Hyang Surya Wilatikta, Ejaan Jawa nya EYANG SURYO, Manusia ini memang aneh, Sulit ditemui, Namanya Terkenal bahkan banyak Orang mengaku sebagai Hyang Suryo, Koran MEMO 23-1-2006 bahkan menyebut ada 27 Orang mengaku Hyang Suryo, Bahkan Sokip [ada yang mengatakan Orang ini Ketua DPRD] mencari Hyang Suryo tapi selalu bertemu yang palsu 2 X, Akhirnya sampai yang asli pun karena tidak tahu juga dinyatakan palsu, POSMO 8-2-2006 juga kebingungan karena Tidak ada ciri khusus Hyang Suryo jangan-jangan yang diberitakan gencar sejak 1999 Palsu sekali, Kesaksian Andik Maspati Surabaya ; Pernah mendampingi Hyang Suryo di Nganjuk 1980 an, Tapi justru Hyang Suryo ada dan mengikuti Tapi yang dianggap Hyang Suryo adalah RM Tjokrohadiningrat {Putra Jendral Pertama di Indonesia yaitu Jendral RM Oerip Soemohardjo yang namanya diabadikan Jalan Kelas di Surabaya}
Bahkan Dalang Widayat Djiang yang istrinya Sinden RRI Surakarta itupun asyik Ngobrol dan tidak tahu mana Hyang Suryo yang asli, padahal Beliau Pengagum Berat Hyang Suryo, malah sangat Hormat dengan RM Tjokrohadiningrat yang disangka Hyang Suryo.
Hyang Suryo Asli pun ikut Ngobrol bila ada Orang banyak Hyang Suryo asli berkata "Monggo dipun salami niki Hyang Suryo.." katanya sambil jempolannya menunjuk pada RM Tjokrohadiningrat Tokoh yang cukup disegani di daerah Blitar, Lain lagi R. Sisworo berkali kali bertemu Hyang Suryo tapi Beliau mengaku bukan Hyang suryo ' Itu baru keluar mobil nya putih cepat , cepat kejar itu tu tu" Sisworo kebingungan lalu mengejar mobil yang ditunjuk, Pernah di Kantor PUSURA [Putra Surabaya] Jl. Yos Sudarso pimpinan Nuralim Tokoh yang disegani di Surabaya, Hyang Suryo berada di Kantor itu sebagai Penasihat dan Guru yang dihormati Nuralim Karena Hyang Suryo Pengasuh Rubrik Budaya Nasional di Koran yang berkantor di PUSURA ini, bahkan surat penggemar sampai Karungan dan dijawab Para Pakar Budaya / Agama Hyang Surya bahkan team ini para ahli Kejawen / Islam / Kristen / Budha / Hindhu dll malah nama Hyang Suryo terkenal tapi orang tidak tahu Orangnya, ada sekelompok Orang ingin bertemu padahal Hyang Suryo sendiri yang diajak berbicara, Lucunya "Kamu tunggu itu Hyang Suryo [ menunjuk Orang Tua Rambut Putih Agak Botak karena rambutnya rontok] nanti selesai rapat silahkan temui" Dan ketika Orang Tua Pinisepuh dari Malang ini keluar ruangan langsung dikerubuti Kelompok Orang tadi hingga masuk mobil pun masih dikejar kejar, Hyang Suryo asli malah tenang tenang tersenyum menahan tawa, Dan untungnya semua komitmen merahasiakan Beliau. Bulan Agustus 2009 Ketika di Jakarta Sopir Hyang Suryo Subowo [ 30 tahun baru ketemu Hyang Suryo] juga heran, Ketika di Restoran Kelapa Gading ada sekumpulan Orang pada menyalami Hyang Suryo, salah satunya duduk di kursi roda Wanita Tua berbaju hitam, Hyang Suryo menyalami Wanita itu sambil berkata "Aduuuh, IK SIN kok begini tua bener sekarang? waah wah wah kapan kita terakhir bertemu ya?" Wanita itu menjawab " ingat, 1964 kamu piknik ke pulau Seribu..eh kamu tetap seperti yang dulu.." si Bowo memang tidak begitu heran, tapi dirinya bangga hanya 30 tahun baru bertemu Hyang Suryo Wanita di Kursi roda tadi malah 45 tahun sejak masih Gadis baru bertemu lagi anehnya Orang ini kok tidak lupa dengan Hyang Suryo bahkan berkata Hyang Surya masih seperti 45 tahun yang lalu, Aneh Tapi nyata. Justru Belakangan Hyang Suryo dekat dengan Orang tapi Orang itu tidak tahu siapa Hyang Suryo, bila tinggal disuatu tempat justru sekitar tempat tidak tahu Hyang Suryo Beliau lebih senang dan bebas Kalau ketahuan yaitu Jadi penuh tamu akhirnya Ramai Bis Bisan datang hingga masyarakat sekitar Makmur tapi akibatnya? malah di tutup oleh Islam karena iri kalau ada Orang dihormati Orang banyak juga Alvatarz keluar iri nya "Aku juga bisa" pikiran otaknya akhirnya bikin komentar tapi itu sah sah saja numpang beken.
"Bahkan Hyang Suryo sendiri, Juga tak pernah berkenan memproklamasikan diri, Siapa sejatinya dia, Setahu masyarakat desa Trowulan dia seorang Pendeta, tidak lebih dari itu POSMO Edisi 354 8-2-2006" [berita lengkap ada di lembar lain],
Hotel Sahid Kuta 2003 ketika Hyang Suryo menginap Hotel sempat panik karena didatangi Rombongan Ratusan Orang membawa Gamelan ingin bertemu Ketika di Hotel Narita Surabaya ada Pegawai bertanya "Bapak yang dsicari Orang se kamung dulu ya di Sahid" dijawab Hyang "Lho kamu kok tahu?" "Saya dulu Pegawai di Sahid Kuta Pak sekarang pindah disini" jawab pria berdasi itu sambil memberikan Kunci Kamar Hotel ke Pengawal Raja Majapahit masa kini itu, Ir Tedi kakak Subowo yang nyopiri Hyang Suryo di Jakarta, Juga 27 tahun mencari Hyang Suryo tidak bisa bertemu dan akhirnya bertemu Hyang Suryo di GWK sampai saat ini Ir Tedi malah tinggal di Bali mambantu Hyang Suryo mendisain Klenteng / Candi, Ir Tedi ini terakhir bertemu Hyang Suryo di Cimahi saat pembanguanan Pura di Cimahi, Ir Tedi waktu itu sempat keliling Bali Mengambil Gambar Pura Pura di Bali untuk di terapkan Pura Cimahi, juga Hyang Suryo mendatangkan Reog Hari jadi kesatu Kotip Cimahai waktu itu Walikota Pertama Drs Sudarna, Ir Tedi ini teman anak Walikota Cimahi yaitu Dani tahun 70 an, demikian Sulit nya Orang menemui Hyang Suryo hingga begitu bertemu lalu membantu Hyang Suryo biarpun ditinggal pergi sekalipun, R Sisworo akhirnya setelah melalui perjalanan panjang akhirnya tahu dan diterima Hyang Suryo kini menjaga Pura / Puro di Trowulan yang Juga Pusat Informasi Majapahit Masa kini,
Yang hebat justru di Bulleleng 2005-2006 Demi terwujutnya Ganesa Tertinggi di Dunia Beliau banyak berada di Kota Singa ini Beliau pernah berkata "Kalau Buleleng ingin Punya Patung Ganesa mirif GWK ya Sungsung Ganesa Majapahit di Buleleng", Pagi Hyang Surya Raja Majapahit Masa Kini sudah rajin di Wantilan Gedung Sasana Budaya Musium Singaraja di temani Gusti Teken Keturunan Tan Whie Khang atau Arya Belog dari Majapahit dan Gusti Keturunan Panji Sakti, juga Mangku Ketua Gedung Kertiya [tempat Lontar Lontar Bali] sambil ngobrol tentang Majapahit, menemui Tamu Yang berkunjung waktu itu Gedung Budaya tempat Nyejer Pusaka itu diberi Merk dari Kain " PURA MAJAPAHIT SINGARAJA" karena Pratima Sudah Melinggih dengan Upacara Ngenteg Linggih maka disebut Pura Majapahit hal ini logis sebab adat Bali yang di Puja, di Odali adalah Pratima, terbukti di Media Bila Pratima suatu Pura hilang di curi Odalan Batal diadakan harus ngulangi dari Nol lagi Upacara nya. Jadi biarpun Pameran Pusaka tapi sudah dianggap Pura Majapahit tempat leluhur ber Stana, Juga di GWK biarpun pertama masuk di Ruko tapi adat Bali Karena Sudah Pratima di linggihkan dan Upacara Ngenteg Linggih di puput Ida Pedanda berarti Pura Majapahit juga, inilah justru tidak dimengerti Orang Bali sendiri yang awam Pura, di bayangkan Pura itu Punya Pelinggih Besar tanah nya Luas, Majapahit di Hancurkan Candi Candi tidak bisa di Upacarai karena dilarang Penguasa Islam waktu itu hingga sekarang, Maka Keturunan Brahmaraja tetap mengupacarai Pratima Leluhur ditaruh PLANGKIRAN atau Pura kecil agar mudah di bawa dan di Upacarai, Hingga Dahyang Nirata Pedanda Wawu Rawuh dari Daha Zaman Sri Wilatikta Brahmaraja V Raja DAHA-JENGGALA-KADHIRI yang menyuruh Para Brahmana Lari ke Bali, Juga Karena pengalaman di Jawa Candi di Hancurkan dan Pelarangan Sembahyang di komplek Pure / Mrajan Agung yang hancur, Maka Dah Hyang Nirata pun mem budaya kan Plangkiran, Jadi Leluhur bisa dipindah pindahkan dengan Pelinggih Mobil yaitu bisa dan mudah dibawa, inilah yang terjadi Karena Pura Majapahit Trowulan ditutup dilarang Ritual dan kegiatan dalam bentuk apapun maka Pratima Leluhur dibawa Bali dengan Plangkiran sama dengan Dah Hyang Nirata karena di Majapahit kekuasaan Islam makin Kuat dan Anti Pelinggih serta Candi yang banyak dihancurkan Jadi Budaya Pelangkiran lebih aman menyelamatkan Pratima dan Mudah di Upacarai dalam Rumah / Klenteng karena jangan mimpi bisa bikin Candi pasti di Hancurkan dan ijin tidak mungkin turun seperti Gereja banyak yang dihancurkan alasan belum ada ijin kalu Nekat ijin alat alat untuk Mengundang memberi Penjelasan dan di Hancurkan inilah Kepandaian Islam dan ini berlaku sampai detik ini padahal sama sama muja Allah Gereja saja sulit apalagi Hindu?,
Bahkan Plangkiran Pura Majapahit Puri Surya Majapahit Plangkiran Budha nya sudah berusia 500 tahun bisa disaksikan kayu nya sudah Keropos kena rayap, tapi tetap dipelihara dan di Cat ulang agar tetap Indah tidak mengurangi ke sakralan karena Plangkiran ini adalah seperti Pura tapi diperkecil, semoga sampai kini Plangkiran itu tetap ada, asal Gusti Latria Adik Pahlawan Let kol Wisnu tidak mengerti lalu diganti Baru, sebab Beliau yang menjaga di Pura itu,-
Demikan kembali ke Hyang Suryo Di Wantilan Musium hingga jam 13.00 siang kemudian pindah ke Rumah nya di Bantang Banua Istirahat atau menemui Khusus Mangku Mangku Sakti di Buleleng yang tidak mengenyam Pendidikan seperti Kuliah dll mereka Bajunya jarang ganti tapi Kuat Ber Tapa nya dan sulit diterima Orang Pendidikan Tinggi karena tidak Nyambung Tapi Hyang Suryo yang juga Kaos nya jarang ganti bisa menyesuaikan diri berbicara Niskala hingga Mangku Mangku ini senang tapi ngumpulnya ya tidak campur dengan para DOKTOR, SH, Drs dll sebab ada sendiri tempatnya, jam 17 pindah Ke Puri Pide dimana Gapura Paduraksa nya termegah di Buleleng Halaman untuk Parkir Luas dan Pantas untuk Raja Majapahit tinggal, Kebetulan depan Pasar dan Pura Desa, sebelah Pura Melanting, Polsek hingga banyak Polisi yang ngayah Nyapu, bikin Kopi dll, di samping nyebrang Puskesmas Sukasada dan letak Puri di Jalan Raya Singaraja-Denpasar disini Beliau menerima Tamu Tamu Pejabat dan Orang Orang penting termasuk President Word Hindu Youth Oganization Gusti Arya Wedakarna, Karl Gunter Meyer Kalla penyandang Dana Ganesa, Dosen Dosen IKIP [ belakangan Ganesa]
Tokoh Bali Age yang memberi 200 hektar di Temukus sebuah Gunung untuk Kayangan Jagad [Surat Permohonan untuk Hyang Surya agar membuat Pura Majapahit lengkap] belum bisa ditangani, sebab sebuah Pura harus melalui Prosedur kecuali Mrajan, Ini sudah di dahului Gusti Arya Sentanu Raja Kali Bukbuk yang sudah mengirim gambar denah rencana Pura di Tanah wilayah Puri nya [Gambar Denah yang ditampilkan diatas] demikan selanjutnya jam 24.00 Hyang Surya pindah ke Hotel demikian paginya kembali ke Musium kadang dikawal Mobil Polisi BUDPAR dengan sirine ke Musium, belakangan Pengawal ini jadi Kapolsek Sukasada waktu Peresmian Pura Majapahit awal 2009 Beliau masih Kapolsek Sukasada, jadi itulah Rotari Kehidupan Hyang Suryo di Singaraja, dan akhirnya 12 Februari Beliau Meresmikan Ganesa Tertinggi di Dunia dan menanda tangani Prasasti sebagai Brahmaraja Wilatikta XI Raja Abiseka Majapahit, dan Ibu Sukmawati Sukarno mewakili Pendiri RI yang Ibunya Orang Singaraja yaitu Bung Karno dikarenakan Ganesa ini Men Dunia juga dihadiri Delegasi Ratusan Negara di Dunia, Jadi Peresmian Agar Juga Mendunia jadi yang meresmikan Raja Majapahit dan Pendiri RI yang diwakili Keturunannya, Yaitu Hyang Suryo Turunan ke XI Sri Wilatikta Brahmaraja V Raja Majapahit Daha-Jenggala-Kadiri, Atau Turunan ke XI Brahmaraja Wisesa yang kini untung duplikat Meru tumpang XI atau Pelinggih nya juga dibuat di Pura Besakih 666 tahun silam oleh Arya Damar dan Gajah Mada untuk Raja Bali Arya Kenceng agar kalau Odalan tidak pulang Ke Wilatikta Pura Trowulan, inilah yang lestari hingga saat ini luput dari Penghancuran Islam, sedang Trowulan Hancur Lebur Penduduk nya sampai lari ke Gunung Gunung dan Bali akibat diserang Raden Patah yang memproklamirkan diri Sultan Demak Bintara [Babad Kadhiri Tan Khoen Swie], kemudian Trowulan sempat diserang oleh Kadhiri untuk membuka Blokir Lalu lintas Sungai Brantas, Serangan ini juga direstui Sri Wilatikta Brahmaraja V sebagai Raja Daha-Jenggala-Kadhiri [TRILOKA PURA] hingga dalam pembukaan Blokir ini menewaskan Nyo Lay Hwa ipar Raden Patah Bupati Trowulan, kemudian Bupati Trowulan di Ganti Tan Kiem Han yang lebih netral Leluhurnya Gus Dur, Keluarga Tan ini adalah Kesatriyeng Kahuriupan [Daha Jenggala Kadhiri] yang ke Bali Tan Wie Khang Puri Kaba Kaba juga dikenal Arya Belog karena jujur nya, juga Tan Kober, Tan Kawur, Tan Mundur dll, Tan Khoen Swie tetap di Kadihri Resi / Empu ini ahli sastra Jawa menerbitkan Buku Bahasa Jawa di Zaman Belanda 1930 an Buku Buku Tan Khoen Swie yang berbahasa dan Tulisan Jawa Asli Ha Na Ca Ra Ka ini sempat dilarang diera Penumpasan Orang yang dituduh Komunis 1965-1966 dimana Bukan Buku ber aksara Jawa saja tapi Buku ber aksara China pun juga dilarang beserta Adat dan Budaya nya.
Jadi Jawa dan China di Tumpas karena bukan Islam, Mayat nya dibuang ke kali Brantas, dan ada juga yang dikubur massal, Kediri gencar memberitakan tentang Pembantaian Sistematis ini 2001-2005 Waktu Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta meruwat Kadhiri 2003 Berita ini masih menulis bersambung di koran Lokal Kediri itu. Ini Sejarah kalau bisa ya jangan terulang, tapi namanya Islam tidak akan puas sebelum menumpas habis, Contoh Timur Tengah Kristen di Tumpas Genosida [Armenia] sampai Gereja Gereja Megah Zaman Jesus dijadikan Tempat Suci Alloh / Masjit ini nyata, Kuil Siwa India Taj Mahal tak luput gambar gambar Dewa Hindu di Hancurkan diganti Kaligrafi Islam ayat Quran di bilang Kuburan Harem [Adat Bali Kuil kena mayat Leteh] ini juga Sejarah tidak bisa dipungkiri, Indonesia pun di tumpas, lihat TV masa kini Saptodarmo Aliran Kejawen bersimbul Semar di Jogja di Hancurkan, Nantang di sesatkan MUI, itu Ustad Roi berani Solat berbahasa Indonesia bukan Arab Penjara ganjarannya, Sadek menerima Wahyu sudah di penjara, Pertapaannya di Gunung Salak di Hancurkan Habib, Lia Eden Trima wahyu Jibril juga sedang Sidang Pengadialan dengan Tuduhan melecehkan Islam, Buku Sejarah Kadhiri Tan Khoen Swie pun Harus rela di BREDEL karena melecehkan Islam yang datang dengan DAMAI katanya, Lha Pura Majapahit Trowulan 2001 diserbu, di BOM dan di tutup atas nama Islam juga DAMAI kata nya, Memang nya dunia ini dianggap kumpulan Manusia TOLOL / GOBLOG / DUNGU / OTAK TAHI dll pokok nya jelek lah oleh yang mengaku Islam, Islam baik pun diam tidak berani bersuara karena se Agama dan se Iman dibawah Cengkraman Habib dan yang diam inipun akan dapat giliran di Tumpas juga karena sulit melaksanakan adat Arab contoh di Jember Masjit LDII juga di Hancurkan karena minoritas [TV] , sampai Pemerintah RI Ketakutan dan bikin SKB hanya diancam 1 Habib pincang disiarkan TV ditonton Dunia lagi si Habib memerintah RI membubarkan Achmadiah yang sudah ada di Nusantara sejak 1925, dan anehnya Pemerintah RI sekarang pun tunduk bikin SKB, padahal Presiden RI Pertama Sukarno mengijinkan tapi Orangnya sudah Mati dan dituduh terlibat G 30 S PKI yang konon meng Kup diri Sukarno sendiri juga waktu 1925 Masih Pemerintahan Nederland Indie yang sah mengijinkan Achmadiah kini Habib yang jadi Presiden tukang ngerusak memproklamirkan diri 1998 kekuasaannya surut 5000 juta tahun termasuk Muja Leluhur kan usia fosil Leluhur Jawa juataan tahun ?Jadi Memuja Leluhur kan dilarang Islam? Jadi Islam berhak Menumpas Kepercayaan Memuja Leluhur Jutaan tahun, aneh tapi nyata, Adat Majapahit yang dipraktekkan Hyang Suryo adalah adat Zaman 3500 tahun yang lalu mungkin lebih yaitu Muja Leluhur Habislah sudah dilarang yang mengatas namakan Islam sampai untuk Odalan acara Ribuan Tahun / Adat Negeri ini pun harus di Bali, Sekali lagi Tepuk Tangan buat Islam anak anak...{Para Pakar Pura Majapahit Bali} Jimbaran 28-11-2009,-
Bahkan Dalang Widayat Djiang yang istrinya Sinden RRI Surakarta itupun asyik Ngobrol dan tidak tahu mana Hyang Suryo yang asli, padahal Beliau Pengagum Berat Hyang Suryo, malah sangat Hormat dengan RM Tjokrohadiningrat yang disangka Hyang Suryo.
Hyang Suryo Asli pun ikut Ngobrol bila ada Orang banyak Hyang Suryo asli berkata "Monggo dipun salami niki Hyang Suryo.." katanya sambil jempolannya menunjuk pada RM Tjokrohadiningrat Tokoh yang cukup disegani di daerah Blitar, Lain lagi R. Sisworo berkali kali bertemu Hyang Suryo tapi Beliau mengaku bukan Hyang suryo ' Itu baru keluar mobil nya putih cepat , cepat kejar itu tu tu" Sisworo kebingungan lalu mengejar mobil yang ditunjuk, Pernah di Kantor PUSURA [Putra Surabaya] Jl. Yos Sudarso pimpinan Nuralim Tokoh yang disegani di Surabaya, Hyang Suryo berada di Kantor itu sebagai Penasihat dan Guru yang dihormati Nuralim Karena Hyang Suryo Pengasuh Rubrik Budaya Nasional di Koran yang berkantor di PUSURA ini, bahkan surat penggemar sampai Karungan dan dijawab Para Pakar Budaya / Agama Hyang Surya bahkan team ini para ahli Kejawen / Islam / Kristen / Budha / Hindhu dll malah nama Hyang Suryo terkenal tapi orang tidak tahu Orangnya, ada sekelompok Orang ingin bertemu padahal Hyang Suryo sendiri yang diajak berbicara, Lucunya "Kamu tunggu itu Hyang Suryo [ menunjuk Orang Tua Rambut Putih Agak Botak karena rambutnya rontok] nanti selesai rapat silahkan temui" Dan ketika Orang Tua Pinisepuh dari Malang ini keluar ruangan langsung dikerubuti Kelompok Orang tadi hingga masuk mobil pun masih dikejar kejar, Hyang Suryo asli malah tenang tenang tersenyum menahan tawa, Dan untungnya semua komitmen merahasiakan Beliau. Bulan Agustus 2009 Ketika di Jakarta Sopir Hyang Suryo Subowo [ 30 tahun baru ketemu Hyang Suryo] juga heran, Ketika di Restoran Kelapa Gading ada sekumpulan Orang pada menyalami Hyang Suryo, salah satunya duduk di kursi roda Wanita Tua berbaju hitam, Hyang Suryo menyalami Wanita itu sambil berkata "Aduuuh, IK SIN kok begini tua bener sekarang? waah wah wah kapan kita terakhir bertemu ya?" Wanita itu menjawab " ingat, 1964 kamu piknik ke pulau Seribu..eh kamu tetap seperti yang dulu.." si Bowo memang tidak begitu heran, tapi dirinya bangga hanya 30 tahun baru bertemu Hyang Suryo Wanita di Kursi roda tadi malah 45 tahun sejak masih Gadis baru bertemu lagi anehnya Orang ini kok tidak lupa dengan Hyang Suryo bahkan berkata Hyang Surya masih seperti 45 tahun yang lalu, Aneh Tapi nyata. Justru Belakangan Hyang Suryo dekat dengan Orang tapi Orang itu tidak tahu siapa Hyang Suryo, bila tinggal disuatu tempat justru sekitar tempat tidak tahu Hyang Suryo Beliau lebih senang dan bebas Kalau ketahuan yaitu Jadi penuh tamu akhirnya Ramai Bis Bisan datang hingga masyarakat sekitar Makmur tapi akibatnya? malah di tutup oleh Islam karena iri kalau ada Orang dihormati Orang banyak juga Alvatarz keluar iri nya "Aku juga bisa" pikiran otaknya akhirnya bikin komentar tapi itu sah sah saja numpang beken.
"Bahkan Hyang Suryo sendiri, Juga tak pernah berkenan memproklamasikan diri, Siapa sejatinya dia, Setahu masyarakat desa Trowulan dia seorang Pendeta, tidak lebih dari itu POSMO Edisi 354 8-2-2006" [berita lengkap ada di lembar lain],
Hotel Sahid Kuta 2003 ketika Hyang Suryo menginap Hotel sempat panik karena didatangi Rombongan Ratusan Orang membawa Gamelan ingin bertemu Ketika di Hotel Narita Surabaya ada Pegawai bertanya "Bapak yang dsicari Orang se kamung dulu ya di Sahid" dijawab Hyang "Lho kamu kok tahu?" "Saya dulu Pegawai di Sahid Kuta Pak sekarang pindah disini" jawab pria berdasi itu sambil memberikan Kunci Kamar Hotel ke Pengawal Raja Majapahit masa kini itu, Ir Tedi kakak Subowo yang nyopiri Hyang Suryo di Jakarta, Juga 27 tahun mencari Hyang Suryo tidak bisa bertemu dan akhirnya bertemu Hyang Suryo di GWK sampai saat ini Ir Tedi malah tinggal di Bali mambantu Hyang Suryo mendisain Klenteng / Candi, Ir Tedi ini terakhir bertemu Hyang Suryo di Cimahi saat pembanguanan Pura di Cimahi, Ir Tedi waktu itu sempat keliling Bali Mengambil Gambar Pura Pura di Bali untuk di terapkan Pura Cimahi, juga Hyang Suryo mendatangkan Reog Hari jadi kesatu Kotip Cimahai waktu itu Walikota Pertama Drs Sudarna, Ir Tedi ini teman anak Walikota Cimahi yaitu Dani tahun 70 an, demikian Sulit nya Orang menemui Hyang Suryo hingga begitu bertemu lalu membantu Hyang Suryo biarpun ditinggal pergi sekalipun, R Sisworo akhirnya setelah melalui perjalanan panjang akhirnya tahu dan diterima Hyang Suryo kini menjaga Pura / Puro di Trowulan yang Juga Pusat Informasi Majapahit Masa kini,
Yang hebat justru di Bulleleng 2005-2006 Demi terwujutnya Ganesa Tertinggi di Dunia Beliau banyak berada di Kota Singa ini Beliau pernah berkata "Kalau Buleleng ingin Punya Patung Ganesa mirif GWK ya Sungsung Ganesa Majapahit di Buleleng", Pagi Hyang Surya Raja Majapahit Masa Kini sudah rajin di Wantilan Gedung Sasana Budaya Musium Singaraja di temani Gusti Teken Keturunan Tan Whie Khang atau Arya Belog dari Majapahit dan Gusti Keturunan Panji Sakti, juga Mangku Ketua Gedung Kertiya [tempat Lontar Lontar Bali] sambil ngobrol tentang Majapahit, menemui Tamu Yang berkunjung waktu itu Gedung Budaya tempat Nyejer Pusaka itu diberi Merk dari Kain " PURA MAJAPAHIT SINGARAJA" karena Pratima Sudah Melinggih dengan Upacara Ngenteg Linggih maka disebut Pura Majapahit hal ini logis sebab adat Bali yang di Puja, di Odali adalah Pratima, terbukti di Media Bila Pratima suatu Pura hilang di curi Odalan Batal diadakan harus ngulangi dari Nol lagi Upacara nya. Jadi biarpun Pameran Pusaka tapi sudah dianggap Pura Majapahit tempat leluhur ber Stana, Juga di GWK biarpun pertama masuk di Ruko tapi adat Bali Karena Sudah Pratima di linggihkan dan Upacara Ngenteg Linggih di puput Ida Pedanda berarti Pura Majapahit juga, inilah justru tidak dimengerti Orang Bali sendiri yang awam Pura, di bayangkan Pura itu Punya Pelinggih Besar tanah nya Luas, Majapahit di Hancurkan Candi Candi tidak bisa di Upacarai karena dilarang Penguasa Islam waktu itu hingga sekarang, Maka Keturunan Brahmaraja tetap mengupacarai Pratima Leluhur ditaruh PLANGKIRAN atau Pura kecil agar mudah di bawa dan di Upacarai, Hingga Dahyang Nirata Pedanda Wawu Rawuh dari Daha Zaman Sri Wilatikta Brahmaraja V Raja DAHA-JENGGALA-KADHIRI yang menyuruh Para Brahmana Lari ke Bali, Juga Karena pengalaman di Jawa Candi di Hancurkan dan Pelarangan Sembahyang di komplek Pure / Mrajan Agung yang hancur, Maka Dah Hyang Nirata pun mem budaya kan Plangkiran, Jadi Leluhur bisa dipindah pindahkan dengan Pelinggih Mobil yaitu bisa dan mudah dibawa, inilah yang terjadi Karena Pura Majapahit Trowulan ditutup dilarang Ritual dan kegiatan dalam bentuk apapun maka Pratima Leluhur dibawa Bali dengan Plangkiran sama dengan Dah Hyang Nirata karena di Majapahit kekuasaan Islam makin Kuat dan Anti Pelinggih serta Candi yang banyak dihancurkan Jadi Budaya Pelangkiran lebih aman menyelamatkan Pratima dan Mudah di Upacarai dalam Rumah / Klenteng karena jangan mimpi bisa bikin Candi pasti di Hancurkan dan ijin tidak mungkin turun seperti Gereja banyak yang dihancurkan alasan belum ada ijin kalu Nekat ijin alat alat untuk Mengundang memberi Penjelasan dan di Hancurkan inilah Kepandaian Islam dan ini berlaku sampai detik ini padahal sama sama muja Allah Gereja saja sulit apalagi Hindu?,
Bahkan Plangkiran Pura Majapahit Puri Surya Majapahit Plangkiran Budha nya sudah berusia 500 tahun bisa disaksikan kayu nya sudah Keropos kena rayap, tapi tetap dipelihara dan di Cat ulang agar tetap Indah tidak mengurangi ke sakralan karena Plangkiran ini adalah seperti Pura tapi diperkecil, semoga sampai kini Plangkiran itu tetap ada, asal Gusti Latria Adik Pahlawan Let kol Wisnu tidak mengerti lalu diganti Baru, sebab Beliau yang menjaga di Pura itu,-
Demikan kembali ke Hyang Suryo Di Wantilan Musium hingga jam 13.00 siang kemudian pindah ke Rumah nya di Bantang Banua Istirahat atau menemui Khusus Mangku Mangku Sakti di Buleleng yang tidak mengenyam Pendidikan seperti Kuliah dll mereka Bajunya jarang ganti tapi Kuat Ber Tapa nya dan sulit diterima Orang Pendidikan Tinggi karena tidak Nyambung Tapi Hyang Suryo yang juga Kaos nya jarang ganti bisa menyesuaikan diri berbicara Niskala hingga Mangku Mangku ini senang tapi ngumpulnya ya tidak campur dengan para DOKTOR, SH, Drs dll sebab ada sendiri tempatnya, jam 17 pindah Ke Puri Pide dimana Gapura Paduraksa nya termegah di Buleleng Halaman untuk Parkir Luas dan Pantas untuk Raja Majapahit tinggal, Kebetulan depan Pasar dan Pura Desa, sebelah Pura Melanting, Polsek hingga banyak Polisi yang ngayah Nyapu, bikin Kopi dll, di samping nyebrang Puskesmas Sukasada dan letak Puri di Jalan Raya Singaraja-Denpasar disini Beliau menerima Tamu Tamu Pejabat dan Orang Orang penting termasuk President Word Hindu Youth Oganization Gusti Arya Wedakarna, Karl Gunter Meyer Kalla penyandang Dana Ganesa, Dosen Dosen IKIP [ belakangan Ganesa]
Tokoh Bali Age yang memberi 200 hektar di Temukus sebuah Gunung untuk Kayangan Jagad [Surat Permohonan untuk Hyang Surya agar membuat Pura Majapahit lengkap] belum bisa ditangani, sebab sebuah Pura harus melalui Prosedur kecuali Mrajan, Ini sudah di dahului Gusti Arya Sentanu Raja Kali Bukbuk yang sudah mengirim gambar denah rencana Pura di Tanah wilayah Puri nya [Gambar Denah yang ditampilkan diatas] demikan selanjutnya jam 24.00 Hyang Surya pindah ke Hotel demikian paginya kembali ke Musium kadang dikawal Mobil Polisi BUDPAR dengan sirine ke Musium, belakangan Pengawal ini jadi Kapolsek Sukasada waktu Peresmian Pura Majapahit awal 2009 Beliau masih Kapolsek Sukasada, jadi itulah Rotari Kehidupan Hyang Suryo di Singaraja, dan akhirnya 12 Februari Beliau Meresmikan Ganesa Tertinggi di Dunia dan menanda tangani Prasasti sebagai Brahmaraja Wilatikta XI Raja Abiseka Majapahit, dan Ibu Sukmawati Sukarno mewakili Pendiri RI yang Ibunya Orang Singaraja yaitu Bung Karno dikarenakan Ganesa ini Men Dunia juga dihadiri Delegasi Ratusan Negara di Dunia, Jadi Peresmian Agar Juga Mendunia jadi yang meresmikan Raja Majapahit dan Pendiri RI yang diwakili Keturunannya, Yaitu Hyang Suryo Turunan ke XI Sri Wilatikta Brahmaraja V Raja Majapahit Daha-Jenggala-Kadiri, Atau Turunan ke XI Brahmaraja Wisesa yang kini untung duplikat Meru tumpang XI atau Pelinggih nya juga dibuat di Pura Besakih 666 tahun silam oleh Arya Damar dan Gajah Mada untuk Raja Bali Arya Kenceng agar kalau Odalan tidak pulang Ke Wilatikta Pura Trowulan, inilah yang lestari hingga saat ini luput dari Penghancuran Islam, sedang Trowulan Hancur Lebur Penduduk nya sampai lari ke Gunung Gunung dan Bali akibat diserang Raden Patah yang memproklamirkan diri Sultan Demak Bintara [Babad Kadhiri Tan Khoen Swie], kemudian Trowulan sempat diserang oleh Kadhiri untuk membuka Blokir Lalu lintas Sungai Brantas, Serangan ini juga direstui Sri Wilatikta Brahmaraja V sebagai Raja Daha-Jenggala-Kadhiri [TRILOKA PURA] hingga dalam pembukaan Blokir ini menewaskan Nyo Lay Hwa ipar Raden Patah Bupati Trowulan, kemudian Bupati Trowulan di Ganti Tan Kiem Han yang lebih netral Leluhurnya Gus Dur, Keluarga Tan ini adalah Kesatriyeng Kahuriupan [Daha Jenggala Kadhiri] yang ke Bali Tan Wie Khang Puri Kaba Kaba juga dikenal Arya Belog karena jujur nya, juga Tan Kober, Tan Kawur, Tan Mundur dll, Tan Khoen Swie tetap di Kadihri Resi / Empu ini ahli sastra Jawa menerbitkan Buku Bahasa Jawa di Zaman Belanda 1930 an Buku Buku Tan Khoen Swie yang berbahasa dan Tulisan Jawa Asli Ha Na Ca Ra Ka ini sempat dilarang diera Penumpasan Orang yang dituduh Komunis 1965-1966 dimana Bukan Buku ber aksara Jawa saja tapi Buku ber aksara China pun juga dilarang beserta Adat dan Budaya nya.
Jadi Jawa dan China di Tumpas karena bukan Islam, Mayat nya dibuang ke kali Brantas, dan ada juga yang dikubur massal, Kediri gencar memberitakan tentang Pembantaian Sistematis ini 2001-2005 Waktu Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta meruwat Kadhiri 2003 Berita ini masih menulis bersambung di koran Lokal Kediri itu. Ini Sejarah kalau bisa ya jangan terulang, tapi namanya Islam tidak akan puas sebelum menumpas habis, Contoh Timur Tengah Kristen di Tumpas Genosida [Armenia] sampai Gereja Gereja Megah Zaman Jesus dijadikan Tempat Suci Alloh / Masjit ini nyata, Kuil Siwa India Taj Mahal tak luput gambar gambar Dewa Hindu di Hancurkan diganti Kaligrafi Islam ayat Quran di bilang Kuburan Harem [Adat Bali Kuil kena mayat Leteh] ini juga Sejarah tidak bisa dipungkiri, Indonesia pun di tumpas, lihat TV masa kini Saptodarmo Aliran Kejawen bersimbul Semar di Jogja di Hancurkan, Nantang di sesatkan MUI, itu Ustad Roi berani Solat berbahasa Indonesia bukan Arab Penjara ganjarannya, Sadek menerima Wahyu sudah di penjara, Pertapaannya di Gunung Salak di Hancurkan Habib, Lia Eden Trima wahyu Jibril juga sedang Sidang Pengadialan dengan Tuduhan melecehkan Islam, Buku Sejarah Kadhiri Tan Khoen Swie pun Harus rela di BREDEL karena melecehkan Islam yang datang dengan DAMAI katanya, Lha Pura Majapahit Trowulan 2001 diserbu, di BOM dan di tutup atas nama Islam juga DAMAI kata nya, Memang nya dunia ini dianggap kumpulan Manusia TOLOL / GOBLOG / DUNGU / OTAK TAHI dll pokok nya jelek lah oleh yang mengaku Islam, Islam baik pun diam tidak berani bersuara karena se Agama dan se Iman dibawah Cengkraman Habib dan yang diam inipun akan dapat giliran di Tumpas juga karena sulit melaksanakan adat Arab contoh di Jember Masjit LDII juga di Hancurkan karena minoritas [TV] , sampai Pemerintah RI Ketakutan dan bikin SKB hanya diancam 1 Habib pincang disiarkan TV ditonton Dunia lagi si Habib memerintah RI membubarkan Achmadiah yang sudah ada di Nusantara sejak 1925, dan anehnya Pemerintah RI sekarang pun tunduk bikin SKB, padahal Presiden RI Pertama Sukarno mengijinkan tapi Orangnya sudah Mati dan dituduh terlibat G 30 S PKI yang konon meng Kup diri Sukarno sendiri juga waktu 1925 Masih Pemerintahan Nederland Indie yang sah mengijinkan Achmadiah kini Habib yang jadi Presiden tukang ngerusak memproklamirkan diri 1998 kekuasaannya surut 5000 juta tahun termasuk Muja Leluhur kan usia fosil Leluhur Jawa juataan tahun ?Jadi Memuja Leluhur kan dilarang Islam? Jadi Islam berhak Menumpas Kepercayaan Memuja Leluhur Jutaan tahun, aneh tapi nyata, Adat Majapahit yang dipraktekkan Hyang Suryo adalah adat Zaman 3500 tahun yang lalu mungkin lebih yaitu Muja Leluhur Habislah sudah dilarang yang mengatas namakan Islam sampai untuk Odalan acara Ribuan Tahun / Adat Negeri ini pun harus di Bali, Sekali lagi Tepuk Tangan buat Islam anak anak...{Para Pakar Pura Majapahit Bali} Jimbaran 28-11-2009,-