakar Pakar Bali silahkan membahas ini, kami terbuka atas ketidak pengertian kami, Pura Leluhur di Trowulan sudah dilecehkan bahkan di serbu , di Bom juga ditutup Muspika, jadi kami Pura Majapahit hanya di anggap sampah, tapi kami tetap berjuang yakin dan percaya bahwa Leluhur Kami ada dengan Bukti ini, Bahkan Bhatara Wisnu di GWK pun di lecehkan mau digusur, jadi Kami pihak Penyungsung Pura Leluhur Majapahit memberi Kesempatan terbuka membahas ini, karena Peristiwa Langka ini disaksikan Ribuan Orang di Kintamani Batur Bali Mula yang mengundang Pura Majapahit Trowulan Pertama Kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit, semoga di Hari Galungan ini membawa Kerahayuan kok kami ingat dan ingin Mempublikasikan Peristwa ini,- "MOHON MAAF KEPADA PARA BHATARA BHATARI JUNJUNGAN KAMI YANG DILECEHKAN DI NEGRI INI, SEKALI LAGI KAMI MOHON AMPUN ATAS KELANCANGAN KAMI MEMPUBLIKASIKAN INI, TAPI INI DEMI PEMBELAAN KAMI PADAMU YANG SELALU DI LECEHKAN TURUNNANMU YANG BERGANTI AGAMA TIDAK PERCAYA PADA MU LAGI, SEKALI LAGI MOHOM AMPUN SEMOGA SEGELINTIR ORANG BALI YANG MASIH PERCAYA PADAMU TERBUKA MATANYA, JUGA DUNIA BISA MEMBUKA MATA BAHWA PARA BHATARI BHATARI PEMILIK NUSANTARA MASIH ADA YANG BERJUANG MELINGGIHKANMU, KAMI BERJUANG TULUS DAN IKLAS DAN KAMI SIAP MATI MEMBELAMU, INILAH JANJI SAYA PRIBADI KALAU KAMI BERARTI BANYAK IYA KALAU MAU MEMBELAMU SAYA YANG BERJANJI MAAFKAN MENGGUNAKAN NAMA BESAR MU TAPI SAYA ADALAH GENERASI KE XI DAN TIDAK AKAN INGKAR PADAMU saya : SRI WILATIKTA BRAHMARAJA XI berilah Kerahayuan yang percaya dan membelamu, berilah Ampunan kepada yang melecehkan dan tidak mempercayaimu, mungkin mereka belum sadar apa yang diperbuatnya salah atau benar. HONG WILAHENG AWIGNAMASTHU NAMASIDHAM LUPUTA SARAK LAN SANDHI LUPUTA DENDANE TAWANG TOWANG JAGAD DEWA BHATARA HYANG JAGAD PRAMUDITYA BHUWANA LANGGENG," silahkan berkomentar apapun akan kami terima dengan tulus iklas baik yang senang maupun yang tidak senang kepada kami semua nya silahkan mau menghina, mau apapun silahkan kami terima dengan dada lapang, sebab hinaan, cercaan, argumen buruk, tuduhan busuk, dan apapun sampai yang terendah sudah kami alami, Junjungan, Pujian, setinggi langit juga kami sudah alami semua tidak membuat Bangga maupun Hina Diantara Orang Kecil kami terkecil sampai dihina Rumah di tutup dilarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk apapun, Teroris saja bengkelnya buka, keluarganya bebas, pengebomnya cengengesan, tapi diantara Orang Besar Kami Bangga sebagai Sri Wilatikta Brahmaraja XI dan kami percaya Leluhur kami Terbesar yang pernah menyatukan Nusantara, Namapun bukan untuk pamer tapi membuktikan kalau Majapahit masih ADA dan NYATA,-sekali lagi silahkan mau berkata apapun percayalah kami akan tetap tertawa dihati, mohon maaf mungkin nanti yang tidak terima Leluhur Kami, Orang Orang Kami yang Emosi seperti Penyungsung bawa Pretima, Kepada Amplik Ketua PHDI Kuta Selatan Penyungsung akan membuktikan Odalan nanti 2 November agar tidak melanggar peraturan Hindu Trimakasih Atas pengakuannya, Tuduhan tidak memakai Adat Hindu dan Nyukat genah dan Caru ini justru sebuah pengakuan kepada Pura Majapahit GWK karena kami melaksanakan semua itu, dengan adanya Tuduhan itu berarti PHDI Kuta Selatan telah Mengakui Pura Majapahit GWK, maafkan para Umat yang Emosi dan Marah kapada PHDI, bukankah Prof. Drs. Subagiasta dari PHDI juga mengakui dalam Darmawacananya waktu Ngenteg Linggih Pura Ibu Majapahit Jimbaran sebagai Stana Lingga Yoni? juga Waktu Odalan kedua Dan Peresmian "Kebangkitan Siwa Buda" ada dari PHDI Pidato mengakui waktu itu lupa namanya, fotonya ada mungkin Rektor Universitas Mahendradata mengetahui? kutipan pidatonya "Ketika saya di jawa, akan ke Candi, saya ditanya Bapak mau kekuburan ya?...."[ada VCD nya kalau tak salah] Om santi ..santi..santi Om,- Untuk Odalan Pura Majapahit GWK nanti 2 November 2009 jam 19.00 sedang Mendak Pretima Bhatara Wisnu di Puri Gading untuk di Stanakan di Pura Majapahit GWK 1 November 2009 jam 16.00 sore Kepada Para Penyungsung yang Percaya yang sudah tulus iklas sudah maturan Ngayah kami tidak bisa mengucapkan kata kata "Ida Bhatara Wisnulah Yang berhak menilai dan memberikan Anugrahnya "