Dan ini Hak Jawab ditujukan untuk Masyarakat umum dan para keturunan Majapahit tentang Bali Pos 7 Januari 2010 yang ditulis oleh AA Ngr Manik Danendra,
Pihak Pura Majapahit Trowulan didalam Puri Surya majapahit. Pada Awal 2001 AA Ngurah Rai Pelingsir Puri Tegal Denpasar datang memperkenalkan AA Ngurah Widura Pemilik Pura Desa Denpasar dengan 2 Orang Putranya salah satu Manik Danendra didalam Kelenteng Ratu Mas atau didepan Pratima Ratu Mas Ngurah Manik menyatakan akan menyumbang Pelinggih Bahkan Kakaknya berkata "Na ngelah Pis seng ngorang ngorang" jadi Manik akan menyumbang Pelinggih disaksikan AA ngurah Rai yang membawa 3 Orang ini dan Baru pertama kali Hyang Suryo mengenal Orang ini, dan sampai sekarang Hyang Suryo tidak tahu Alamat Orang ini termasuk AA Ngurah Manik Danendra SH.

Jadi inilah awal Cerita yang cukup diketahui semua Warga Pura Majapahit hingga di Tuduh Hindu padahal Tempat leluhur, juga sumbangan ini untuk Pelinggih Kawitan jadi Hyang Suryo menerima saja biarpun baru kenal dan sampai sekarang tidak tahu Alamat nya, karena melihat AA ngurah Rai Pelingsir Puri Tegal yang juga Menyungsung Pratima Ratu Mas Hyang Suryo yang dipendak 23-12-1993 dan tiba di Bali 24 Desember 1993 dari Pura Keprabon / Sanggar Suryo Kencono / Pura Wilatikta Ke Prabon Yang Ngurah Manik Danendra tidak tahu Tempat ini dan Untung kalau tahu disumbang Pelinggih bisa mau diambil alih lagi nanti, dan kini Pratima Ratu Mas di Sungsung di Pura majapahit Puri Tegal Denpasar Setelah Ngurah Rai meninggal kini Pura Majapahit Puri Tegal dipegang Putranya yang bernama Ngurah Putra yang sering Tangkil ke Pura Ibu di Jimbaran, Saksi AA ngurah Darmaputra SH yang malam 6-1-2010 sudah datang ke Pura Ibu menjelaskan kalau Manik akan meminta balik Sumbangan Pelinggih nya.Bahkan Nelpon lagi Hyang Suryo supaya siap Pengacara Manik mau nuntut lagi itu Tanda Tangan yang sudah di cabut mau dihidupkan lagi dan diperkarakan Tambah AA Ngurah Darmaputra SH yang bersama Ida Pedanda Telabah baru Ruwatan di Pura Ibu Jimbaran.

Masalah dengan Surat Penyerahan dan Tidak berlaku lagi yang diungkap AA Ngr Manik Danendra di Bali Post karena Surat Aslinya tetap di Pegang Manik dan Tidak di kembalikan Hyang Suryo dan akan dibuat Perkara Terus Terusan bila sudah lama dan Orang pada lupa inilah Hebat nya Pemuda sekarang yang menganggap Leluhur Buta dan Karma pun tiada Tahu nya Nipu berdasar Hukum dan Menang ada Tanda Tangan padahal hasil Paksaan yang disaksikan Banyak Orang dan nanti di Suru Nipu juga kalau tidak ada Paksaan ini kan Biasa sering terjadi masa lalu 2002, dan Hyang Suryo yang Pengalaman juga di bidang Hukum tapi karena Mandito ya Ngalah kepada Anak Muda Durhaka seperti AA Ngurah Manik Danendra yang Sarjana Hukum dan berani Melotot membentak bentak Orang Tua demi ingin mendapatkan Tanah dan Rumah Hyang Suryo secara Menipu dan mengancam padahal Pemuda DR Wedakaran yang Rektor Universitas mahendradata demikian Hormat nya sampai menyentuh Kaki Hyang Suryo kalau menghormat, inilah Bukti Raja Abhiseka majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang Luhur Budi nya Terbesar dan bisa Terkecil menghadapi Pemuda tanpa melawan karena memang Pemuda Manik tidak kenal Siapa dan Kiprah Hyang Suryo karena hidup di Kampus untuk jadi Sarjana Hukum, yang dianggap Manik Hyang Suryo Orang Tua Tolol dan Dungu mudah di Kibuli, Sedangkan Manik Merasa Hebat Sekolah Hukum untuk Ngibuli Orang Tua Bodoh, ya Inilah Pemuda masa Kini yang sangat di Maklumi mangkanya Negara Rusak ya kena Pemuda macam begini ini dan memakai Lebel Agama Hindu lagi, Hingga di Trowulan Pak Agung Orang Hindu di Hancurkan, Pura Hindu Candi Tikus pun sudah di Plaspas Rata Tanah menunggu Ijin kalau membangun lagi, malah di Bali Post Teriak Teriak Ngurus Ijin Pura, itu Bantu Pura Hindu sebelah Candi Tikus yang Rata Tanah, Tanah Ida Bagus Basma didepan Pendopo Agung Trowulan Urus Ijinnya kok malah ngurusi Ijin Kuburan Tempat Leluhur Hyang Suryo yang didalam rumah / Puro dan sejak dahulu tak ada Masalah malah gara gara AA Ngurah Widura dan AA Manik SH nyumbang Pelinggih Pura leluhur dikatakan Tempat Ibadah Hindu dan di Tutup sebab tempat Ibadah Hindu harus Ijin dan Nyatanya tanpa ijin di Hancurkan seperti Gereja juga nanti alasan ijin belum ada Hancur, yang ada ijin pun juga Hancur di Bom, Jadi AA ngurah Manik ini sok Jadi Tukang Ngurus Ijin Pura Hindu.tapi Tanah Orang diambil Paksa dulu ijin tidak turun sudah untung bisa menyita Rumah dan Tanah Orang untuk dimiliki Ilmu apa ini? Menurut AA Darmaputra SH Bapaknya Ngurah Manik AA Ngurah Widura juga men sertifikat kan Pura Desa dan dapat Pesangon 2 Millyard pernah di Demo 83 Banjar. Tapi menang ini Ngurah Manik memgang Tanda Tangan Hyang Suryo juga mau Perkara padahal Tanda Tangan sudah di Cabut lha Saksi Mati dihidupkan lagi Mangkanya Negara rusak Hukum dibuat Permainan dan kini sedang mau di Berantas tukang mempermainkan Hukum macam akal Ngurah Manik Danendra SH ini.


Tapi ini menyangkut Leluhur lho, Ngurah Darmaputra sudah langsung memberi Tahu sepak Terjang Ngurah Manik, Pura Ibu Majapahit Jimbaran juga pernah kedatangan Mangku Dari Peti Tenget 2009 dan Kerauhan mengatakan harus ada Pelinggih dan menunjukkan Tempat nya lalu menghadapi Pengalaman Trowulan dimana Orang Nyumbang Pelinggih lalu memaksa memiliki Tempat Pelinggih dan Rumah Pemilik, Hyang Suryo memerintahkan Umat supaya dibangun Pelinggih itu tempat yang ditunjuk Sang mangku, dan setelah Selesai dan di Plaspas dan Ngenteg Linggih datang Mangku Peti Tenget Beliau terkejut melihat Pelinggih sudah selesai dan Beliau Kerauhan lalu Nyumbang 5 Juta dan di Terima oleh Lakon kerabat bendesa Adat Jimbaran untuk digunakan kepentingan Leluhur,
Jadi Pengalaman di Trowulan membuat Trauma Kerabat majapahit, mangkanya di Pura Ibu Puri Gading Jimbaran Bali tidak pernah minta Sumbangan ada Orang Nyumbang pun sangat dipertimbangkan adakah maksud lain bila menyumbang mengingat Pengalaman Pura Trowulan yang kebetulan Umat Hindu menyumbang Tempat leluhur mau di Hindu kan hingga di Tuduh Hindu oleh Imam Karyono padahal Leluhur Kawitan Majapahit adalah milik Bersama bukan milik Agama Hindu saja, Seperti Umat bernama Gede Susila pernah menjual Kupon Mac Donal Makanan siap saji untuk menambah dana pembangunan inipun kecil, Karena Kerabat dari SARA [Suku, Ras dan Agama] di Nusantara banyak yang menyumbang Jadi atau bukan Uang tapi membuat kan samapai Jadi.
Demikianlah Penjelasan Pihak Pura majapahit Trowulan yang diwakili Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali dengan sebenar nya Semoga Tidak membuat TULAH [Bali] atau KUWALAT {Jawa] Menurut AA Ngurah Darmaputra SH Bapak nya Ngurah Manik AA Ngurah Widura juga Sudah Tewas, Dan Pura Leluhur SARA Majapahit tidak perlu ijin Ibadah Hindu kan sudah di Tuduh menyebarkan Hindu, Bahkan Kolonel Agung Poerbodjagad yang Orang Hindu Padma nya Juga di Hancurkan awal 2000, Pura Ida Bagus Basma didepan Pendopo Agung Trowulan juga gagal, Pura Hindu disebelah Candi Tikus juga gagal, dan Pura leluhur Majapahit Hyang Suryo ketika di Tutup malah mau diambil alih Orang Hindu, Dan AA Widura sempat ngomong kalau Sudah jadi Tempat Ibadah Hindu Klenteng nya mau di Hancurkan dan Beliau Tewas.
Demikianlah Pura Majapahit cukup Diam dan Berusaha agar Leluhur bisa tetap Odalan hingga di Undang ke Bali Hingga Hyang Suryo berterima kasih Pada Warga Hindu Yang mengundang ke Bali hingga terwujut Pura Ibu Majapahait bahkan Hyang Suryo mendapat Anugrah Hindu Muda Award 2006, Jadi Ucapan Terima Kasih itu untuk di Undangnya ke Bali juga kini sedang di Bangun oleh Gusti Sentanu di Kali bubuk Lovina Kayangan Jagad Majapahit, Jadi inilah Ucapan Terima kasih kepada Umat Hindu Bali yang membantu Pura Majapahit Trowulan yang di Tutup dan Kini Leluhur Majapahit bisa Odalan di Bali, juga di GWK yang sudah Milik Umat Jadi memang kalau Pura majapahit Lancar kan milik Umat bukan Pribadi / Kelompok, dan Ngurah Manik pun tidak pernah Tangkil dan Pihak Pura Majapahit Ibu di Jimbaran pun Pura Majapahit tidak mengharap tapi tidak melarang Tangkil karena Tangkil dan Sembahyang tidak bisa di Paksa tapi kesadaran diri Sendiri,
Demikianlah ini Berita yang seharusnya disimpan dan sudah dianggap selesai, malah mau dibuka, Inilah membuktikan Ketegaran Hyang Suryo yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI dan banyak Orang belum mengerti siapa dia ? Ngurah Manik paling paling hanya 5 X pernah bertemu sudah Berani Angkat Bicara Hukum nantang Leluhur Majapahit terakhir Bertemu di Garnisun yang juga ada AA Ngurah Rai yang kemudian Mrajan nya Terbakar dan ketika Ngenteg Linggih Hyang Suryo Hadir dan ini pertemuan terakhir karena Tak lama kemudian Penglingsir Puri Tegal ini Tewas juga menurut AA Ngurah Darmaputra AA Ngurah Widura pun Tewas dan Peristiwa tenang selama 9 tahun yang Pelakunya Sudah Meninggal Dunia dan dianggap Selesai kini diungkit lagi AA Ngr Manik Danendra SH di Bali Pos untuk menyaingi Berita Rektor Mahendradata yang di Abhiseka Sri Wilatikta Tegeh Kori Kepakisan I oleh Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang 3 Episud terbitan di Bali Pos dengan menampilkan Foto yang Ganteng sekali mengalahkan Foto Sri Wilatikta Tegeh Kori Kepakisan I,
Coba dipikir secara Jernih adakah Orang Nyumbang Pelinggih lalu ingin menguasai Pura / Mrajan yang di sumbang nya dengan paksa ? Harga Pelinggih kalau diminta kembali Umat semalam sudah siap mengembalikan, Semalam memang rapat dipimpin AA Ngurah Darmaputra SH, Semua Pengacara, Umat di Jawa yang memang sudah tahu masalah ini ya juga diberi tahu. Termasuk Rektor Universitas Mahendradat Sri Wilatikta Tegeh Kori Kepakisan I yang langsung Nelpon Prihatin setelah membaca Bali Pos dan mengirimkan Berkas serta Penjabutan surat Pemaksaan Penyerahan yang di berikan Brahmaraja XI di GWK 2005 untuk diketahui Umat di Pura Ibu Majapahit Jimbaran agar tahu duduk soal nya tidak terpengaruh Berita Bali Pos AA Ngr Manik Danendra SH yang masih memegang Surat Paksaan Penyerahan Puri Surya majapahit di Garnisun Surabaya ketika Hyang Suryo lagi Sibuk menghadapi Serbuan dan Pemboman Imam Karyono dan Penutupan Pura Oleh Camat Trowulan yang juga sudah Tewas,
Demikianlah Penjelasan ini semoga leluhur Mengampuni Orang yang berbuat Tidak Benar untuk Leluhur Majapahit, jadi sudah di Tutup masih ada Orang sampai hati memaksa menanda Tangani Surat penyerahan katanya demi Keamanan diri Hyang Suryo dan ternyata mau di ambil alih Rumah berikut Pura Leluhur Hyang Suryo di Trowulan dengan Pemaksaan menanda Tangani Surat yang sudah di persiap kan tapi kemudian Tanda tangan itu sudah di Cabut berarti Surat Penyerahan sudah tidak berlalu lagi, Sekarang malah mau diberlakukan lagi setelah 8 tahun berlalu dan Leluhur sudah bisa pindah ke Bali untuk Odalan, dan Trowulan pun kini Sudah jadi Pusat Informasi Majapahit dengan penambahan Rumah Lurah yang juga mengalami nasib di Serbu dan Masjit nya di desa Pakem dihancurkan Pihak Pura Majapahit sudah diam menganggap Selesai tapi malah masuk Bali Pos hingga banyak pertanyaan dan inilah Penjelasan dengan Tulus Iklas atas nama Leluhur Majapahit yang mengalami Penutupan hingga di Undang ke bali dan Media pun sudah banyak mengungkap Kiprah Hyang Suryo di Bali Hingga terwujut Patung Ganesa Tertinggi di Dunia, Pura GWK yang sudah milik Umat, Pura Ibu Majapahit Jimbaran juga milik Umat SARA (Suku Ras dan Agama apapun dari seluruh pelosok Nusantara yang ber-Pancasila) karena tempat Leluhur bukan Tempat Ibadah Hindu yang didukung Para keturunan Majapahit apapun Agamanya dan Pura majaphit pun berterimakasih pada Umat Hindu di Bali yang mengundang, memberi Tempat, hingga bisa terwujut Pura Leluhur Majapahit di Bali mengingat Pura Trowulan di Tutup dan belum bisa buka secara Umum {AA Ngurah Darmaputra SH , Gusti Ayu Rukmini SH , Gusti Sutisna SH , Budi Hartawan SH dan Team}