Keadaan Pura Ibu Mapahit Jimbaran pagi ini Hujan, setelah beberapa hari suasana Panas menyengat, Hujan adalah Air simbol Bhatara WISNU yang sore ini akan dipendak untuk dilinggihkan di Pelinggihnya di Pura Majapahit Pusat GWK, Suatu pertanda yang cukup menyenangkan Menjelang suasana Kirap Pratima Prabu Airlangga yang dimanifestasikan Bhatara WISNU mengendarai Garuda [GWK], membuktikan diri sudah Turun yaitu Brupa Air simbol Beliau sendiri yang menyiram Tanah diwilayah yang akan Odalan simbol Dewi Sri Istri Beliau sendiri juga untuk Menyirami Boma Putranya sebagai tumbuh tumbuhan agar segar, Suasana pagi pukul 6 ini, masih sepi kelihatan Kadek Moyo, meminpin Tamu dari jawa Pria untuk bersih bersih sisa sisa sampah semalam dimana Pakemitan diadakan, Ibu Ibu dari Jawa pun sudah pada sibuk di dapur umum menyiapkan makan untuk para Tamu, sebagian besar Tamu dari Jawa masih tidur karena baru tidur pukul 4 pagi, di Pendopo Pura Ibu tampak Tumpukan Buah berkotak kotak yang dibawa dari Jawa untuk Gebokan mungkin, Suasana berdebu belakangan ini menjadi basah akibat Guyuran Hujan menambah, bersihnya suasana dan menjoklatkan Tanah / Ibu Pertiwi hingga tidak membuat beterbangannya Debu yang bisa mengotori Wilayah Pura Ibu Majapahit Jimbaran tempat Pratima Prabu Airlangga besemayam Anak anak dibawah Pimpinan Akira sedang latihan Barongsai, belum ada Berita dari GWK mungkin disanapun sedang istirahat atau sedang sibuk,
Juga sebagian Tamu ada yang Makemit di Pura GWK termasuk Para Mangku, Bhiksu dan Spiritualis lainnya, Sang Surya mulai menampakkan Sinar Pagi nya, diiringi Kokok Ayam sahut sahutan, Burung Tekukur pun tak mau kalah ikut menyanyi diselingi Gonggongan Anjing kecil yang bercanda, biarpun Ibunya mesih melingkar pulas diiringi Tabuhan Tambur Barongsai, Memang Prabu Airlangga Hingga Mokswa tidak pernah ke Bali lagi, Hingga Memang Unik Beliau sekarang Pratimanya berada di Bali, bahkan sedang di Patungkan juga di Bali, yang Rencananya Akan Menyaingi Patung Leberty di Amerika, Bersamaan dimulainya Pembuatan Patung GWK, di Trowulan Pura Majapahit Tempat Pelinggih Prabu Airlangga yang termegah di Nusantara, dan yang selalu di ODALI tepat nya 30 September 2001 mirip G 30 S Imam Musala Putri Cempa , Khoirul Huda Guru SMP Islam juga Ketua GP Ansor Trowulan dan Ketua Fraksi PKB Anggota DPRD Mojokerto KH Nurhadi bersama MUSPIKA mulai mengobok ngobok Pura Majapahit yang kebetulan menjelang ada Odalan Yaitu Purnama ketiga yang dianggap membangkitkan Upacara Setan yang sudah ditumpas 500 tahun silam ditambah 1965, Upacara Odalan yang asli adat Majapahit inilah yang membuat Marah dan Geram para Tokoh Islam Arab di Trowulan [Kitab Tan Khoen Swie belum ada yang tahu karena masih dalam larangan terbit dan dibaca] dimana 500 tahun yang lalu Trowulan diserang Raden Patah dan Para Wali [Awal 2009 Kitab Babad Kadhiri ini sudah terbit kembali] dan sangat mengejutkan ternyata Apa yang tertulis dalam kitab babad Kadhiri itu pun menceritakan tentang kejadian Trowulan dan diulangi Orang Islam mirip 500 tahun yang lalu yaitu Serbuan karyono ditambah BOM diakhiri Penutupan oleh Camat yang Camat nya tewas kena Struk akibat numpas adat sendiri,
Jadi mereka tidak mengakui adanya Kemerdekaan 1945 dan Dasar negara Pancasila, ini dibuktikan dari Sejarah setelah Pejuang 1945 berhasil memerdekakan Bangsa ada Pemberontakan Darul Islam, Tentara Islam Indonesia, Permesta dll Islam tetap ingin menguasai Negri ini dengan Sariat Islam dimana Patah yang mengangkat Diri Raja Demak Gagal hanya 75 tahun berkuasa diganti Belanda Kristen 350 tahun dan membebaskan Acara Jawa Kafir karena Kristen pun di sebut Kafir oleh Islam jadi Kafir ketemu Kafir klop bikin Selamatan Nyuguh danyang tapi intern dalam Pabrik Kafir, dan Belanda kalah oleh Jepang Budha 3,5 tahun, Indonesia Maerdeka Bung Karno Presiden RI sempat di Granat, di Bedil, di BOM sangat di benci islam karena tidak mau sariat Islam tapi Pancasila Nasakom ingin menyatukan Asia Afrika tapi adat Arab mana bisa menerima ? dengan saudara kristen pun numpas, Akhirnya ada rekayasa G 30 S yang mana akhirnya Para Pengikut Bung Karno yang belum siap [TV masakini menjelaskan] 1965-1966 ditumpas dengan cap PKI dipanasi Fitnah di Media Cetak dan TVRI, dimana Para Jendral diculik dan kemaluannya dipotong, Matanya di cungkil untuk memanasi agar Orang menumpas PKI yang katanya tidak ber Tuhan dan kejam, Padahal Islam sudah terbukti paling kejam numpas Kristen Genosida dengan Perang Salib nya dan sejarahnya ditutupi malah ngaku Damai katanya dll berita sadistis yang ternyata belakangan Bohong besar, dimana ditemukan VISUM ASLI yang tidak ada pencungkilan mata dan pemotongan Kemaluan, Untung Dokter Pembuat Visum masih Hidup, Beliau ditayangkan di TV disaksikan seluruh Dunia, dengan tangan gemetar dimakan Usur, memegang surat Visum dan untung belum pikun, mengakui sebagai pembuat dan mengakui pula TANDA TANGAN miliknya sendiri di Visum Asli tersebut, Efek nya Film G 30 S PKI dicabut dari peredaran dan dianggap Film Kebohongan Besar, Ini pun karena menganggap Bangsa kita Tolol hingga mau menumpas bangsa sendiri dan kebetulan Islam yang ingin Eksis Menguasai Negri ini pun mengambil kesempatan menumpas selain Islam hingga sukses menumpas Sukarnoiusme yang ber Pancasila diganti Sariat Islam di pedesaan mengepung kota Bung Karno pun ditahan dan tewas dalam setatus masih ditahan oleh RI dan ini digunakan islam untuk memperkuat diri dengan menumpas Orang nya Bung Karno dengan cap PKI bahkan menggantung Gambar Bung Karno pun tak luput penghancuran dan keluarganya di bunuh semua dengan cap Komunis, Padahal Bung Karno pernah mennyebut Komunis Sosialis itu Pendirinya Jesus dan Orang disuru melihat betapa tindak tanduk Jesus adalah sangat Sosialis dan Komunis membela orang kecil dan narimo hingga Paus menganugrahkan Salib kalungnya pada Bung Karno kini malah Komunis dibilang tidak ber Tuhan oleh islam, tapi kita maklum yang Kristen juga ditumpas disebut Kafir dan selain islam memang Kafir hingga Gereja Gereja Besar model Gothe kini jadi Masjit semua di Film Jejak Islam dan Jalur Sutra serta jejak Rasul, di Trowulan pun ada Gerakan Islam arab Ulang yaitu Kelompok Imam Karyono unjuk gigi bahkan Hyang Suryo mau dicap PKI hingga dipanggil di Polres mojokerto Mereka tidak tahu Penipuannya sudah terungkap di TV dan menganggap Orang masih tolol dan memang Tolol betul tambah goblog Katak dalam tempurung pepatah SD nya tapi mereka yang buat membodohkan rakyat yang memang bodoh, padahal Hyang Surya adalah aktif pelestari Budaya Majapahit yang lestari di Bali, bahkan Keluarganya banyak yang diberbagai Segi Pekerjaan termasuk di Pemerintahan, Militer dan Swasta, ahli Hukum, bahkan tersebar di Dunia sesuai ahlinya yang tidak banyak diketahui karena waktu itu kan tidak boleh Primordial, Jadi Hyang Suryo ya Hyang Surya Pribadi bukan Bapak nya, Kakaknya, Kakeknya, Pamannya, atau Pangeran Keraton, Gusti Panembahan dll Hyang Suryo yang Eyang Suryo dengan perjuangan Pribadi dan Kewajiban melihat Para Leluhur Majapahit di Hancurkan, Candi, Punden, Danyang, tempat Keramat yang 1965-1966 tidak boleh di Upacarai karena musrik dari pandangan Islam Arab, Akibat di tumpasnya Orang yang bukan Islam, hingga Hanya Masjit dan Pesantren di Pedesaan yang boleh hidup, Orang pun Takut kalau tidak ber AGAMA / BERTUHAN maka semua akhirnya dengan terpaksa masuk Agama yang disediakan Pemerintah itupun di Pedesaan hanya Islam yang harus di anut kemudian karena takut ini didoktrin Adat Arab dan dibuat Anti Adat sendiri dan diajari Numpas adat sendiri termasuk membunuh pelaksanannya yaitu Orang Musrik penyembah Setan, Lainnya hanya Show untuk di Perkotaan Besar yang memang sejak jaman Belanda ada gereja Katedral, Gereja Peninggalan Belanda yang sudah punya umat sejak Jaman Dahulu tetap bisa hidup dan mereka tidak diculik karena sulit menyalahkan, Hanya Tokoh Militer yang membahayakan saja pada di tahan, supaya Tidak jadi Beking orang yang mau dihilangkan, di pedesaan Gerejapun dibakar dan di tumpas pengikutnya hingga hanya islam yang boleh hidup akhirnya negara terpecah seperti di Arab, Ada Daerah Kristen daerah Kejawen daerah Setan dll, kalau ada kesempatan lha lalu berburu Kepala kristen seperti Ambon dan Poso, Penjarahan, Pengambil Alihan Rumah yang dalih di cap PKI memang lagi ngetren, Sekolah China pada di tutup dan disita Gedungnya, Banyak Guru yang dibunuh dan hilang, juga Orang China banyak yang hilang seperti di Kediri sampai buku Tan Khoen Swie pun dilarang ada Kepres 1966 kalau Tanah Eigendom milik TNI AD, dan akhirnya banyak Makam China di gusur [Jawa Pos],
Di tulung Agung disini banyak yang dibunuh mayatnya dibuang kali Brantas ya ada yang untung dikuburan masal masih bisa disekar oleh keluarganya, saksi hidup pun banyak masih hidup, Blitar Penumpasan sampai 1971 Koran MEMO Kediri memberitakan mulai digali itu kuburan masal dll, kalau rakyat kecil wah itu Sungai Brantas penuh mayat sampai Surabaya, Jalan Raya Karang Pilang hingga Rolak dipinggir Sungai sekitar Gudang dan Pabrik banyak kuburan masal mayat dari Sungai, Dulu Mbah Soemo Polisi Karang Pilang sejak Jaman Belanda, Pak Tawar juga Polisi dibantu RM Rochmat dan Orang Tua di Karang Pilang pada sibuk nguburi mayat, juga Banyak Truk bermuatan Algojo Islam yang mau membunuh dan menculik Warga dimasukkan Komplek KKO Karang pilang hingga Warga sekitar KKO / TNI AL selamat sedang daerah Sepanjang nyebrang Sungai banyak orang dibunuh diangkut Truk yang sopirnya masih hidup tapi belum mau membocorkan dimana Orang Turuk Trukan itu di gorok, tidak seperti daerah yang tidak ada Militernya yang melindungi mereka tewas ditumpas sampai bayinya seperti wilayah Jember Tumpas itu ada saksi Armed dinas di Kencong Jember melihat Ribuan Orang di bunuh dimasukkan Sumur oleh Islam dan saksi ini kini di Cimahi. Hingga Kekuasaan Islam sangat kuat tak tertandingi, sedikit ada yang tidak disenangi ya tumpas,apalagi MUI menyesatkan, Ini termasuk Hyang Suryo yang sudah berusaha tidak pernah nyakiti Orang dan ini bisa di cek pada Penduduk Trowulan Hyang Suryo sudah dikenal sejak 60 an hingga 1970 itu Jaini Pendopo Agung di Belok / di Pasung Hyang Suryo yang melepas, Jaini masih hidup dan keponakan nya masih hidup jadi mereka masih Kenal Hyang Suryo, Juga Mbah Mariam Putri Cempa kenal Hyang Suryo masih Gadis kini sudah jadi Mbah dan banyak lagi, tapi yang disebut yang gampang dikenal dan ditemui sebab yang tua banyak yang mati, Juga disaksikan Hasannudin Pengusaha Properti di Karang Pilang, Orang Madura kerabat Jendral Hartono Menhamkam Pangab mantan, Juga MENANTU Kepala Desa Kedis Busung Biyu Buleleng yang dapat Kalpataru dulu Polisi belakangan DPRD Bali namanya mungkin Menga tahun 80 an Hasan mendampingi Hyang Suryo ke Boyolangu, melihat dengan mata kepala sendiri ini Pemuda Hasannudin Menantu Orang bali bahwa Hyang Suryo dikenal masyarakat, bahkan Tokoh nya masih ingat 1955 Hyang Suryo bersama Mbo Ayanen naik sepeda ontel ke Candi Boyolangu menjelang kebrangkatan ke Bali 1956 untuk belajar adat Majapahit, jadi Orang Berjuang untuk Leluhur pun di obok obok bahkan di Tutup dilarang Ritual dan kegiatan dalam bentuk apapun, hingga terjadi Keanehan Prabu Airlangga kini di Bali, tidak lain tidak bukan coba Trowulan tidak ditutup kan tetap Odalan di Trowulan, Orang Bali yang percaya Turun Temurun dan untung tidak di Tumpas, tentu tetap Beramai ramai Odalan di Trowulan bahkan Kolonel Agung pun Orang Bali diserbu dan Pelinggihnya dihancurkan agar Orang Bali tahu kalau Hindu Hancur kolonel Agung tewas dan dikubur di Bong China Trowulan, waktu itu Budaya Majapahit masih bisa Odalan dan Tokoh Agama Islam Kejawen ngerti ini Budaya, tapi karena Keserakahan ingin hidup sendiri Seperti Aeab hanya kelompok Wahabi, Irak hanya Siah, Afganistan Taliban, Iran Suni dll Indonesiapun dianggap Roti mau dibagi bagi, llha karena Trowulan di tutup inilah Prabu Airlangga kebetulan di Patungkan di GWK beliau di Undang, kemudian juga bisa Odalan atau diberi makan oleh keturunannya Di Bali sejak 2004, juga Leluhur Lainnya ikut dibuatkan Candi dan Bisa di Upacarai, inilah perjuangan Hyang Suryo hanya agar bisa Leluhur Majapahit tetap di Upacarai sesuai Adat nya Dahulu sebelum Islam masuk karena Leluhur seperti Prabu Airlangga sudah Mokswa sebelum Islam masuk Nusantara jadi tidak kenal adat Arab,
Kemudian ada janji Leluhur bahwa 500 tahun Majapahit akan kembali berjaya yang ditulis Sabdopalon dan kini terbukti itu Tulisan, bisa saja Orang sudah muak dengan cara Islam yang mau menang menangan menjajah Negri ini, lha hyang Suryo berjuang dalam bidangnya melinggihkan Leluhur di Bali dulu, Karena Trowulan sudah tidak bisa Upacara dan dilarang oleh Orang yang mengagungkan adat Arab yang tidak kenal Odalan dan Caru seperti Imam Takmir Karyono yang Guru Terbangan dan Samroh juga bikin Bola mangkanya Orang lain dianggap Bola untuk disepak kesana kemari, ya banyak katanya membantu tapi bukan segi Leluhur nya tapi ingin Menarik Wisata dan tujuannya dapat uang, tapi tidak mengerti Leluhur akhirnya ya percuma saja karena mereka terbentur Upacara Adat Odalan dan Caru dan Patung Berhala yang tidak dimengerti selama 500 tahun akhirnya bisa mundur padahal yang dicari ke Arab juga hanya Batu Hitam yang banyak dikritik Tipuan Arab cari duit lha yang ditipu mau kan ya hak asasi juga bahkan malah kena tipu menhancurkan budaya sendiri kalu kita ingin nyadarkan ya jelas dihambat dan ditutup supaya adat Arab tetap eksis dan kita percaya KARMAPALA akan jalan, lebih baik ini kita Upacara dulu di Bali hari ini odalan biar dimata Orang Bali yang tidak berkawitan Airlangga kecil upacaranya tapi Besar Bagi Leluhur karena mereka Iklas ber Upacara dan 500 tahun libur tidak di Upacarai tanahnya hanya disiram tahi hasilnya untuk naik haji, biarpun hanya dikritik, kita jalan terus demi Leluhur, biarlah Orang mengkeritik, Nanti Kalau Pageblug ya baru Tahulah pagi sakit sore mati, dan kita tidak memaksa,
Leluhur kan tidak bisa apa-apa di Jawa Candi nya dihancurkan islam, tidak boleh di Upacarai karena bertentangan dengan adat Arab /Allah yang tidak kenal Njuguh, Odalan, Ruwat deso, caru dll, ya kita keturunannya wajib tetap ngupacarai, kalau tidak ada yang mau ngupacarai lagi bagaimana? Semua sudah hancur, Keturunannya tidak tahu menahu akibat dididik adat Arab, bahkan ikut menghancurkan, jadi memang butuh orang yang bisa membela ya Hayang Suryo sampai sendirian di Trowulan jadi bulan bulanan Arab dan Muspika, agar Beliau bisa bergerak dan Leluhur Kuat, kan harus di beri makan Odalan dan caru? Untung Malah kini banyak Orang Manca mulai percaya dan menghormati Leluhur, contoh Patung genesa Tertinggi Buleleng malah Orang Jerman [Arya] inilah contoh, mengharap bangsa sendiri otak nya Arab yang dipikir ya kepentingan Arab biar makmur seperti Haji nya yang diurus, ngurus buang uang untuk setan? jelas tidak mau donk kan bukan Adatnya. inilah semoga Leluhur senang "PANGDEMEN" dengan bisanya Odalan di Bali yaitu di GWK hari ini oh ya apakah di Bali ada Pura Prabu Airlangga? kalau ada mohon informasi, agar kami bisa bangga bahwa Parabu Airlangga masih ada yang Ngodali juga, jadi tidak hanya Pura Majapahit GWK, dan apakah Pura itu Punya pratima Prabu Airlangga? kalau ada Pratima nya tolong kita bersatu bikin Odalan dan saling berhubungan mengingat di Jawa ditutup dan di GWK hanya sementara {Drs. Komang Artanegara Panitia Odalan} Ungasan 1-11-2009,-