Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch Portuguese

twitter

Sabtu, Januari 09, 2010

PURO MOJOPAHIT RUMAH HYANG SURYO

Pura / Puro Mojopahit Hyang Suryo sudah lama ada.
Posmo 1999 sudah memberitakan tentang Pura Majapahit [blog lain halaman ini], dan Pura Majapahit Baluk Jembrana Negara Bali tempat Arya Wedakarna sudah datang hubungan Mendak Tirta bila Odalan, juga Pura Rambut Siwi Negara Bali 1997, juga warga Bali sudah mengenal jauh sebelum 1999 bila Pura Majapahit Baluk Negara Bali dan Pura rambut Siwi habis Odalan maka Pura Majapahit Trowulan pun mendapat jatah Odalan dengan banten (sesajian) 1 Bis,  dan anehnya berkat mendak Tirta di Pura Majapahit Trowulan uang sumbangan Odalan selalu sisa dan bisa bikin Odalan di Trowulan serta nyarter sampai 50 Bis untuk masyarakat  penyungsung Pura yang Odalan dibawa ke Trowulan. Rombongan Pura dari Bali ini selain Pura Majapahit Negara, Juga Pura Rambut Siwi sampai 62 Bis bila datang untuk berdoa dan Matur Piuning Odalan selesai. Juga tamu-tamu dari Pemerintah Daerah Bali sering datang tangkil baik rombongan maupun pribadi .Samping Atas Foto Hyang Bhatoro Agung Suryo Wilatikto Brahmaraja XI Raja Abhiseka majapahit 1995 Perayaan INDONESIA MAS di Trowulan jauh sebelumnya Orang Bali berdatangan ke Trowulan Turut Campur Upacara Hanya mendak Tirta dan Matur Piuning Odalan Selesai sambil bawa banten untuk Ucapan Terima Kasih atas lancarnya Upacara.

Jadi hampir Pejabat dan Tokoh serta masyarakat Bali rata-rata pernah tangkil di Pura leluhur Majapahit Trowulan bukan Bali saja tapi kota-kota lain di Jawa dan luar Jawa bahkan manca Negara pun sering datang termasuk dari China hingga Penduduk Segaran Sekitar Pura / Puro / Griyo / Dalem Hyang Suryo Raja Abhiseka Majapahit yang bergelar Sri Wilatikta Brahmaraja XI sangat makmur. Warung di sekitar Segaran sampai ratusan bahkan Depot, Restoran, Warung wilayah Trowulan hingga jalan raya ludes (laris manis) kalau kedatangan 85 bis dari Jakarta dan Bali, Sukran, Suci, Kasim  pedagang souvenir dan lainnya ikut makmur.

Barulah awal 2001 AA Ngurah Rai dari Puri Tegal Denpasar membawa AA Ngurah Widura dengan 2 Anak nya yang berniat nyumbang Pelinggih Kawitan, ini juga diketahui AA Ngurah Darmaputra SH dari Puri Ukiran yang kakaknya istri AA Ngurah Rai, Darmaputra SH memang rapat dengan Hyang Suryo dan sering ke Pura-Pura di Bali termasuk Besakih, dan pernah dilantik Hyang Suryo sebagai Pendeta Majapahit didepan Pelinggih Ratu Mas Magelung sekitar 1970-1980an, Dan 23-12-1993 Puri Tegal Mendak Pratima Ratu Mas di Puro Wilatikra [Mojopait] Keprabon dan Pratima tiba 24-12-1993 dan di Linggihkan di Pelinggih Lama yang tidak terawat dan Tanpa nama, Setelah ada Pratima Ratu Mas lalu disebut Pura majapahit Puri Tegal, Sesuai yang melinggih Ratu Mas atau Dewi Kwan Im Leluhur Hyang Suryo yang Generasi XI Brahmaraja Suami Ratu Mas yang juga punya Pelinggih di Besakih., Jadi Pura Majapahit Puri Tegal menjadi Pura Majapahit berkat ada nya Pratima Ratu Mas dari Pura Wilatikta [Majapahit] Ke Prabon Rumah Hyang Suryo yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI. Hyang Suryo Juga Pinisepuh / Penglingsir Sanggar SOERYO KENTJONO  Ijin Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur Nomor Induk : 116/117/483/17/VI/104.13/O/1988 , Ilmu Sangkan Paraning Dumadi, Juga Ketua Pura Wilatikta Ke Prabon [Ada Ijinnya juga dari DEPDIKBUD nama Ketua dan Anggota lengkap dapat Surat Dikbud] Yang Pinisepuhnya RM Tjokrohadiningrat [Punya Surat sebagai Anggota Pura Wilatikta dari DEPDIKBUD] Putra Jendral Oerip Soemohardjo yang dipakai Nama Jalan Utama di Surabaya Panditanya Romo Sampurnaning Jagad dari Prambanan dan Pandita Embah Tedjo dari Senduro Lumajang juga Biksu Suhu Cing, Suhu Ming Kiong Pabrik Holden, Embah Prayogi ning Jagad SH dari Provost POLDA Jawa Timur , Biksu Awan [Kini di Amerika] adiknya Biksu Alung di Pura Majapahit GWK [sekarang] dll.

Waktu itu Hyang Suryo sudah berjuang di Jawa, bahkan di Trowulan sudah di kenal sejak 1963 selama 3 generasi, Mariam di Putri Cempa kenal Hyang Suryo ketika masih "Gadis" dan sering jalan-jalan dengan Hyang Suryo kini sudah jadi nenek dengan 2 Cucu dan Raden Sisworo Gautomo yang Sekarang Pemangku Puro Majapahit dan Juru Penerang [JUPEN] Pusat Informasi Majapahit Brahmaraja XI sudah mewakili Hyang Suryo di Trowulan sejak 1980 Beliau Putra Lurah Krian R.SAEKAN SASTROWIJOTO (1942-1977) untuk mengatur Perayaan Suroan yang mulai 1993 Hyang Suryo Panitia Pahargyan Suran / Suroan tetap karena mulai 1993 acara Suroan diadakan secara Nasional di Trowulan Hasil Rapat bersama Direktur Jendral Kebudayaan dan Umat Penghayat Kepercayaan di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur Jl. Genteng Kali Surabaya yang dihadiri Hyang Suryo sebagai Ketua Pura Wilatikta dan Sanggar Suryo Kencono , Sebelumnya Suroan bergilir di tiap kota di Jawa dan Hyang Suryo selalu hadir sejak 1980 bahkan Hyang Suryo Penulis Cergam Sejarah Blambangan dan Berdirinya Kota majapahit di Harian Radar Kota, Juga Pengasuh Konsultasi Budaya nasional di Berita Surabaya Minggu hingga cukup dikenal dikalangan Kejawen yang digambar samping Atas lagi Berdo'a di Candi Singalaya Pura Tempat Leluhur Putri Majapahit di Puro Hyang Suryo, dan Hyang Suryo berkiprah di Himpunan Penghayat Kepercayaan Pada Tuhan Yang maha Esa [HPK yang di Jawa Timur ada 197 Sanggar Kejawen ] Hyang Suryo sebagai Wakil Ketua [WAKA} HPK dan Panitia tetap Suroan di Trowulan sejak 1993 ada SK nya jadi bukan Hindu, tapi Hindu mendukung Hyang Suryo yang memuja Kawitan Majapahit Foto diatas, kebetulan Orang Hindu 1961 semua punya Kawitan sebelum 1961 peninggalan Leluhur nya dari Majapahit, hingga Rumah Hyang Suryo yang ada tempat Leluhur Kawitan Majapahit diakui SARA [Suku, ras dan Agama] dan semua datang ke leluhur termasuk Islam Kejawen.dan apapun Agama dan kepercayaannya.

Kalau Suroan Rumah Hyang Suryo penuh orang Kejawen menginap untuk acara Suroan di Trowulan sambil Tumpengan. Mereka pakai Blangkon dan keris dipinggangnya Mereka dari Sanggar Sanggar Kepercayaan dari seluruh Nusantara dan tidak ada orang Hindu yang ikut Suroan waktu itu, malah Kolonel Agung Poerbojagad orang Hindu dari Bali di hancurkan Rumahnya berikut tempat Ibadah Hyang Widi nya 1999 di Desa Bejijong Trowulan juga Candi Tunggul Manik yang kelihatan banyak didatangi orang Hindu di hancurkan 9-9-1999 jam 9 Pagi. yang tidak ada kaitannya dengan Hyang Suryo yang memuja Leluhur Kawitan majapahit dan sangat Pancasila karena tiap Orang Apapun Agamanya selalu Percaya Leluhur bagi Yang mengerti Sangkan Paraning Dumadi ilmu Jawa Peninggalan Majapahit Siwa -Buda bukan Hindu 1961 yang Kebetulan di Bali tiap Orang punya Mrajan Kawitan, kalau di Jawa Bibit Kawit atau Danyang Desa yang juga selalu di Upacarai Seperti Bersih / Ruwat Deso.Jadi ada Persamaan Jawa dan Bali hanya Adat Majapahit di Bali lebih Sempurna karena tidak terjajah Agama Islam sejak Zaman majapahit, sedang di Jawa Islam diterima dan di Gabung Adat Jawa yang di Musrikkan Islam asli Arab, Hingga Kepercayaan Kuna bukan Agama dan tidak di Akui, Dan Hyang Suryo tetap kukuh pada Adat Majapahit yang memuja leluhur hingga bisa diterima SARA ini yang tidak di mengerti AA Manik yang mersa Hindu Agama Resmi dan bisa berbuat seenaknya terhadap Hyang Suryo dan berani Memaksa mengambil Alih Leluhur nya Hyang Suryo dan yang menyedihkan meng Klaim Nama Puro Mojopahit miliknya, Padahal Puri Tegal bisa Punya Pura majapahit berkat meminta Pratima Ratu Mas Majapahit dari Hyang Suryo pada 1993.

Juga Ida Bagus Basma dari Batu Bulan gagal membuat Pura Hindu dan Hengkang dari Trowulan 2001 Tanah nya didepan Pendopo Agung ditinggalkan Tapi berhasil di Caru oleh Para Mangku Pura Rambut Siwi dibantu Hyang Suryo1999, Pura Hindu sebelah Candi Tikus pun rata tanah 23-1-2008 dalam Jawa Pos Bahasa China "Dihancurkan Orang tidak di kenal" padahal sudah Ngenteg Linggih [Bali TV]. AA Manik anaknya AA Widura "yang baru masuk Trowulan 2001 dan Dompleng Ketenaran Hyang Suryo di Trowulan" mau ngurus ijin Pura Hindu apa bisa ? sebaiknya membantu dulu Ngurus Ijin kalau keluar masih banyak Tanah untuk Pura bukan Mengambil Alih Rumah Hyang Suryo yang kalau gagal ngurus Ijin sudah Untung Punya Rumah Tanah Gratis hasil merampas kan Lucu, merasa Hindu Agama Resmi padahal Orang Bali yang membuat Pura Hindu pada Hancur di Trowulan seperti Kolonel Agung Poerbodjgad hancur 1999, Ida Bagus Basma 2001 Pulang Gagal, dan Pura Hindu sebelah Candi Tikus Hancur 23-1-2008, AA Widura diikuti AA Manik 2001 kan Tamu Hyang Suryo ?.dan November 2001 Hyang Suryo di Tutup di Tuduh Hindu akibat Ulah AA Widura dan AA Manik yang Arogan Ngaku Hindu Padahal Hyang Suryo bukan Hindu Tapi Majapahit dan bisa di Trima Masyarakat Trowulan sejak 1963 sampai Panitia Suran sejak 1993 seperti Foto diatas Umat Islam ber Jilbab berdo'a didepan Leluhur dalam Puro Hyang Suryo yang tidak diketahui AA Manik yang sok Jagoan dan Tukang Bikin Pelinggih nya ada yang  suka ke Pelacuran dan menggoda Istrinya Usman menurut Usman sendiri yang tinggal di Selatan Segaran dan ikut Kerja membikin Pelinggih Kawitan yang disumbang AA Widura dan AA Manik hingga Pura Majapahit Hyang Suryo di Tutup dan dituduh Pura hindu dan di Fitnah menyebarkan Hindu hingga membuat Tokoh Tokoh Islam di Trowulan termakan Hasutan AA Manik yang mempengaruhi Umat Hyang Suryo ikut merampas Rumah dan Tanah Hyang Suryo secara paksa untuk dijadikan Pura Hindu, inilah Realitanya yang ditutupi selama 8 tahun agar Aib nya AA Manik tidak terbongkar dan masalahnya sudah selesai,  Bahkan Pura Yeh Gangga Tabanan juga sering datang sejak 1997 tapi ke rumah Hyang Suryo sowan leluhur bukan Hyang Widi / Tuhan / Allah sebab cari Hyang Widi kan cukup di Pura Jagatnata di Bali ?. Cari Allah di Gereja dan Masjid makanya banyak orang ber jilbab tumpengan Leluhur (adat Jawa) di rumah / Puro Hyang Suryo. Mereka tumpengan untuk Leluhur nya bukan Allah / Tuhan / Hyang Widi, Odalan Yeh Gangga [Dokumentasi Foto Lengkap] 

Hingga waktu Pusaka "Nyejer" di Puri Anom Tabanan 2003 setelah Pura Trowulan di Tutup 2001, Pratima Pusaka Majapahit di undang odalan di Pura Yeh Gangga dan Puri Anom mengikuti prosesi, jadi tidak ada hubungan dengan Group AA ngurah Widura yang baru ikut belakangan dangan 2 Anak nya  yang salah satu  adalah AA Ngr Manik Danendra SH yang di Bali Post 7-1-2010 yang Hyang Suryo tidak tahu Alamat nya. Memang Hyang Suryo Pancasila jadi menerima semua SARA yang berniat baik mendukung Majaphit seperti Foto diatas Hyang Suryo Nyuguh Leluhur bersama Orang Kepercayaan di Pendopo Agung Trowulan dan di Bali pun diterima para Keturunan Majapahit yang memberi Rumah dan Tanah untuk Kayangan Jagad seperti Gusti Latria, Gusti Sentanu, Gusti Tisna, Gusti Kampial dll kecuali AA Ngurah Manik SH yang mungkin Raja Kayangan Jagad Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi ngapain ke Hyang Suryo? [Bali Pos] yang masih memegang Surat Penyerahan Paksa Bermetarai Pura Majapahit Trowulan yang sudah di Cabut dan didiamkan selama 8 tahun untuk menutupi Kelakuan Buruk AA Ngurah Manik Danendra SH yang sangat memalukan Umat Hindu di Bali.dan ternyata dibuka sendiri di Bali Post 7-1-2010 dan inilah kegoblokan Danendra yang membuka Aibnya sendiri sesuai Pepatah "Sepandai pandai Orang menutup Bangkai akhirnya Bau nya tercium juga".Pepatah memang selalu Terbukti.

Masuknya AA Ngurah Widura dan 2 anaknya di awal 2001 inilah dengan mengirim orang Bali membuat Pelinggih Kawitan mulai bermasalah, tukang nya malah pergi ke Komplek Pelacuran dengan diantar Usman penduduk setempat, hingga sangat memalukan dan diketahui banyak orang. Padahal Pura Majapahit sebelum datangnya AA Ngurah Manik Danendra SH sangat di SUCI-kan bahkan ada tulisan DILARANG masuk kalau baru dari Tempat Pelacuran Seperti Foto diatas Semua Umat Ber Agama apapun sangat menyucikan dan Tumpengan dalam Puro Hyang Suryo yang ada Leluhur Majapahit nya Foto Bukti ini sebagai tak terbantahkan, Tukang yang habis dari Tempat Pelacuran ini tetap masuk akhirnya AA Ngurah Widura datang setelah beberapa hari Mengetisi Tirta agar Tukang ini Bersih kembali dan memohon ma`af kepada Hyang Suryo atas kejadian ini karena Tukang hanya tunduk kepada bosnya yaitu AA Widura dan Hyang Suryo sempat menyuruh pulang saja. Tapi AA Widura akhirnya didepan Hyang Suryo memerintahkan para tukang dari Bali agar menurut pada Tuan Rumah yakni Hyang Suryo. Hal ini diketahui juga oleh AA Ngurah Darmaputra SH dan AA Ngurah  Putra BA yang mengirim tukang dan mengetahui pergi ke Pelacuran minta antar anak Ketua RT Sumono tapi tidak mau mengantar, dan Usman yang dipanggil tukang dari Bali untuk membantu kerja di Pura Majapahit bersedia mengantarkan ke komplek Pelacuran tapi malah di siarkan ke orang banyak hingga membuat Hyang Suryo malu dan lapor AA Ngurah Darmaputra SH untuk disampaikan AA Widura yang sampai Detik ini Hyang Suryo tidak tahu Alamat nya.

Jadi Ngurah Putra Bungsu AA Ngurah Rai Pelingsir Puri Tegal mengetahui ini karena orang nya Putra ini yang bikin Ulah memalukan, hingga Pura Majapahit akhirnya di tutup pada 16-11-2001 setelah mengalami berbagai masalah.Sampai dituduh menyebarkan Agama Hindu dan Meng Hindu kan Orang padahal Tidak, Hanya Tempat leluhur kalau cari Tuhan / Allah / Hyang Widi bisa di Masjid, Gereja dan Pura Jagatnata Komplek TNI AL Perak Surabaya yang Umat Hindu nya banyak ke Trowulan Sowan Leluhur Majapahit, Karena mendapat Sumbangan Pelinggih Pribadi, Tapi AA Manik Danendra malah Membuat Panitia Pembangunan dan Manik mengaku Bendahara [Bali Post] dan sebagai Bendahara tidak pernah Lapor Hyang Suryo berapa hasilnya dan berapa untuk membangun Pelinggih Kawitan malah memaksa Hyang Suryo Pemilik Pura majapahit yang sudah ada Jauh sebelum Manik Lahir untuk Menyerahkan kepada Cokorda Mayun Samirana SH sesuai Surat yang dibuat AA Ngurah Manik Danendra SH dan di Tanda Tangani Hyang Suryo secara di PAKSA dan sudah di CABUT
dan Urusan selesai, Hingga Hyang Suryo Brahmaraja XI diam seribu bahasa agar AA Manik tidak malu, Tiba Tiba dimunculkan di Bali Post hingga Kerabat Pura majapahit terpaksa membuka Aib AA Ngurah Manik Danendra SH yang sudah ditutupi selama 8 Tahun.
Jadi salah satu sebab penutupan Pura Majapahit adalah Ulah AA Widura dan  anaknya AA Manik yang arogan sebagai Agama Hindu resmi dan turut campur mempengaruhi umat untuk mengambil alih tempat leluhur Hyang Suryo agar dijadikan tempat ibadah Hindu dan di kelola AA Manik SH yang tidak mengerti soal Leluhur karena masih Sangat Muda lihat Foto nya di Bali Post, hanya arogan sok mengerti dan merasa orang Bali padahal hidup nya hanya kuliah dan jadi Notaris serta Hindunya mula-keto jadi Buta leluhur, buktinya Pura / Mrajan leluhur Hyang Suryo mau di jadikan Tempat Ibadah Hindu dan Kelenteng tempat leluhur Putri / Ibu mau dihilangkan bahkan AA Widura menyebut mau dihancurkan dan kini AA Widura Tewas, setelah jadi Tempat Ibadah Hindu yang di anut Manik tidak memuja Ibu tapi hanya Kawitan Purusa / Bapak saja inipun tidak jelas nama Kawitannya jadi kalau 1965 umur 10 tahun maka kini 60 Tahun lalu Manik umur berapa ?.Manik mengaku dari Puri Tegal, padahal Pura majapahit Puri Tegal Menyungsung Pratima Ratu Mas yang di Bali dikenal Dewi Kwan Im Sang Penari Milik Hyang Suryo Penglingsisr Pura majapahit hingga setelah Pratima di Sungsung di Pelinggih 24-12-1993 lalu disebutlah PURA MAJAPAHIT Puri Tegal, lalu berani beraninya Manik meng Klaim nama Puro Mojopahit milik nya, Tanpa melihat Sejarah dan Tanya pada AA Ngurah Rai Penglingsir Puri Tegal yang membawa dan mengenalkan AA Manik Sang Jagoan Sarjana Hukum ahli merampas Tanah secara Legal dengan Paksaan  kepada Hyang Suryo di Pura Majapahit Trowulan dan Dulu Nyumbang Pelinggih Pribadi Tapi di Carikan Sumbangan atas nama Pura majapahit ini sudah menyalahi bahkan mengaku Bendahara lagi yang tanpa pernah laporan berapa hasil dan dipakai apa pada Hyang Suryo yang Pemilik Pura Leluhur Majapahit malah mau menguasai Tanah dan Rumah Hyang Suryo, Berarti Tidak Nyumbang kalau bilang Nyumbang dicarikan Dana lagi padahal Ngomong nya Pribadi punya Uang 50 Juta kepada Hyang Suryo disaksikan Kakaknya yang ngomong " Tooo, ngelah Pis sing ngorang ngorang" [Kakak Manik heran punya uang 50 juta tidak pernah bilang] disaksikan AA Widura Bapaknya dan AA ngurah Rai Penglingsir Puri Tegal didalam Klenteng Ratu Mas Tangan Seribu waktu pertama datang Berdo'a [da Dokumen Fotonya bahkan Kerauhan dan Kata Kata Manik di rekam] dan Tentunya leluhur menjadi Saksi kata kata ini, Mentang Mentang 2010 di Bali Post sudah mengaku Ketua Umum Pura [mungkin Raja melihat Fotonya] Kayangan Jagat Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi mau meremehkan Hyang Suryo yang juga baru kenal paling banyak 5 X  bertemu Hyang Suryo yang Terakhir membentak Bentak sambil Melotot memaksa Hyang Suryo agar menanda Tangani Kertas Karangan Manik yang Ternyata untuk menyerahkan Rumah dan Tanah Puro Mojopahit Hyang Suryo secara paksa, sungguh ini sangat Memalukan Warga bali, Hyang Suryo yang Jujur - Sabar - Narimo sebagai Orang Tua malah di Bentak Bentak Sambil Melotot disuru Nanda Tangani Penyerahan, Padahal Banyak Brahmana, Satriya dan Masyarakat bertemu Hyang Suryo memegang Kaki Beliau yang sangat di Hormati Juga KGPAA Mangku Negoro IX saja menyerahkan Pucuk Tumpeng HUT Puro Mangkunegaran ke 250 disaksikan Gubernur jawa Tengan yang MENDAGRI, DPRD, KAPOLDA, PANGDAM, KAPOLRES dan Tokoh Tokoh Nusantara [Tulisan di Blog lain] juga Gusti Arya Wedakarna dan Sukmawati dan Putra Putri Bung Karno lainnya pada Hormat, Tapi Hyang Suryo selaku Orang Tua malah di Bentak Bentak AA Manik dan mengalah saja, dan Bungkam selama 8 Tahun melindungi AA Manik SH dari Ketidak Tahuannya siapa Hyang Suryo, Tapi malah Kurang Ajar tidak Tahu Aturan menampilkan Foto Diri dan Melecehkan Brahmaraja XI, benar benar Gila Orang ini.Bahkan menghidupkan Surat yang sudah di Cabut.yang pikirnya Aman setelah 8 tahun disimpan dan Hyang Suryo pun Diam Seribu Bahasa untuk melindungi Diri Manik yang Sarjana Hukum kok malah keluar Kebodohannya mengungkap Sendiri Kebusukannya.Padahal Sarjana Hukum kok malah mau merekayasa Hukum ? ini sangat memalukan Generasi Muda yang akan memegang Negri ini masa Depan, Sampai Brahmaraja XI pun menyerahkan Gelar "Sri Wilatikta" pada Generasi Muda dibawah 30 tahun yaitu Gusti Arya Wedakarna Rektor Universitas mahendradata yang Doktor Termuda di Dunia dan hormat dan Percaya  Hyang Suryo dan Leluhur Majapahit. bukan seperti AA Ngr Manik Danendra SH yang malah Penipu mau mengamabil Alih Leluhur di Puro Mojopahit dan Nama Puro Majapahit yang di Kelaim miliknya mentang mentang sudah Jadi Ketua Umum Pura kayangan Jagat Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi. EDUUUAN benar.

Jadi ajaran Orde Baru sangat "ngoyot" yaitu tidak kenal Leluhur tapi Hyang Widi / Tuhan / Allah dengan Pura Hindu menyembah Hyang Widi / Tuhan / Allah Padma satu mirip Pak Agung Poerbodjagad orang Hindu dari Bali di desa Bejijong Trowulan yang di hancurkan akhir 1999. Sedang Hyang Suryo tempat Leluhur Majapahit hingga orang Islam, Kristen, Hindu, Buda, Konghucu, Kepercayaan  dan apapun agemannya datang "Nyekar" karena mengaku berleluhur Majapahit termasuk AA Widura dan kelompoknya mengaku keturunan Majapahit tapi kok Mau nge-KUP Leluhur Majapahit ?. Hanya karena nyumbang Pelinggih Kawitan lalu Kawitan apa nama Kawitan yang disumbang sampai kini belum di Sebut Oleh AA Manik yang Ketua Kayangan Jagad Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi [Bali Pos], pun tidak disebut siapa yang melinggih di Kayangan Jagad Suryo Loka Gunung Srawet nya AA manik SH kalau Pura leluhur Hyang Suryo.


Jelas Pelinggih Brahmaraja dan Ratu Mas Kawitan Hyang Suryo juga leluhur Lainnya di "Puja" hingga Generasi ke X ini jelas sekali sampai leluhur Kawitan dilinggihkan di Pura Ibu Jimbaran. Jelas bahkan waktu Peresmian utusan China pun datang karena jelas Yulan / Ratu Mas Putri dari China dan sampai kini Hyang Suryo berhubungan baik dengan China Keturunan Raja Miao Li yang Besanan dengan Keluarga Brahmaraja Kadhiri [VCD ada], lalu AA Manik ini siapa Leluhurnya ?. Hanya ngaku Majapahit bikin Kawitan di komplek Puri Surya Majapahit Rumah Hyang Suryo. Sampai detik ini AA Manik SH notaris belum menyebut Kawitan yang di sumbangkan Pelinggihnya di Rumah / Puro / Griyo / Dalem Hyang Suryo kok mau merampas Tanah dan Rumah Hyang Suryo Padahal Rumah Tanah itu Milik Pura / Puro Jenggolo dan yang beli juga Orang Jenggolo Kadhiri hanya di atas namakan Hyang Suryo yang seorang diri dipaksa Menanda-tangani Penyerahan, Tanpa mengundang Keluarga Puri Jenggolo, kemarin Diah Swastika Wisnu Wardhani Yang membawahi Pasukan Muda Generasi Muda Jenggolo sudah nelpon disaksikan Gusti Prawiro dipoero Generasi Jenggolo secara turun temurun sampai sekarang tetap setia pada Keturunan Raja Kadhiri bukan pada AA manik Danendra SH. Dan Mereka ya Islam Kejawen tidak mengerti Hindu yang lahir 1961. Ya ada cuma Keluarga Mangku Jani Pura Majapahit Jenggala yang belajar Mangku hingga bisa Ngeleneng di Negara tempatnya Wedakarna dan sudah Almarhum yang KTP Hindu dan Bila Pura Majapahit Jenggala dapat sumbangan Pemerintah untuk Hindu oleh Pura Majapahit diserahkan Mangku Jani yang Hindu tinggal di Boyolangu dekat Candi Majaphit Gayatri sebab Puri Jenggolo cukup Kaya tidak perlu sumbangan dan di Puri Jenggolo Jl. KH Agus Salim tembus Jl. WR Soepratman Tulung Agung Punya Toko, Dieler Yamaha, Hotel, Pabrik Kain, Gunung Marmer bahkan RM Tjokrohadiningrat Putra Jendral RM Oerip Koesoemohardjo Pahlawan yang namanya di pakai nama jalan kerabat Hyang Suryo punya Tambang Emas di Pacitan dll  adalah Pura / Klenteng Leluhur Brahmaraja dan Ratu Mas / Dewi Kwan Im yang Eksis sampai kini bisa mendukung keuangan Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali, Juga Sekretariat PHDI punya Email yang bisa saling berhubungan. Bahkan Kejaksaan ada nelpon mau mengganti papan nama PHDI yang sudah Kabur dan Hyang Suryo mengijinkan karena sejak dahulu Orang Hindu meminjam Pura Leluhur Brahmaraja untuk Kantor / Sekretariat PHDI katika PHDI pecah dua Jenggala pun tidak ikut-ikutan jadi ya tetap kantor Parisada Hindu Darma Indonesia [PHDI]. Papannya sampai ada Surat PHDI Jawa Timur menyuruh menghancurkan Hyang Suryo tidak berani menghancurkan karena tidak ikut masang Papan PHDI tapi umat Hindu yang masang lalu Jawa Timur ikut PHDI yang mana  waktu itu ? Dan pihak Puri Jenggala tidak pernah ikut masang papan tapi Umat Hindulah yang memasang papan, Juga di Pura Majapahit Jenggala ada Kantor Pusat Yayasan Puri Surya Majapahit.

Jadi ketika itu Hyang Suryo Kondisi Sibuk menghadapi Penutupan inilah Hyang Suryo di undang ke Garnisun dengan alasan rapat Hari Raya Nyepi dan Undangan masih ada, disana disebutkan yang hadir, dan Hyang Suryo menghormati hadir bersama Made Sudarsana SH M hum dari Universitas 17-8-1945 yang Juga Pengacara untuk menghadapi "penutupan" oleh Camat Trowulan pada waktu itu, dimana di Garnisun sudah menunggu yang Hyang Suryo Kenal waktu itu AA ngurah Rai, Ngurah Manik, Ibu Sofi yang meminjam surat jual beli untuk ngurus IMB alasannya jadi Manik mempunyai Copy Surat Jual Beli dari Ibu Sofi yang mengurus IMB waktu itu Camat sudah memberikan cap tapi dicabut kembali karena tekanan KH Nurhadi dan Groupnya yang menutup, di Garnisun ini Hyang Suryo di Bentak, disamping dibentak-bentak dan diancam mau di ciduk Asop Garnisun Let Kol Swamba pura-pura angkat Telepon ke Polisi ngancam mau nyiduk Hyang Suryo padahal Hyang Suryo punya Keluarga waktu itu KEPALA MAHKAMAH / ODITURAT MILITER TINGGI wilayah I [Sumatra dan Kalimantan] mantan Kepala Uditurat Militer III -12 Surabaya juga Mantan Kepala Hukum Kodam Udayana [KAKUMDAM] ini AA Manik tidak tahu dan Hyang Suryo yang juga tidak tahu siapa AA Manik S.H Notaris sampai detik ini tidak Kenal dan tidak Tahu Alamat AA Manik. Padahal oleh AA Manik SH  Hyang Suryo di paksa menanda tangani surat yang juga tidak sempat di Baca waktu itu dan Hyang Suryo di beri Copynya, ...."Pokok nya tanda tangani ini untuk keselamatan Hyang Suryo", kata Ngr Manik SH sambil melotot dan sampai detik ini wajah Manik yang melotot ngancam masih jelas dan sesuai foto di Bali Pos ucap Hyang Suryo ketika ditunjukkan Bali Pos "Ya benar ini Orang nya yang Ngancam dan maksa menanda Tangani Surat yang di Persiapkan sebelumnya sambil matanya melotot " ucap Hyang Suryo kepada Tisna SH Keturunan Raja Buleleng yang dibuang ke Padang dan kini Pengacara di Surabaya dan memberi Rumah bekas Raja Buleleng yang di Selong ke Padang Sumatra oleh Belanda dan Kori Paduraksanya termegah di Buleleng kepada Hyang Suryo bahkan kepada Ibunya Tisna Hyang Suryo manggil TANTE karena bukan Orang bali bahkan oleh Tante, Hyang Suryo diberi Rumah di Sangga Langit sampai Gusti Tisna SH dengan sangat "murka" menanyakan dimana Alamat AA Manik SH. Silahkan Tanya ke Bali Pos Hyang Suryo Jarang mendatangi Orang, diundang pun pikir pikir khawatir di undang di paksa tanda tangan kecuali undangan Upacara dan jelas. Seperti menanda tangani Prasasti Ganesa Tertinggi di Dunia, Prasasti The Majapahit Center, Prasasti Baliwood dan lain-lainnya bukan Prasasti surat penyerahan seperti karangan AA Manik SH, waktu itu Hyang Suryo yang kenal betul dengan AA Ngurah Rai Puri Tegal yang bapaknya AA Ngurah Gede Almarhum memberi Hyang Suryo rumah / kamar pribadinya beserta kunci untuk ditempati Hyang Suryo tetapi Hyang Suryo tidak bisa menempati karena di Jawa karna waktu itu AA Ngurah Gede tidak cocok dengan anaknya hingga Hyang Suryo diberi rumah miliknya tapi Hyang Suryo tidak mau bahkan AA ngurah Agung memberi rumah akan dibangunkan di Jaban Mrajan, tapi waktu itu AA ngurah Rai tidak setuju Hyang Suryo kalau ke Bali bisa di Hotel saja kata AA Rai disaksikan rapat keluarga dan memang kalau Hyang Suryo di Bali tinggal di Hotel Jl Pemecutan Gratis kalau di Hotel Lain Pemecutan dibayari AA Ngurah Rai dan AA Ngurah Rai Nyungsung Pratima Ratu Mas Kawitan Ibu Majapahit Hyang Suryo yang di linggihkan di Pura Majapahit Puri Tegal Pratima dipendak 23-12-1993 dan tiba di Pura Majapahit Puri Tegal 24-12-1993 dari Pura Majapahit Keprabon / Pura Wilatikta / Sanggar Suryo Kencono punya ijin Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur untung tempat ini AA Manik tidak tahu kalau tahu nanti di Sumbang Pelinggih lalu diambil alih, dan AA Ngurah Rai yang diam saja ketika Hyang Suryo di bentak-bentak. Padahal nyungsung Leluhur Ratu Mas Hyang Suryo kok malah mendukung Manik mau Nge KUP Leluhur di Trowulan padahal di Buleleng Pratima Hyang Suryo malah dapat tanah 200 hektar dan di Bangunkan Kayangan Jagad oleh Gusti Sentanu dibantu dana gaji Budi Hartawan SH Anggota Komisi IV DPRD PROV Bali yang gajinya diserahkan penuh untuk Pembangunan Pura Kayangan Jagad Hyang Suryo di Kali Buk-Buk Buleleng dan Budi Hartawan SH pun sempat marah marah tanya alamat AA manik SH ketika membaca Bali Pos.  Tapi Hyang Suryo jawab tidak tahu dan memang tidak tahu, juga Gusti Latria membangunkan Candi Megah untuk Pratima Hyang Suryo sampai diresmikan PHDI, dan tokoh-tokoh Buleleng Ngenteg Linggihnya besar babi gulingnya 15 Bantennya besar sekali, ini A A Manik Danendra SH nyumbang pelinggih malah mau menguasai dan memaksa nanda tangani penyerahan rumah dan tanah Hyang Suryo bikin malu orang Bali saja sungguh sangat MEMALUKAN, Ini disaksikan Made Sudarsana SH M hum termasuk pengacara Hyang Suryo menghadapi penutupan Camat, Hingga keesokannya Hyang Suryo bersama Made Sudarsana SH M hum ke Oditurat / Mahkamah Militer III di Jalan Mayor Jendral Sungkono melaporkan Peristiwa ini, atas nasihat Mahkamah Militer setelah membaca Surat yang ditanda tangani dan di lampiri Akta Jual Beli hasil copian pengurusan IMB disarankan di Cabut saja karena ada unsur Pemaksaan, benar pihak Manik pun membuat Somasi agar menyelesaikan PPAT dengan lampiran Foto Copy Surat Jual Beli yang di pinjam untuk ngurus IMB inipun masih lengkap dan Pencabutan serta surat pemaksaan sudah dikirimkan oleh Team Pengacara Pura Majapahit Trowulan yang diketuai DR Made Warka yang bahkan ada dekan UNTAG pula turun untuk menghadapi AA Manik yang dianggap gawat dan Surat pencabutan dikirim kepada Lurah, Camat, Koramil, Kodim, Kodam dan POLDA Jawa Timur untuk diketahui.

Juga surat pencabutan dikirim ke AA Ngurah Rai dan sudah disampaikan AA Ngurah Mayun Samirana SH nama yang AA Manik cantumkan untuk menerima penyerahan yang di paksakan di Puri Satria yang Hyang Suryo tidak kenal tapi melalui AA Ngurah Rai saja yang berhubungan dan membawa kenalan / keluarganya dan jelas sudah diberitahukan diantar ke AA Ngurah Mayun Samirana SH dan sudah di terima waktu itu sesuai AA Ngurah Rai dan kalau mengingkari, silahkan AA Ngurah Rai sudah di aben hingga memukur dan Melinggih di Mrajan Kawitan Puri Tegal kalau diingkari Pasti TULAH [Bali] atau KUWALAT [Jawa] karena BERBOHONG pada Dewa Bhatara Kawitan hingga tenang  8 Tahun bila AA Manik mengungkit kembali boleh saja arsip pencabutannya ada di Lurah, Camat, Kodim, Koramil, PANGDAM, POLDA Jawa Timur sebab somasi AA Manik juga di Tembuskan kemana mana entah benar tidak belum tahu atau hanya Gertakan tapi pengacara serius karena menyangkut Pura / Mrajan LELUHUR orang banyak bukan Manik saja, jadi surat pencabutan oleh Pengacara juga di tembuskan kemana-mana agar sama dan tidak Runyem kemudian hari Lha... ini sekarang diungkap lagi oleh Manik yang di BONGKAR sekalian biar semua tahu karena sampai kini Surat Pemaksaan tanda tangan asli masih di tangan AA manik SH jadi ngerti Hukum tapi untuk Nipu dan ngancam Hyang Suryo dan Leluhurnya ini akan di KUTUK LELUHUR kalau tidak mengembalikan surat dan maturan GURU PIDUKA dan BENDU PIDUKA kepada LELUHUR di PURA IBU MAJAPAHIT JIMBARAN sesuai adat Bali kan dekat sama sama di Bali, Akhirnya peristiwa ini reda 8 tahun tidak ada kabarnya lagi dan Hyang suryo menganggap beres dan percaya masak orang Bali yang taat Agama Hindunya sampai hati berbuat biadab dengan dalih Hukum mengesampingkan adat leluhur yang dianggap buta... ya, dan tiba-tiba dimuncul kan di Bali Pos 7-1-2010 oleh AA Ngr Manik Danendra SH lengkap dengan foto dirinya.

Jadi itulah peristiwa sebenar nya, dan Puri Surya Majapahit adalah bukan milik Hyang Suryo tapi Keluarga Besar, jadi kalau ada apa-apa di rapat kan dulu bukan Hyang Suryo dipaksa Tanda Tangan Sendiri di garnisun dengan ancaman, Padahal sudah kesulitan menghadapi serbuan Imam Karyono, dan Akhirnya 16-11-2001 di Tutup Camat, sedang kejadian pemaksaan tanda-tangan malah awal 2002 saat penutupan apakah ada kerja sama dengan Camat yang sudah Meninggal Dunia ?.

Padahal Tuduhan di Tutup Meng Hindu kan Orang, Juga dituduh Tempat Ibadah Hindu, Padahal mati-matian Hyang Suryo dengan jujur tulus iklas tidak bohong bukan membuat Tempat Ibadah Hindu tapi tempat leluhur Majapahit di Dalam Puri Surya Majapahit [Yayasan] dan Kuburan tidak perlu ijin di Madura ngubur belakang rumah boleh, juga di Pacitan dll dan Hyang Suryo tidak ngubur Mayat tapi Candi adalah tempat Roh leluhur.

Dan ini peristiwa sudah tidak perlu di buka pikir Hyang Suryo, dan Hyang Suryo sudah di undang ke Bali sampai Media dan Bali TV memberitakan keberadaan Hyang Suryo di Bali dan aman-aman saja, Sampai di Singaraja Hyang Suryo di beri Rumah oleh Gusti Latria adaik kandung Pahlawan Let Kol Wisnu yang namanya dipakai Lapangan Terbang.

Kemudian Rumah itu kini jadi Puri Surya Majapahit Buleleng dimana didalamnya ada Candi  Ganesha Buda yang waktu ngenteg Linggih PHDI Buleleng mengatakan sebagai Kayangan Jagad sedang Hyang Suryo mengatakan hanya Mrajannya Brahmaraja XI saja dalam sambutannya juga, juga Puri Pide yang tempat parkirnya Luas di Berikan Hyang Suryo untuk tempat tinggal dan menemui tamu termasuk Arya Wedakarna, Karel Gunter Meyer [Memberi Bongalow / Kamar di Hotel Melka], Dosen-dosen IKIP diantaranya Arya Sunu [sekarang ngambil gelar DOKTOR] yang sering antar jemput Hyang Suryo dari GWK ke Buleleng dll untuk menrancang Ganesha Tertinggi di Dunia dimana awalnya Pura Majapahit di komplek Patung Ganesha, Tapi kini pindah ke Puri Surya Majapahit rumah hadiah Gusti Latria, Juga Gusti Sentanu sedang membangun Kayangan Jagad Majapahit bersama Budi Hartawan SH Anggota Komisi IV DPRD PROV Bali yang menyempatkan datang ke Pura Ibu Puri Gading setelah membaca Bali Pos dan sudah dijelaskan duduk persoalan yang sebenarnya serta sudah di cabut tanda-tangan Hyang Suryo pada Surat Penyerahan yang dipaksakan di Garnisun Pembangunan Kayangan Jagad Majapahit untuk Pratima Budha Hyang Suryo yang ber-Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI,  yang nama Sri Wilatikta di berikan kepada Rektor Universitas Mahendradata hingga memunculkan berita AA Ngr Manik danendra SH di Bali Post dan ini sangat mengejutkan, Pura Trowulan yang di sakralkan dan di Sucikan dimana Pratima bersemayam di Gedong / Klenteng dan kini dijaga Raden Sisworo yang berjuang sejak 1980 di Trowulan, juga Andre anak Hendra Saputra Keluarga Besar Klenteng Tuban yang menjaga di Pura dan Pusat Informasi Majapahit Trowulan Beliau yang membangun Gedong disamping kiri Rumah Hyang Suryo untuk Pratima / Kimsin Dewi Kwan Im / Ratu Mas 1998 agar Tersucikan, di Belakang juga ada Gedong untuk Kwan Im Tangan Seribu yang sama dengan Pura Ibu Majapahit Jimbaran, Jadi masak Leluhur mau diambil alih oleh AA ngurah Manik Danendra SH ?. Padahal mau ngurus ijin segala, itu banyak Pura Hindu yang gagal, di Candi Tikus juga gagal masih nunggu ijin sampai detik ini dan Padmanya di Jawa Pos bahasa China hancur Januari 2008.

Ida Bagus Basma tanahnya depan Pendopo Agung gagal tapi carunya berhasil waktu itu para mangku Rambut Siwi 1999 Hyang Suryo Belum di tutup mengantarkan para mangku untuk membuat Caru didepan Pendopo Agung masuk 100 meter Tanahnya Ida bagus basma, karena Caru untuk tanah Trowulan, maka Hyang Suryo membantu mengamankan waktu itu Lurah wilayah Caru desa Sentonorejo Lurah Sulkan sahabat baik Hyang Suryo yang kebetulan keponakannya mantan Istri Raden Sisworo, sampai dibawakan arit (Clurit) oleh pemuda setempat, Hyang Suryo menghadapi dan menjelaskan kalau ini Para Mangku Rambut Siwi adalah Orang Majapahit dan mereka tahu Hyang Suryo sangat dekat dengan Lurah Zulkan yang tiap pagi Derok'an / Ngobrol di Rumah Hyang Suryo.


Jadi inlah Penjelasan Kejadian sebenarnya bahkan Yayasan Puri Surya Majapahit Trowulan kini Sudah Buka Pusat Informasi Majapahit didepan Pusat Informasi ada Padma dan Patung Ratu Mas Leluhur Putri di Cor di Padma Pusat Informasi yaitu sebelah barat Rumah Hyang Suryo yang ditutup Camat, Pusat Informasi adalalah bekas Rumah Pak Lurah Sapuan, Hyang Suryo mengucapkan terima kasih pada Umat Hindu di Bali itu adalah atas Undangan dan Bantuan selama di Bali karena Pura majapahit Trowulan sedang di Tutup hingga Sukses di Bali bukan untuk ngurus ijin Pura Hindu seperti AA Ngr Manik sebut di Bali Pos, masak Leluhur bisa diambil alih ?. Buktinya Leluhur kan untuk Umum ? Seperti Pelinggih Kawitan yang Ngurah Manik membuat itupun Pratima nya milik Hyang Suryo dan rela diletakkan di Pelinggih / Candi agar bertaksu, seperti Pratima Ganesha dibuatkan Kahyangan Jagad di Buleleng, sebelumnya nyejer di Musium atas undangan Dinas Parawisata dan Budaya waktu itu Ida Bagus Puja Erawan dan 9 Bulan Ganesha nyejer di Singaraja terwujutlah Patung Ganesa Tertinggi di Dunia masuk Musium Rekord Indonesia [MURI] berkat Perjuangan bersama khususnya Wedakarna dan Karel Gunter Meyer serta masyarakat Buleleng, hingga ada Puri surya Majapahit di Buleleng Hyang Suryopun menyerahkan kembali untuk Pelinggih Leluhur agar umat bisa Tangkil, Sedang Trowulan adalah Rumah / Puro Hyang Suryo di belakang utara ada tempat Leluhur Ratu Mas [Candi Singalayapura] Brahmaraja Meru Cor Tumpang XI sumbangan umat Buda China mirip di Puri Surya Majapahit Jimbaran untuk Pelinggih Ibu Ratu Mas / Dewi Kwan Im Sang Penari, di Trowulan juga Umat Konghucu malah mengirim Barongsai kalau Ulang Tahun / Se Jit Ratu Mas / Dewi Kwan Im Leluhur Hyang Suryo, ini yang tidak diketahui Ngurah Manik yang sibuk sebagai Notaris ucap Ngurah Darmaputra SH yang juga menjelaskan kasus Pensertifikatan Pura Desa oleh AA Ngurah Widura Almarhum dan kini akan di ulang pada Rumah / Puro Hyang Suryo di Trowulan oleh Putra nya AA Ngr Manik Danendra SH,

Tapi biarlah kita lihat saja Leluhur tentu tidak tinggal diam, orang jawa bilang "Becik Ketitik Olo Ketoro" Hukum mau direkayasa, Hyang Suryo tetap menjalani "'JUJUR-SABAR-NARIMO"" dan Sangat sadar dianggap Bodoh, Team Pengacara Gratis yang diketuai DR Made Warka dari Universitas 17-8-1945 sejak penutupan hingga Kasus Ngurah Manik mengetahui Jelas akan diberi Tahu lagi bahkan Beliau sudah pesan jangan mau datang kalau ada Undangan nanti dipaksa Tanda Tangan lagi seperti Camat Ngundang dipaksa Tanda tangan akhirnya di Cabut Pengacara, Manik Ngundang di Paksa Tanda Tangan sudah di Cabut, Juga di Bali sudah ada Gusti Tisna SH yang memberi Puri Pide Rumah Raja Buleleng yang dibuang ke Padang, sudah Nelpon membaca Bali Pos dan sudah tahu duduk perkaranya, dan sangat prihatin dan Siap mengadakan Rapat secepat nya membahas ini, Karena menyangkut leluhur dimana 9 Bulan sebelum Hyang Suryo di undang ke Singaraja sudah kerauhan bahwa Raja majapahit akan tinggal di Puri Pide dan sudah terbukti ternyata Hyang Suryo tinggal di Puri Pide yang kosong dan "tenget" memiliki Gapura Paduraksa termegah di Singaraja di mana di Puri ini rapat-rapat sampai terwujut Ganesha Tertinggi di Dunia suatu karya nyata di mana dalam Prasasti tertera tanda-tangan Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI Ibu Sukmawati dan tokoh-tokoh World Hindu Youth Organization ini untuk memajukan Parawisata Buleleng yang kini ratusan Kapal Layar dari seluruh Dunia merapat di Lovina Kali Bukbuk tempat Ganesha, dan Puro Pusat Trowulan tempat ber-Stananya Dewi Kwan Im Tangan Seribu Jien So Jien Yen akan diambil alih Ngurah Manik Danendra SH ?.

Silahkan memperkarakan hukum tempat Melinggih di Trowulan yang orang Bali bilang Durga Tangan Seribu yang sudah di Upacarai ke Universitas Mahendradata dan Denpasar hujan dan Banjir [Bali Pos] di upacarai di Pura Durga Kutri Mahendradata dan Odalan di Bali sejak 2003, silahkan memperkarakan Beliau yang melinggih aslinya di Meru Cor Trowulan yang pernah berpesan melalui Kapeselang "Kengken Iye Nguwuke Meme Kel Munggel, Nyen Sing demen Meme ke Nguwuke, Jegeg Meme di Jagate, Yen Ngerwede Merupe Bhatari Mecaling Jagad Uwuk Gumeine, Ne Meme Gangge Rabin Pasopati..." Camat yang nutup Struk dan Tewas, AA Ngurah Rai Penglingsir Puri Tegal yang membawa AA Ngurah Widura dan 2 anaknya termasuk Ngurah Manik, Mrajannya terbakar dan kini telah tiada, di susul AA ngurah Widura pun telah tiada sang pemilik Pura Desa Denpasar ini yang waktu Odalan di Mrajan nya ada yang kerauhan dan Banten yang belum di puput di acak-acak yang kerauhan cerita Ngurah Darmaputra SH, Pendukung Pura Ibu Majapahit siap silahkan memperkarakan Leluhur Durga Tangan Seribu silahkan, Orang diam di injak-injak terus, Silahkan Wahai AA Ngurah Manik SH Silahkan karena sudah Bocor di Bali Post, Leluhur siap dulu kan sudah Anda somasi dan surat di cabut, kini hidupkan lagi tanda-tangan Hyang Suryo yang anda Paksa di Garnisun Silahkan akan dibuka semua, Salut sekali ada Orang berani mau mengambil alih LELUHUR MAJAPAHIT, kami persilahkan

Tanpa hak jawab di Bali Post, cukup di Bolg ini saja cerita kasunyatan ini di tulis, biar Dunia tahu sekalian betapa Hukum dibuat permainan, padahal Hukum adalah Panglima, sudah didiamkan dan menjadi Rahasia Umum para Kerabat saja yang tahu, termasuk Wedakarna [sekarang Sri Wilatikta Tegeh Kori Kepakisan I]  2005 sudah mengetahui ini, bahkan Sudarsana SH Mhum pun sudah ke Puri Surya Majapahit menceritakan duduk persoalan sebagai saksi yang menyaksikan pemaksaan tanda-tangan di garnisun Surabaya. Jadi pertanyaan tentang Bali Post sudah dijawab sebenarnya atas nama Leluhur sekarang di TV lagi Ngetren "Sumpah Demi Allah" lha di Pura Ibu Majapahit tidak ada sumpah-sumpahan kita serahkan Leluhur yang menciptakan kita "Becik ke Titik Olo Ketoro" mengenai acara di Pura Besakih adalah acara yang dibuat Universitas Mahendradata, Hyang Surya Brahmaraja XI di undang, kemudian didepan Leluhur Majapahit memberikan Gelar "Sri Wilatikta" nama belakang tergantung Trah Wedakarna, sebab nama ini perlu di wariskan pada orang yang mampu berjuang untuk Majapahit sebagai simbol dunia bukan lokal, jadi sudah sepantas nya President World Hindu Youth Organization menyandang Nama "Sri Wilatikta" dimana Leluhur merestui acara tidak hujan semalaman hingga Pagi jam 9 Pratima Ratu Mas pulang dijemput pengawalan Polda XI Bali dan tiba dengan selamat di Pura Ibu Majapahit jam 11 pagi, bahkan Pengawal bawa pistol ada foto nya mengenakan Rompi Biru Anti Peluru, dimana malamnya dalam Pidato Pertamanya Sri Wilatikta Tegeh Kori Kepakisan I mengatakan ada ancaman Bom untuk Bali di internet, tapi tidak terbukti berkat Restu leluhur, hingga penjagaan di perketat.

Jadi inilah tanggapan untuk AA ngr Manik Danendra SH yang juga Ketua Kayangan Jagad di Banyuwangi sesuai Bali Post kok mau menguasai Mrajan Hyang Suryo ? kan turun pangkat dari Kayangan Jagad ke Mrajan di dalam Puri Surya Majapahit / Rumah / Puro Hyang Suryo yang mau dikuasai secara paksa mentang-mentang menyumbang Pelinggih Kawitan sungguh ironis menurut AA Darmaputra SH dan juga Gusti Tisna SH juga Budi Hartawan SH berani-berani nya Pura Kawitan Leluhur orang banyak mau di kuasai secara paksa dan saat-saat Hyang Suryo menghadapi serbuan hingga penutupan yang Team Pengacara dari Universitas 17-8-1945 berjuang menghadapi Camat ini ada tikaman dari dalam dengan kedok membantu menyelamatkan Hyang Suryo tapi malah ingin menguasai rumah berikut Leluhur Brahmaraja dan Ratu Mas yang dipuja berbagai agama para kerabat Majapahit hingga merepotkan lagi tugas Pengacara menghadapi tikaman dari Bali hingga Hyang Suryopun di undang ke Bali dan Ngurah Manik tentunya tahu bukan menemui malah di Bali Post mengungkap "kisah lama" pemaksaan tanda tangan menyerahkan rumah dan tanah padahal hanya nyumbang Pelinggih Kawitan dan sekarang punya Kayangan Jagad di Banyuwangi malah mau mengungkap pemaksaan penanda tanganan penyerahan yang di paksa dengan ancaman dan sudah di cabut tapi mau dihidupkan lagi "Jadi di blog ini pun Hyang Suryo menyatakan pencabutan tanda-tangan yang dibawah Ancaman untuk ke 2 X nya". Memang surat tanda-tangan Hyang Suryo yang asli dipegang terus oleh Ngurah Manik SH untuk diperkarakan ya silahkan saksi penanda tanganan di Garnisun semua Orang nya Manik silahkan berbohong di depan Leluhur kalau bukan pemaksaan dan ada Made Sudarsana SH M hum Pengacara Hyang Suryo untuk menghadapi penutupan Camat waktu itu sampai malu sebagai orang Bali melihat kejadian pemaksaan itu hingga mendampingi Hyang Suryo ke Mahkamah Militer Tinggi III Surabaya karena kejadian di Garnisun dan karena kasus sipil ya disarankan di cabut saja tanda tangan yang di paksa kan itu lebih-lebih ada somasi dari pihak Manik agar menyerahkan PPAT jadi sudah di cabut dan 8 tahun berlalu kini malah diungkit kembali di Bali Pos selama 7 Tahun Hyang Suryo di Bali berkiprah tidak pernah menemui tapi Ngurah Darma Putra SH tetap datang sering Nangkil bersama Ida Pedanda Telabah bahkan sudah minta ruwatan di Pura Ibu Majapahit kini Pura Ibu Majapahit tinggal nunggu Guru Piduka dan bendu Piduka dari Ngurah Manik agar tidak kena Tulah [Bali] atau Kuwalat [Jawa] kan Belum ada rundingan dengan para kerabat Majapahit atas pemaksaan pribadi Hyang Suryo menanda-tangani surat penyerahan ? Untuk penyerahan itu aturannya rapat keluarga dan para pendukung Puri dan Rumah itu adalah milik orang banyak dan Hyang Suryo tidak ikut membeli seperti hal nya Pura Ibu Majapahit Jimbaran Hyang Suryo tidak ikut membeli hanya dipakai nama agar sesuai nama dan leluhur yang di sungsung yaitu Brahmaraja dan Ratu Mas yang orang China menyebut Dewi Kwan Im Sang Penari.

Demikianlah ini sangat terpaksa di tulis karena menghadapi pertanyaan orang yang belum tahu, betapa besar godaan Pura Majapahit Trowulan baik dari luar dan dalam tapi inilah yang membuat semakin maju, Bung Karno masa mudanya sampai keluar masuk penjara akhirnya bisa memerdekakan bangsa dan mendirikan Republik ini dengan Dasar Pancasila yang mana 1965-1966 pengikutnya di tumpas sampai akar-akar nya, dan nama Bung Karnopun mau dihapus dari sejarah [Metro Files]. Tapi Beliau tambah jaya, juga Universitas Marhaen yang didirikan Bung Karno 1963 di Bali pun hingga ganti Nama ''MAHENDRADATA" hingga Arya Wedakarna berjuang mendirikan The Sukarno Center dan The Majapahit Center di Bali hingga di akui Dunia hingga Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang juga Penasihat The Majapahit Center menganugrahkan nama "Sri Wilatikta" melihat kegigihan Sang Pemuda yang kini Rektor Termuda di Dunia memegang Pendidikan Masa Depan bangsa untuk di cerdaskan. Hyang Suryo Yang Brahmaraja XI tulus Iklas melepaskan nama Abhiseka nya kepada Pemuda yang akan menguasai Masa Depan karena merasa Tua dan semua Kerabat menyetujui termasuk Leluhur Ratu Mas dan Brahmaraja penerima Pertama Gelar "Sri Wilatikta" dan Hyang Suryo kan Nomor XI jadi Wajiblah Barang Titipan di wariskan kepada Pemuda yang terbukti berjuang untuk Majapahit ke Dunia Luar Indonesia denga lebel President World Youth Organization disamping rektor Universitas Mahendradata yang berani memasukkan kampusnya Pratima Leluhur Majapahit sebelum jadi Rektor, Bahkan DOKTOR termuda di Dunia disusul adiknya yang Juga DOKTOR Wanita Termuda di Dunia, jadi kelak siapa yang mewarisi nama "Sri Wilatikta" apakah diwariskan pemuda yang tidak bisa berjuang tapi masih keluarga Hyang Suryo ? kan sangat memalukan. Jadi di era Moderen Keturunan Kelompok Keluarga sudah bukan syarat Mutlak, tapi yang mampulah yang berhak dan Wedakarna juga Trah Tegeh Kori Ketua Pasemetonan jadi saat-saat sakral di depan Pelinggih Ratu Mas sekalian kita bersama menyaksikan penyerahan nama "'Sri Wilatikta" agar nama ini makin Berkibar di sandang Pemuda Masa Kini yang masih dibawah 30 tahun dan bisa menjangkau masa depan dimana yang Tua sudah Pikun duduk di kursi menerima sungkem yang muda tanpa bisa berbuat apa apa [Gusti Tisna SH bersama Team The Majapahit Center Universitas Mahendradata]
Ingin Partisipasi Komentar