Di Bandara Ngurah Rai Bali Sekelompok orang berpakaian Adat Bali membawa Tedung / Payung Kebesaran Sesaji dll, Tampak GRP Nokoprawiro sedang mencari Tahu dimana Pesawat Garuda mendarat serta pintu mana penumpang Keluar, Juga disisi Lain Tampak pula Gusti Arya Sentanu dan rombongan ikut menyambut ditangannya tampak memegang Kalung untaian Bunga, GRP Noko kemudian mengomando agar Para Rombongan menuju Pintu Kedatangan, Benar Seorang Pria Berbaju Merah begambar Naga dan Burung Merak [Lung-Fung] mengenakan Udeng Merah pula melangkah keluar Pintu kedatangan membawa Tas ber merk Ngurah Rai Promosi Bandara Bali warna hijau, dengan sigap Lakon kerabat Bendesa Adat Jimbaran merebut Tas dari tangan Pria Paruh baya itu, dan di amankan..
Dengan iringan Bale Ganjur yang rancak Gusti Arya Senatanu Raja Kali Bukbuk Buleleng mengalungkan Bunga keleher Pria berbaju Merah dan Udeng Merah yang tak lain Sri Wilatikta Brahmaraja XI Raja Abiseka Majapahit Masa kini, dilanjutkan acara penyambutan seperangkat Sesaji di geber di Depan Kaki Sang Raja Majapahit kemudian Mangku duduk membaca Doa sambil membunyikan Bajra, tak lama Sang Mangku memecahkan Kelapa, Barulah Raja Abiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang baru tiba dari Trowulan dipersilahkan jalan melangkahi Sesaji sambil diiring Bale Ganjur ber talu-talu dan didampingi Gusti Arya Sentanu dan GRP Nokoprawira serta rombongan lainnya, menuju keluar Area Kedatangan, jalan tertutup pun Palangnya di buka agar Sang Raja majapahit bisa lewat kemudian Sebuah mobil berhenti Satpam GWK Suwada membukakan pintu mobil menyilahkan Keturunan XI Brahmaraja Wisesa ini naik keatas mobil yang disopiri Jero Gede Susila Empu Dalem Tarukan dari Tirtagangga meluncur menuju Puri Surya Majapahit Bali, Ada apa gerangan Raja majapahit datang secara resmi di Bali? Ternyata Beliau diundang Resmi untuk menerima Tanah untuk Pura Majapahit di Buleleng dimana Gusti Arya Sentanu menghadiahkan Tanah untuk Puri Surya Majapahit untuk Stana Bhatara Budha di situs Bekas Kerajaan Budha abad 4 dimana di Situs ini banyak di temukan Peninggalan Budha yang diperkirakan abad 4 / 400 M sudah ada. Suasana Puri Surya Majapahit Jimbaran benar benar meriah semua berkumpul menyambut Brahmaraja XI yang juga terkenal dengan nama Hyang Surya Wilatikta yang Pura / Puro / Keraton nya di Trowulan diserbu dan di BOM Imam Karyono dan kelompoknya, dimana Camat Trowulan akhirnya Menutup Pura dengan tempelan Surat "DILARANG RITUAL DAN KEGIATAN DALAM BENTUK APAPUN" demikian Hebat nya Raja Majapahit ini sampai demikian Takut nya Orang Islam atas kegiatannya, Sampai MUSPIKA pun menutup rumahnya, Apa Kegiatan Hyang Suryo yang berabiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI ini? Ternyata Rumah /Pura /Puri Puro terlalu banyak Orang ingin bisa bertemu, hari ini 5-11-2009 Ir Tedi dan Keluarga Besar Mantan MENHANKAM PANGAB Jendral M Panggabean juga sedang menunggu bertemu Beliau dan ikut Acara Nyineb Pratima Prabu Airlangga di GWK yang mau bikin Acara di GWK. Jadi dimana Beliau berada Pasti tempat itu Ramai di kunjungi tarmasuk Trowulan Tamu sampai Bis Bisan, Bahkan khusus Rombongan Bali bisa 76 Bis [Pura Rambut Siwi, dan Majapahit Negara 62 Bis] bila ke Pura Beliau Trowulan, Waktu itu Beliau Sudah Madeg Pandito di Trowulan dan ketahuan Orang, Beliau Berada di Utara Segaran bekas Rumah Pendeta Brahmaraja Zaman Prabu Hayam Wuruk, padahal Beliau ingin hidup Tenang, Juga biasanya Beliau di Pura Keprabon / Pura Wilatikta Karang Pilang Gunung Kendeng, mungkin disana sudah tidak bisa tenang dengan banyaknya Tamu, Juga Beliau sering di Gunung Sari tampat piring Van Deler eristirahat, Atau di Hotel di Jakarta, Jogja, Solo, Bandung, Singapura, Hongkong, China dll di trowulan ini rupanya Raja Abiseka Majapahit Sri Wilatikta ini lebih Kerasan, dimana depan Pura ada terbentang SEGARAN Kolam Peninggalan Majapahit dimana tengah Kolam itu dahulunya Bale Kambang atau Rumah Raja Leluhur nya, yang di China Beijing juga sama ada Rumah Raja dikelilingi Air yaitu "BI HAY" istana Air Aisin Yek Lo The Last Emperor.Jadi karena Beliau tempat tinggal nya di ketahui maka ramailah Orang berkunjung ingin bertemu, padahal kadang Orang belum kenal bertemu Beliau tidak ngaku kalau dirinya yang dicari, malah pendampingnya yang menemui, termasuk RM Tjokrohadiningrat, Romo Sampurnaning Jagad Prambanan, Romo Bagong, Mbah Tedjo Suhu Sing, Suhu Cing , Raden Sisworo dll yang berpenampilan Jenggotan rambut Putih memenuhi Syarat disebut EYANG atau Orang yang dituakan, Jadi Rumahnya selalu ramai dikunjungi Pengagum, Pencinta, juga orang yang pingin tahu saja. Apalagi tiap hari Baik Majapahit Banyak Orang datang Upacara., yang cukup di Kenal dimana ada raja disitu ada Leluhur nya, Raja Islam ada Masjit nya, Umumnya Rumah Raja Majapahit pasti Ada Tempat Leluhur Berupa Candi dan Meru Majapahit atau di Bali pasti punya Mrajan / Pure Agung, Karena Sulit mencari Tempat Leluhur yang benar di luaran karena Orang Buta [dibuat buta] adat Majapahit, maka tumpuan harapan akhirnya kepada Raja nya, contoh Peti / Kotak biasa disitu ada Ratu Tawon, maka penuhlah Peti / Kotak itu Tawon Tawon berdatangan bawa Madu ini Ratu Orang jadi Orang bukan tawon yang mimpi ingin punya Ratu berbondong bondong datang bawa Makanan, Sesaji, TV dll, inilah membuat Imam Karyono Panas dan geram 500 tahun yang lalu Majapahit sudah di TUMPAS rakyat nya dibantai hingga lari ke Pegunungan dan Bali, kok sekarang dengan enak pulang Trowulan yang sudah milik Islam dan jangan sampai Majapahit Bangkit lagi Adat nya yang Kafir, apalagi Setelah Beliau menetap dan pasti bisa di Temui, Tamu Ramai sampai Touris ingin bertemu, membuat Warung Ramai yang buka, Parkiran, Kamar mandi umum dll yang tambah membuat iri orang Dengki yang tidak senang orang lain gembira itulah Imam Karyono, KH Nurhadi Ketua Fraksi PKB anggota DPRD Mojokerto, Khoirul Huda Guru SMP Islam Ketua GP Ansor yang tinggal di Nglinguk nyambi jualan Bensin Eceran, Dia mulai Iri tiap hari keliling mendatangi Pura mempengaruhi Tetengga, bahkan Bikin Surat dan Penduduk di paksa Tanda Tangan untu tidak menyetujui Pura Hindu, dan menuduh Hyang Suryo menyebarkan Hindu di Trowulan, Apalagi saat itu Kolonel AU Agung Poerbodjagad Orang Bali berhasil Rumahnya dan tempat Ibadah Hindu nya berhasil Di HANCUR kan awal 2000 ,Sang Kolonel Tewas dan di kuburkan di Bong / Makam China, Keluarganya belum mengambil Layon Beliau untuk di Aben, Lebih Lebih Natal 2000 Gereja Gereja pun di Mojokerto habis di BOM maka habislah simbol KAFIR, tinggal Rumah Brahmaraja XI atau Hyang Suryo yang aneh sendiri yaitu ada Kuri Agung Tumpang 3 , Ada Bale Kukul nya, Maru Leluhur dll atribut Majapahit yang sangat dibenci Islam Arab, dan harus dhancurkan seperti 500 tahun yang lalu. Jadi akhirnya Mulailah Rekayasa bagaimana menghancurkan Rumah Brahmaraja XI ini, Dari Menyeret Mangku Bali yang datang, Mengintimidasi Pengunjung, Menyerbu Pura mau menghancurkan, Mem BOM secara terang terangan dengan mengancam dan menyuruh tetangga mengungsi dll dsb dst, akhirlah di Tutup dengan dalih SKB, Hartawan Pegawai Purbakala ngukur ngukur RUMAH Hyang Suryo untuk dikenakan Zone seperti Kolonel Agung, Hartawan anehnya langsung tewas di ukurkan tanah untuk kuburannya Cerita Djoko Umbaran rekan sekantor, Yang nge BOM disambar Petir cerita Djoko dari BUDPAR, Camat yang nutup juga tewas setelah STRUK 3 tahun kalau ini semua Orang Trowulan tahu,, Akhirnya Brahmaraja di Undang ke Bali, di GWK diberi Tempat,Di Puri Pide Buleleng dengan Kuri / Gapura / Pintu Candi Bentar Termegah untuk tempat tinggal, Juga di Bantang Banua diberi Rumah yang sekarang jadi Pura Majapahit, Pameran Pusaka Majapahit di Musium Hingga Terwujut Ganesa Tertinggi di Dunia menyalip GWK, Kini Buleleng maju banyak Kapal Layar dari Seluruh Dunia mampir di Ganesa sekaligus nginap di Hotel Ganesa bernama Melka, Dan kini Gusti Arya Sentanu Kerabat Majapahit yang sejak 666 tahun silam di Bali kembali menghadiahkan Tanah yang gambar nya Rencana ditampilkan . Hingga sekarang pun masih banyak Tamu berkumpul di Puri Surya Majapahit untuk Acara "NYINEB" Pratima Prabu Airlangga yang Odalan di GWK, Tamu tamu ini ditemui GRP Nokoprawiro , Jero Gede Susila dll {Drs. Komang Artanegara SE}
Dengan iringan Bale Ganjur yang rancak Gusti Arya Senatanu Raja Kali Bukbuk Buleleng mengalungkan Bunga keleher Pria berbaju Merah dan Udeng Merah yang tak lain Sri Wilatikta Brahmaraja XI Raja Abiseka Majapahit Masa kini, dilanjutkan acara penyambutan seperangkat Sesaji di geber di Depan Kaki Sang Raja Majapahit kemudian Mangku duduk membaca Doa sambil membunyikan Bajra, tak lama Sang Mangku memecahkan Kelapa, Barulah Raja Abiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang baru tiba dari Trowulan dipersilahkan jalan melangkahi Sesaji sambil diiring Bale Ganjur ber talu-talu dan didampingi Gusti Arya Sentanu dan GRP Nokoprawira serta rombongan lainnya, menuju keluar Area Kedatangan, jalan tertutup pun Palangnya di buka agar Sang Raja majapahit bisa lewat kemudian Sebuah mobil berhenti Satpam GWK Suwada membukakan pintu mobil menyilahkan Keturunan XI Brahmaraja Wisesa ini naik keatas mobil yang disopiri Jero Gede Susila Empu Dalem Tarukan dari Tirtagangga meluncur menuju Puri Surya Majapahit Bali, Ada apa gerangan Raja majapahit datang secara resmi di Bali? Ternyata Beliau diundang Resmi untuk menerima Tanah untuk Pura Majapahit di Buleleng dimana Gusti Arya Sentanu menghadiahkan Tanah untuk Puri Surya Majapahit untuk Stana Bhatara Budha di situs Bekas Kerajaan Budha abad 4 dimana di Situs ini banyak di temukan Peninggalan Budha yang diperkirakan abad 4 / 400 M sudah ada. Suasana Puri Surya Majapahit Jimbaran benar benar meriah semua berkumpul menyambut Brahmaraja XI yang juga terkenal dengan nama Hyang Surya Wilatikta yang Pura / Puro / Keraton nya di Trowulan diserbu dan di BOM Imam Karyono dan kelompoknya, dimana Camat Trowulan akhirnya Menutup Pura dengan tempelan Surat "DILARANG RITUAL DAN KEGIATAN DALAM BENTUK APAPUN" demikian Hebat nya Raja Majapahit ini sampai demikian Takut nya Orang Islam atas kegiatannya, Sampai MUSPIKA pun menutup rumahnya, Apa Kegiatan Hyang Suryo yang berabiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI ini? Ternyata Rumah /Pura /Puri Puro terlalu banyak Orang ingin bisa bertemu, hari ini 5-11-2009 Ir Tedi dan Keluarga Besar Mantan MENHANKAM PANGAB Jendral M Panggabean juga sedang menunggu bertemu Beliau dan ikut Acara Nyineb Pratima Prabu Airlangga di GWK yang mau bikin Acara di GWK. Jadi dimana Beliau berada Pasti tempat itu Ramai di kunjungi tarmasuk Trowulan Tamu sampai Bis Bisan, Bahkan khusus Rombongan Bali bisa 76 Bis [Pura Rambut Siwi, dan Majapahit Negara 62 Bis] bila ke Pura Beliau Trowulan, Waktu itu Beliau Sudah Madeg Pandito di Trowulan dan ketahuan Orang, Beliau Berada di Utara Segaran bekas Rumah Pendeta Brahmaraja Zaman Prabu Hayam Wuruk, padahal Beliau ingin hidup Tenang, Juga biasanya Beliau di Pura Keprabon / Pura Wilatikta Karang Pilang Gunung Kendeng, mungkin disana sudah tidak bisa tenang dengan banyaknya Tamu, Juga Beliau sering di Gunung Sari tampat piring Van Deler eristirahat, Atau di Hotel di Jakarta, Jogja, Solo, Bandung, Singapura, Hongkong, China dll di trowulan ini rupanya Raja Abiseka Majapahit Sri Wilatikta ini lebih Kerasan, dimana depan Pura ada terbentang SEGARAN Kolam Peninggalan Majapahit dimana tengah Kolam itu dahulunya Bale Kambang atau Rumah Raja Leluhur nya, yang di China Beijing juga sama ada Rumah Raja dikelilingi Air yaitu "BI HAY" istana Air Aisin Yek Lo The Last Emperor.Jadi karena Beliau tempat tinggal nya di ketahui maka ramailah Orang berkunjung ingin bertemu, padahal kadang Orang belum kenal bertemu Beliau tidak ngaku kalau dirinya yang dicari, malah pendampingnya yang menemui, termasuk RM Tjokrohadiningrat, Romo Sampurnaning Jagad Prambanan, Romo Bagong, Mbah Tedjo Suhu Sing, Suhu Cing , Raden Sisworo dll yang berpenampilan Jenggotan rambut Putih memenuhi Syarat disebut EYANG atau Orang yang dituakan, Jadi Rumahnya selalu ramai dikunjungi Pengagum, Pencinta, juga orang yang pingin tahu saja. Apalagi tiap hari Baik Majapahit Banyak Orang datang Upacara., yang cukup di Kenal dimana ada raja disitu ada Leluhur nya, Raja Islam ada Masjit nya, Umumnya Rumah Raja Majapahit pasti Ada Tempat Leluhur Berupa Candi dan Meru Majapahit atau di Bali pasti punya Mrajan / Pure Agung, Karena Sulit mencari Tempat Leluhur yang benar di luaran karena Orang Buta [dibuat buta] adat Majapahit, maka tumpuan harapan akhirnya kepada Raja nya, contoh Peti / Kotak biasa disitu ada Ratu Tawon, maka penuhlah Peti / Kotak itu Tawon Tawon berdatangan bawa Madu ini Ratu Orang jadi Orang bukan tawon yang mimpi ingin punya Ratu berbondong bondong datang bawa Makanan, Sesaji, TV dll, inilah membuat Imam Karyono Panas dan geram 500 tahun yang lalu Majapahit sudah di TUMPAS rakyat nya dibantai hingga lari ke Pegunungan dan Bali, kok sekarang dengan enak pulang Trowulan yang sudah milik Islam dan jangan sampai Majapahit Bangkit lagi Adat nya yang Kafir, apalagi Setelah Beliau menetap dan pasti bisa di Temui, Tamu Ramai sampai Touris ingin bertemu, membuat Warung Ramai yang buka, Parkiran, Kamar mandi umum dll yang tambah membuat iri orang Dengki yang tidak senang orang lain gembira itulah Imam Karyono, KH Nurhadi Ketua Fraksi PKB anggota DPRD Mojokerto, Khoirul Huda Guru SMP Islam Ketua GP Ansor yang tinggal di Nglinguk nyambi jualan Bensin Eceran, Dia mulai Iri tiap hari keliling mendatangi Pura mempengaruhi Tetengga, bahkan Bikin Surat dan Penduduk di paksa Tanda Tangan untu tidak menyetujui Pura Hindu, dan menuduh Hyang Suryo menyebarkan Hindu di Trowulan, Apalagi saat itu Kolonel AU Agung Poerbodjagad Orang Bali berhasil Rumahnya dan tempat Ibadah Hindu nya berhasil Di HANCUR kan awal 2000 ,Sang Kolonel Tewas dan di kuburkan di Bong / Makam China, Keluarganya belum mengambil Layon Beliau untuk di Aben, Lebih Lebih Natal 2000 Gereja Gereja pun di Mojokerto habis di BOM maka habislah simbol KAFIR, tinggal Rumah Brahmaraja XI atau Hyang Suryo yang aneh sendiri yaitu ada Kuri Agung Tumpang 3 , Ada Bale Kukul nya, Maru Leluhur dll atribut Majapahit yang sangat dibenci Islam Arab, dan harus dhancurkan seperti 500 tahun yang lalu. Jadi akhirnya Mulailah Rekayasa bagaimana menghancurkan Rumah Brahmaraja XI ini, Dari Menyeret Mangku Bali yang datang, Mengintimidasi Pengunjung, Menyerbu Pura mau menghancurkan, Mem BOM secara terang terangan dengan mengancam dan menyuruh tetangga mengungsi dll dsb dst, akhirlah di Tutup dengan dalih SKB, Hartawan Pegawai Purbakala ngukur ngukur RUMAH Hyang Suryo untuk dikenakan Zone seperti Kolonel Agung, Hartawan anehnya langsung tewas di ukurkan tanah untuk kuburannya Cerita Djoko Umbaran rekan sekantor, Yang nge BOM disambar Petir cerita Djoko dari BUDPAR, Camat yang nutup juga tewas setelah STRUK 3 tahun kalau ini semua Orang Trowulan tahu,, Akhirnya Brahmaraja di Undang ke Bali, di GWK diberi Tempat,Di Puri Pide Buleleng dengan Kuri / Gapura / Pintu Candi Bentar Termegah untuk tempat tinggal, Juga di Bantang Banua diberi Rumah yang sekarang jadi Pura Majapahit, Pameran Pusaka Majapahit di Musium Hingga Terwujut Ganesa Tertinggi di Dunia menyalip GWK, Kini Buleleng maju banyak Kapal Layar dari Seluruh Dunia mampir di Ganesa sekaligus nginap di Hotel Ganesa bernama Melka, Dan kini Gusti Arya Sentanu Kerabat Majapahit yang sejak 666 tahun silam di Bali kembali menghadiahkan Tanah yang gambar nya Rencana ditampilkan . Hingga sekarang pun masih banyak Tamu berkumpul di Puri Surya Majapahit untuk Acara "NYINEB" Pratima Prabu Airlangga yang Odalan di GWK, Tamu tamu ini ditemui GRP Nokoprawiro , Jero Gede Susila dll {Drs. Komang Artanegara SE}