Sebuah Keris Panjang Bilah 48 Centimeter, Panjang keseluruhan 60 Centimeter, Dari Ganja naik 9 Cm hingga 17 Cm berbentuk Luk 5 , kemudian Lurus hingga ujungnya. Gandik bermotif NAGA Asli, Belakang juga bermotip Gambar / Lukisan NAGA, Ekor Naga sejajar naik keatas hingga 3/4 Bilah dipisahkan Sogok' an sampai ke Ujung Keris, Lukisan dan relief Naga terbuat sangat Indah tapi belum Sempurna seolah terburu buru, Sisik Naga pun sangat Terburu buru membuatnya dengan goresan Kuku, Jadi Keris ini dibilang Belum Selesai, tapi ya sudah Berwujut Keris yang cukup Indah dengan Goresan Empu yang sangat Mumpuni Kesaktiannya.
Tanggal 31-12-2009 jam 10 Pagi dibawa Ke Pura Besakih dimana di Pura yang dibangun Kerabat Majapahit 1343 dibawah Komando Arya Damar dan Gajah Mada dibuatlah Pelinggih Meru Tumpang XI Brahmaraja dan Meru Tumpang III untuk Permaisuri Brahmaraja yaitu Ratu Mas, disamping itu Juga dibuatkan Pelinggih Untuk Empu Gandring pembuat sebuah Pusaka Ampuh yang Zaman Majapahit juga jadi Andalan Yaitu Keris Empu Gandring yang sudah Jinak karena lewat Kutukan yang akan membunuh 7 Turunan Ken Arok. Menurut Keterangan Mangku Sepuh Penjaga Pura Empu Gandring yang sudah ada di Besakih 1343, Keris Empu Gandring yang Terkenal itu berada di Jawa dan di Sebut Naga Raja, Barang Siapa Memiliki atau di Warisi Keris tersebut dialah Raja Majapahit, Memang Keris ini hanya Salah satu Andalan, Tentunya masih banyak Pusaka yang lain untuk Menunjang Sang raja seperti Trisula, Cakra, Mahkota dll. Kebetulan ada Foto Yang dibawa Raja Abhiseka Majapahit dan sempat di Ketahui Semar Soewito Panitia Gebyar Mistik 2000 Majalah Liberty pada tahun 1996 Menunjukkan Keris itu Belum dihunus sudah Keluar Naga nya, Waktu itu Para Sesepuh di Dunia Mistik 2000 yang diadakan 1996 di Hotel Satelit Surabaya sudah mengatakan kalau Pemilik Keris Naga itu adalah Raja Majapahit, bahkan di seminarkan, Bahwa Pemilik Keris ini adalah Raja majapahit juga menurut para Pakar Keris yang Ahli, Jadi Klop lah dengan keterangan Mangku Sepuh Pura Empu Gandring 31-12-2009, Bahwa Keris ini berada di Jawa di Pegang Hyang Suryo Raja Abhiseka majapahit dengan Gelar Sri Wilatikta Brahmaraja XI Turunan ke XI Brahmaraja Wisesa yang Pelinggihnya juga ada di Pura Besakih berupa Meru Tumpang XI dan dijaga 2 Barongsai sayangnya pada 31-12-2009 raib dan hilang padahal 1-1-2009 yang lalu masih ada dan Pura ini khusus Meru Brahmaraja sudah direhab dengan dana Milyard tan juga ada Meru Tumpang III juga sudah di Restorasi karena Tuanya untuk Permaisuri dari China Ratu Mas / Dara Jingga / Indreswari yang masa Kecil bernama Yulan Putri Raja Miao Li dari Nan Hay China Selatan.
Tanggal 31-12-2009 jam 10 Pagi dibawa Ke Pura Besakih dimana di Pura yang dibangun Kerabat Majapahit 1343 dibawah Komando Arya Damar dan Gajah Mada dibuatlah Pelinggih Meru Tumpang XI Brahmaraja dan Meru Tumpang III untuk Permaisuri Brahmaraja yaitu Ratu Mas, disamping itu Juga dibuatkan Pelinggih Untuk Empu Gandring pembuat sebuah Pusaka Ampuh yang Zaman Majapahit juga jadi Andalan Yaitu Keris Empu Gandring yang sudah Jinak karena lewat Kutukan yang akan membunuh 7 Turunan Ken Arok. Menurut Keterangan Mangku Sepuh Penjaga Pura Empu Gandring yang sudah ada di Besakih 1343, Keris Empu Gandring yang Terkenal itu berada di Jawa dan di Sebut Naga Raja, Barang Siapa Memiliki atau di Warisi Keris tersebut dialah Raja Majapahit, Memang Keris ini hanya Salah satu Andalan, Tentunya masih banyak Pusaka yang lain untuk Menunjang Sang raja seperti Trisula, Cakra, Mahkota dll. Kebetulan ada Foto Yang dibawa Raja Abhiseka Majapahit dan sempat di Ketahui Semar Soewito Panitia Gebyar Mistik 2000 Majalah Liberty pada tahun 1996 Menunjukkan Keris itu Belum dihunus sudah Keluar Naga nya, Waktu itu Para Sesepuh di Dunia Mistik 2000 yang diadakan 1996 di Hotel Satelit Surabaya sudah mengatakan kalau Pemilik Keris Naga itu adalah Raja Majapahit, bahkan di seminarkan, Bahwa Pemilik Keris ini adalah Raja majapahit juga menurut para Pakar Keris yang Ahli, Jadi Klop lah dengan keterangan Mangku Sepuh Pura Empu Gandring 31-12-2009, Bahwa Keris ini berada di Jawa di Pegang Hyang Suryo Raja Abhiseka majapahit dengan Gelar Sri Wilatikta Brahmaraja XI Turunan ke XI Brahmaraja Wisesa yang Pelinggihnya juga ada di Pura Besakih berupa Meru Tumpang XI dan dijaga 2 Barongsai sayangnya pada 31-12-2009 raib dan hilang padahal 1-1-2009 yang lalu masih ada dan Pura ini khusus Meru Brahmaraja sudah direhab dengan dana Milyard tan juga ada Meru Tumpang III juga sudah di Restorasi karena Tuanya untuk Permaisuri dari China Ratu Mas / Dara Jingga / Indreswari yang masa Kecil bernama Yulan Putri Raja Miao Li dari Nan Hay China Selatan.
Jadi Keris Kontroversial dan banyak Orang Penasaran mencari ini akhirnya ikut di Pamerkan di Bali seiring di tutupnya Pura Majapahit Trowulan agar bisa di Upacarai dengan benar oleh ahlinya dan untuk pertama kalinya Keris ini ke Pura Empu Gandring Pembuatnya / Empu nya yang ada di Besakih Bali kalau nyari Candi Empu Gandring di Jawa kesulitan karena sudah di Hancurkan Islam karena Candi tempat Setan dan dilarang di Upacarai karena melanggar Kitab Arab yang melarang menyekutukan Setan dengan Allah nya Islam itulah sebabnya Candi Candi tempat Roh Leluhur dihancurkan dianggap tempat Roh Setan dan tidak boleh di Puja atau di Upacarai dan dikatakan Syirik / Musrik hingga Puri Surya Majapahit Trowulan yang ada Candi Leluhur Majapahit pun mau di Hancurkan bahkan di Bom karena bertentangan dengan kitab Arab Kitab Paling Baru yang mengalahkan Kitab Kitab Kuno dan Hukum di Negri ini, Dan Keris Keluar Naga itu adalah Foto 1960 an Waktu itu Foto Berwarna mencetaknya masih dikirim ke Singapura / Jepang karena di Indonesia belum ada Cetak Berwarna dan Foto sudah di Tampilkan di Facebook "Keris Keluar Naga nya" Waktu di Jawa Tidak bisa di Hunus jadi Pameran tidak bisa di Lihat karena tidak ada Orang yang bisa membuat Sesaji agar Keris ini mau Keluar dari Warangkanya, Tapi di Bali bisa dihunus dan di Lihat Karena Sesajinya demikian Lengkap dan memakan biaya Ratusan Juta dan Tiap Tumpak Landep sejak 2003 selalu di Upacarai atau di Odali bahkan dengan Sambleh, bahkan Mangku Jagad di Tabanan berani mengupacarai hingga Nyegara gunung bahkan banyak Mangku Sakti bawa Kapas dan Toples meminta Air Rendaman Keris yang dianggap Keramat juga Pengelingsir Puri Gede memeluk Keris ini ber Jam Jam Karena senangnya disaksikan Gusti Panji, Gusti Alit dan Ratusan Keluarga Puri Tabanan dan Odalan yang di Danai Para Keturunan Majapahit Arya Kenceng yang Keraton / Purinya masih Utuh di Bali bahkan mengerti Adat Upacara Majapahit yang benar Termasuk apa saja Sesajinya, Jadi Keris Yang di Yakini Buatan Empu Gandring sudah diselidiki secara Ilmiah memang Kelihatannya Belum selesai Pembuatannya, dan Garapannya Terburu buru, Bahkan bila di Foto Keluar Naga nya, Bahkan Brahmaraja ketika membawa Keris ini dimata Para Winasis atau mangku Sakti melihat ada 2 Naga mengawal Sang Raja pembawa Keris ini "Waktu Beliau Pidato kiri kanan Beliau ada Naga ber Mahkota yang mengawal" ucap Resi Agung Kayu Selem dengan serius sambil ngemut Tembakau dan giginya memerah kehitam hitaman kepada Gusti Prawirodipuro, Memang di Keris Naga ada 2 yang satu Relief yang satu Lukisan masing masing punya Ekor jadi memang 2 Naganya dan Keris ini hanya Satu tidak ada Pasangannya sedang Semua Keris dan Tombak milik Pura Majapahit yang jumlahnya Ribuan selalu berpasangan atau Kembar untuk dibawa Para Pengawal Raja yang berbaris Kiri dan Kanan Sang Raja. atau Lanang Wadon sepasang yang berjodoh jadi ada Panas ada Dingin itu Keris agar tidak membahayakan bila hanya satu yang Galak. diredam yang Sabar.mangkanya Keris harus Sepasang.
Keris ini disebut Keris Empu Gandring dari segi Ilmiah nya, Segi Gaib / Niskala sudah teruji Keluar Naga, dan selau membuat Kerauhan dan sangat Wingit membuat eng Geblak Orang yang memegangnya dan Teriak Teriak menyebut GANDRING, Juga Empu Soegeng Wiyono yang sudah Menerbitkan Buku Keris yang di Akui Dunia Termasuk Beliau Ahli Keris, Dan Pengasuh Rubrik Keris di Media serta Pakar Wesi Aji Keraton Jokjakarta juga mengakui Keris ini dan memberi nama Keris Empu Gandring ditulis dengan Tangan dan dibalik Kartu Nama Beliau Sendiri agar tidak banyak Pertanyaan, Sebab Sang Empu asal Jogja ini bahkan sudah Menerbitkan buku Keris untuk 2010 ini dalam beberapa Bahasa, Bahkan di London Buku Keris Beliau Laris Manis dijual di Toko Toko Buku juga di Manca Negara sedang dalam Negri hanya Segelintir Penggemar Keris yang senang Buku Keris, Karena Menurut Agama Islam Arab Keris dikatakan "Musrik" atau ber 'Roh" Setan yang minta Sesaji dan Arab tidak ada bahan Sesaji yang ada hanya Kurma bukan Sesaji Keris, jadi di Haramkan [Trans TV Halal Haram Rubrik Minggu Sore] Seperti Keris Nolak Hujan, Buktinya Raja majapahit waktu Sore 31-12-2009 Turun dari Mobil keadaan Hujan sejak beberapa jam Mendung tebal dan sangat gelap cuaca Besakih, Sang Raja Brahmaraja XI langsung menghunus Keris dan menunjuk Langit serta menggoreskan ketanah Hujan Langsung Sirna, Awan Tebal menepi, Bintang Sore kelap Kelip dan Rembulan dengan Cerah bersinar di ufuk Timur Tersenyum menyambut Narendra Utama, Semalam Suntuk Pura Besakih Cerah Tidak Hujan karena di Komplek Candi Brahmaraja tidak ada Tempat Berteduh, Keajaiban ini disaksikan Ribuan Pasang Mata Orang yang hadir bahkan banyak Touris yang geleng geleng Kepala melihat Keris bisa menyilak Hujan, Sedang bangsa Sendiri Malah Mengharamkan sesuai Kitab Arab tidak boleh memuja Benda Setan yang menyekutukan dengan Awlloh nya Islam ini sangat Durhaka dan Musrik, Karena semua dari Awlloh nya Islam yang berkuasa dan Allah yang Kristen pun dianggap Kafir dan Gereja Jesus di Negri ini pun di Hancurkan dan di Bom itu Natal 2000, Inilah suatu Keanehan Adat Bangsa Sendiri yang mengagumkan Dunia tapi tidak diakui Rakyat nya sendiri karena ikut Budaya Arab Zaman Jahil liyah, Padahal Sama Orang Jawa ber Otak Arab Keris di Sebut Setan, Yang Nyebut ya Orang suruhan "Dajjal' Raja Setan atau Kristen bilang "Lusiver" jadi Lucu juga Karena Keris Juga Setan jadi ya Saudara dengan Dajjal dan disebut Setan juga oleh Dajjal.Setan dari Arab 1400 tahun yang lalu.
Jadi inilah Tentang Keris Empu Gandring Yang sangat Sakral dan Mewariskannya pun tidak Semabarangan, Dulu Ketika Hyang Suryo " Upacara Metatah " 1960 an Keris ini di Pakai Upacara Waktu itu Ada Orang mengaku Adik Brahmaraja IX Kepalanya Botak seperti Biksu Tong yang mengatakan dalam Segi Keluarga dia Embah / Tuwayah / Kakek jadi lebih Tua dari Hyang Suryo tapi segi Niskala dia kalah lalu menyembah nyium kaki Hyang Suryo sedang Embah Gede Kakak nya [Brahmaraja IX dan X] yang sudah Mokswa 1956 , Embah Gundul yang mengaku bernama Giam Lo Ong datang membawa Keris Pusaka tanpa menyebut Nama Pusaka, Kemudian meminta agar Keris itu dipakai Upacara Metatah bahkan ada Reshi Jubah Putih bernama Sri Gautama ikut Menyaksikan Mirip Orang India tapi katanya dari Pare Kadhiri Jawa Timur Penerima Wahyu Saptodarmo [Dokumen Foto sedang dicari], Dan Oleh Ida Bagus Gede Basya Keris itu di Setujui dan Beliau Menyelipkan di Punggung Hyang Suryo yang berpakaian Adat Bali / Majapahit dan diringi Wayang lemah "Wisnu Mesiluman Raksasa Siu kena Cakra tidak mempan" Malamnya juga ada Wayang "Ramayana" dimana Hyang Resi Hanoman bisa bertemu Bima dan di wejang Ilmu agar Selamat dalam Bharata Yudha ini lakon Langka. Kalau tidak salah Dalam Lakon ini ada Kesalahan Pandawa Yang hanya meminta Pandawa saja yang Selamat dan Benar Para putra Pandawa gugur seperti Gatotkaca, Abimanyu dll dan yang Meneruskan Cucu Pandawa yaitu Parikesit jadi 5 Pandawa benar benar Selamat, Dan anehnya di Jawa ada Gunung Arjuna [Malang Jawa Timur], Candi Bima [Dieng Jawa Tengah] dan Nama Tokoh Pewayangan yang menurut Pakar Wayang dari India, sedang di India tidak Gunung Arjuna maupun Candi Para pandawa Pikirkan Sendiri, ini. Juga Cerita "Arjuna Wiwaha" di India tidak ada lho, Ini Cerita Arjuna Wiwaha adalah Pelajaran Ilmu Mokswa "Sangkan Paraning Dumadi" Asli ilmu Majapahit dan Leluhurnya Prabu airlangga yang juga Bhatara Wisnu Cam' kan ini juga. di India tidak ada Raja jadi Wisnu karena tidak ada Acara Memanivestasikan Orang dengan Dewa Titisannya, Acara menivestasi hanya ada di Kerajaan Siwa-Buda yang menyatu.Seperti Ayah Mahendradata adalah Empu Sindok yang ber Ageman Buda dan Buda disebut Darma lalu Empu Sindok dinamakan Darma Wangsa atau Dinasty [ Wangsa ] Sindok / Buda dari China dimana Dinasty Sindok di China adalah Penemu Kalender Musim yang bisa menghitung kapan Gerhana juga dimana Kapan kita menanam Padi bila musim Hujan, menanam Kacang bila musim Panas dan Mengadakan Pengairan Hingga Zaman Airlangga Banyak dibuat Bendungan dan Pengairan agar Kemakmuran Rakyat terpenuhi hingga kini di Bali ada Subak dan Pengaturan Pengairan.yang Lestari Sejak Zaman Mahendradata Ibunda Airlangga yang terbukti di Pura Durga Kutri Mahendradata yang selama 1000 tahun tetap Lestari dan di Upacarai di Bali, Berarti Pura Durga Kutri Mahendradata adalah Pura Dinasty Sindok makanya pakai Uang China Kuna 1000 tahun yang lalu bahkan ditemukan juga Uang Kepeng di Kadhiri berusia 1750 tahun yang lalu Zaman Pemerintahan Raja Cow Cow yang Pencinta Anjing Hingga Anjingnya pun disebut Cow Cow yang kini jadi Anjing Kintamanai Bali dan Anjing ini dibawa Putri Kang Cing Hwie Permaisuri Raja Bali Sri Jayapangus Sang Ptri anaknya Jing Kang Karena berasal dari China. [Uang China nya yang Muter Muter di samping kiri Blog ini]
Semoga Keris Empu Gandring membuat Cerita tersendiri dan Untung Barangnya masih ada ditangan yang Berhak dan sudah lulus Ilmu Majapahit di Bali dan ke China Sowan Leluhur Ibu dari China dimana Sejak Kecil Harus berada di Bali [1956] Mengikuti Adat Upacara sebagaimana mestinya Hingga Dewasa dan Metatah Penyelenggaranya Bhatari Ibu Agung Putri dari Puri Dangin [Puri Kecil menurut Komentar tapi yang penting Adat nya Majapahit dan Tulus Iklas Seorang Ibu mau mengupacarai Anak Tunggalnya, Biarpun Upacara Besar tapi kalau untuk Pamer dan Parawisata kan kurang Murni?], Dengan Yang Natah Ida Bagus Gede Basya pakai Kikir juga merangkap Dalang Wayang Calonnarang, secara Simbolis hanya memukul dan Muput Upacara Ida Pedanda Ratu Ibu Lengsir Kawanan yang Mimpin Upacara Sampai Ratu Mas Tedun / Turun melinggih di Daksina Upacara dan bisa di Lihat Mata Telanjang Berupa Dewi Bersila, Bahkan Hyang Suryo pun ikut Upacara Eka Dasa Ludra di Besakih yang 100 tahun 1 X diadakan 1963 [ini Upacara Terbesar waktu itu Bung Karno Hadir]. Yang aneh Hyang Suryo malah awet muda hingga kini dan Orang Tua pun sangat mengenal karena Wajahnya tidak banyak berubah sejak dulu hingga sekarang. Bahkan ketika Upacara Ngenteg Linggih Maret 2007 di Pura Ibu Majapahit Jimbaran Ida Pedanda Ratu Ibu Lingsir Ratu Mas Buda Keling berusia 126 tahun masih bisa Muput sambal Membunyikan Genta / Bajra Penyineban Pratima Ratu Mas dengan membuatkan Banten Penyineban Sendiri, Dan Beliau bersyukur bisa bertemu Narendra Utama Majapahit Keturunan ke XI Ratu Mas, Ibu Ida Pedanda Istri Ratu Mas ini sampai di Gotong dari Mobil dan didudukkan Pemiosan dan Muput Upacara serta langsung memanggil dan memberi TIRTA Suci pada Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI dan Gelas sisa Tirta jadi rebutan dan Ida Pedanda Istri Lingsir bahkan menambahi Tirta melihat Orang Rebutan minta Tirta bekas Sang Raja [Ada VCD nya] di Teruskan "Mahkota" Majapahit dari Luar Negri pun di Serahkan Pada Raja Yang selalu tidak pernah mengaku Raja dan hidup Sangat Sederhana serta sangat dekat dengan Orang kecil ini hingga Buruh Tani Macul pun membelikan Nasi Jagung Apek seharga Rp. 300 lauknya Teri sebiji dan Krau, Tapi Juga Dunia malah menyerahkan Mahkota Majapahit yang bisa menjepit Kepala yang tidak di kendaki ini, Sangat Pas di Kepala Pria yang terkenal dengan nama Hyang Surya ini, Ternyata Dunia sengaja menguji apa benar Pria Gondrong Nyeleneh ini benar benar Raja Abhiseka Majapahit, dan Ternyata Benar, Menyandang Nama WILATIKTA itu tidak sembarangan dan bisa Kwalat [Jawa] dan Tulah [Bali] hingga Nama "WILATIKTA" akhirnya diberikan juga pada Rektor Universitas Mahendradata yang juga President World Hindu Youth Organization Gusti Arya Wedakarna yang berjuang untuk Majapahit dan juga banyak ditentang, Tapi tak mengurungkan niat Raja Abhiseka Majapahit ini mewariskan Nama Abhiseka nya kepada Generasi Muda yang gigih Berjuang dan juga diakui Dunia.
Semoga Tulisan ini menambah WAWASAN Pencinta Adat majapahit yang belum hilang di Tumpas Aliran Baru yang Sangat bertentangan Adat nya dengan Majapahit dan sudah menguasai Negri ini dengan berusaha menumpas dan Menghilangkan Adat yang Adiluhung dan di Kagumi Dunia, Dimana Zaman Moderen dimana Arab Padang Pasir yang tidak percaya apapun selain Awlloh nya sampai minta Hujan karena kekeringan [TV], kena Bencana Tsunami, Banjir Bandang , Angin Lesus dll, malah ini ada Orang yang bernama Brahmaraja dan dihina tidak mau menghormati Beliau selain Muhammad yang Nabi arab [Komentar] malah sangat Dekat dengan Alam, Kerisnya dihunus Alam bisa tunduk dan Hujan menyingkir padahal bukan Muja Allah hanya muja Leluhur nya Ratu Mas yang di Manivestasikan Dewi Kwan Im yang Mokswa disaksikan Raja dan rakyatnya di China Yaitu Raja Miao Tu Huang yang kemudian keturunannya Miao Li Zaman majapahit Putrinya Li Yu Lan di Kawin Brahmaraja hingga Menurunkan Trah Majapahit Kadhiri yaitu Brahmaraja XI yang disebut Pimpinan kaum Musrikin atau Orang Musrik [Pribadinya] Sampai Rumahnya yang disebut Pura ? Puro / Puri / Griyo / Dalem di Segel di Larang Ritual [Muja Leluhur] dan kegiatan dalam bentuk apapun karena Bertentangan dengan Buku dan Adat Arab Oleh Camat Trowulan yang didukung Ketua Praksi PKB dan Anggota DPRD Mojokerto KH Nurhadi yang Tunduk Buku Arab anti Budaya majapahit tidak membela Hyang Suryo Rakyat Trowulan tapi mebela Orang Jawa yang ikut dan Cinta Negara Arab, Padahal Pria yang terkenal Hyang Suryo ini malah dikenal Dunia sebagai Orang Aneh yang karena Cintanya pada tanah Air sampai Alam Tanah Air begitu pula mencintai nya hingga kalau Upacara Hujan bisa minngir, Padahal sekitar Tempat Upacara Hujan Malam Tahun Baru sangat Ganas disertai Angin Besar hingga membuat Banjir dimana mana juga Pohon Pohon Roboh bertumbangan juga Ratusan Rumah Hancur [TV] bahkan Longsor lautpun marah Ombaknya Besar, Ketika Sang raja Sungkem Kepada Leluhur Dewi Kwan Im yang dikenal Dunia juga Dewi Welas Asih, begitu Welas Asih nya Alam dan Awan Hitam menepi, Bulan Muncul membuat Kagum Setiap Orang dari Penjuru Dunia, Bahkan Waisak 2000 di Candi Gayatri Boyolangu Hujan Deras Langit Gelap kemudian Sang Raja berucap '" Tenaang, Sebentar lagi Bulan akan menampak kan Diri..." Langit terbelah dan Ribuan Pasang Mata Pengunjung termasuk AA Ngurah Darmaputra SH Puri Ukiran, RM Bambang Pakualaman Jogja, dan Umat Lintas Agama [berita Lengkap di Blog lain "'Waisak" 2000] menyaksikan Bulan Purnama Kasidhi Waisak pun muncul menyinari Tempat Upacara Candi Gayatri biarpun Kepala Arca Gayatri Hilang di hancurkan Islam yang anti Patung Berhala, jadi bukan hanya kemarin, sejak dahulu Pria Rambut Panjang Melajang ini sudah sangat Suci nya hingga Alam tahun 2000 pun tunduk bila ada Upacara yang di Hadirinya apakah ini Takdir Allah atau Takdir Luluhur yang dianggap Setan atau keduanya Merestui terserah Anda yang membaca Tulisan ini Percaya atau tidak Tulisan ini Kasunyatan, atau Peristiwa NYATA bukan Dongeng Bobok malam atau "Ah Teori.." iklan Sampo Rambut di TV [ Team Saksi Upacara 2010]