Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch Portuguese

twitter

Rabu, April 07, 2010

ODALAN PURA IBU MAJAPAHIT 7-4-2010 SUKSES

Bertepatan Hari Budha Kliwon Gumbreg Enyitan yang jatuh 7 April 2010, Pura Ibu Majapahit merayakan Hari Jadi [China Se Jit] Candi Ibu Majapahit Siwa Parwati Tangan Seribu yang China menyebut Dewi Kwan Im Jien So Jien Yen. Semalaman Hujan lebat dan disusul Pagi jam 5 Gempa 7,2 SR dan 5,1 SR di Aceh, baru pagi hari jam 7 hujan reda dan Matahari bersinar terang

Tampak pada pukul 19 WITA Para Pendeta Hindu mengadakan Upacara dan suara Genta berdentangan didepan Candi Ibu dengan Sesaji / Bebanten Versi Bali diikuti Umat hindu, Sedang didepan Pagoda Kwan Im Para Pendeta Budha pun Berdoa membunyikan Peralatan Genta dari Kayu Budha dan kelihatan Tumpeng dan sesaji Ala China diikuti Umat segala Etnis / SARA. dan Kelihatan Juga Hadir Raja Majapahit Bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kepakisan I,

Selesai Upacara Do'a bersama kemudian didepan Pagoda yang Pratima Batu Giok Dewi Kwan Im bertangan 4 asli dari China yang dibawa ke Majapahit oleh Permaisuri Brahmaraja 718 tahun silam Raja Abhiseka Majapahit Bali mendapat Pentasbihan / Abhiseka ke 2 didepan Leluhur dari China, Dengan disaksikan Biku dan Bikuni Budha serta Pengunjung Raja Abhiseka Majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI selaku Raja majapahit menumpangkan Keris Naga China [Liong Kiam] ke Kepala Raja Majapahit Bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kepakisan I, seperti terlihat pada Foto diatas.

Dan Sah lah kini dengan Abhiseka ke 2 dihadapan leluhur dari China yaitu Leluhur Permaisuri Brahmaraja yang memang dari China yaitu Putri Pertama yang disebut Dara Jingga [Adiknya  Dara Petak diperistri Pendiri Majapahit Sri Kertarajasa Jaya Wisnuwardhana] Raja Miao Li keturunan Raja Miao Tu Hwang yang ayah Miao San yang menjadi Dewi Kwan Im sedangkan Permaisuri Brahmaraja Dara Jingga / Yulan / Indreswari / Ratu Mas adalah Trah Miao Yin El kakak Miao san.

Yang aneh Upacara ini sempat Titik Titik Air Jatuh dari langit jadi bukan hujan gerimis tapi Tirta Suci dari Langit, Ketika Abhiseka dilaksanakan, dilanjutkan Tukar menukar Pucuk Tumpeng oleh Sri Wilatikta Kembar yang satu raja majapahit yang satu Raja majapahit Bali seperti dalam Foto,

Setelah Menikmati Tumpeng sambil dihibur Tari Rejang Dewa Sebagai Pelengkap Upacara dan Barongsai agar Upacara menjadi lengkap Siwa-Budha, Sri Wilatikta Brahmaraja XI memberikan Darma Wacana dimana disebutkan bahwa Hari itu 7 April Sah lah Raja Abhiseka Majapahit Bali karena sudah di Restui leluhur Ibu di depan Pagoda, Dimana pada 1 Januari 2010 Abhiseka diadakan di Pura Besakih. Sebab bagaimanapun Kita tidak bisa Lepas dari leluhur China akibat Perkawinan Leluhur Brahmaraja dengan Putri China dan Para Keturunan sekarang harus Hormat Pada leluhur Ibu dengan Bukti Uang kepeng China selalu menghiasi Upacara, Sampai Upacara Orang Mati di Aben pun memakai Sangu Uang China dan Upacara bakar Uang China pun masih menjadi Tradisi para keturunan majapahit hingga kini yang sulit dihapuskan oleh Tradisi Arab Islam Penguasa negri ini yang tidak kenal Uang Kepeng dan Adat  China, Dilanjutkan Darma Wacana Raja Majapahit Bali yang nama awalnya Gusti Arya Wedakarna dimana juga dijelaskan tentang Kesederhanaan Upacara yang diadakan adalah sangat besar Maknanya karena dilaksanakan dengan Tulus Iklas juga disinggung tentang Besarnya Upacara Banten yang di Target Para Brahmana Griya Pedanda Hindu Umat harus berani menawar sekemampuan, jangan Gengsi bila mahalnya Uang banten lalu manut manut wae, "ini kan membuat Orang melarat" imbuhnya. Sedang melihat Besarnya Banten Upacara di Pura Ibu Sang Raja majapahit bali malah berkilah tidak masalah karena Ketulus Iklasan yang tidak memaksakan Kemampuan demi Gengsi dan mengada ada untuk Pamer bisa Upacara dan habis Upacara malah banyak Hutang. ini kan sangat menyedihkan mungkin Leluhur pun sedih di Upacarai dari Hutang.

Selesai kedua Wilatikta kembar ini pidato langsung Turun Hujan dan ini sangat aneh, tapi hanya sebentar hingga Barongsai sempat Demontrasi lagi.

Para Pengunjung seperti Foto Samping Mr. Wewe The dan Liem Hoen Nio menceritakan kepada Raja Bali bahwa Upacara Riuni Sekolah China di Singaraja Hujan lebat hingga Kemah Roboh hampir menimpa Peserta, Lalu Ibu Yeny Liem Hoen Nio menelpon Pusat Informasi trowulan meminta Tolong menghentikan Hujan dan karena Kesetiaan Ibu Yeni yang Umat Pendukung Berat Pura Majapahit dan selalu hadir bila Pura Majapahit Upacara bahkan sebelum Pura Trowulan di Tutup, Leluhur Mengabulkan Permintaan Umat yang Setia ini dan Hujan pun berhenti setelah Pendeta GRP Prawirodipura Memberi Dupa keris Naga China dan Memohon agar Riuni Sekolah China dibebaskan dari gangguan Hujan Angin dan untung leluhur Ibu dari China Dewi Kwan Im mengabulkan dan menghentikan Hujan pada Acara Riuni Sekolah China yang masih Para keturunannya juga yang menggabungkan Kepercayaan jadi Siwa-Budha yang Leluhur Bapak dan Ibu atau Lingga Yoni yang dibenarkan Prof Drs Sbagiasta MBA Sesepuh dan Ketua PHDI yang selalu tampil di TV menguatkan Kepercayaan Lingga Yoni adalah Simbul leluhur bahkan ikut memberi Darma Wacana di Pura Ibu Majapahit Jimbaran pada Upacara Ngenteg Linggih Ibu sekaligus Men SAH kan Candi Ibu yang di Puput Tri Sadaka, kemudian Keduanya yang Etnis Keturunan China dan Umat Lainnya mengucapkan selamat kepada Raja majapahit bali dan juga menyalami Raja Majapahit Brahmaraja XI atas Sukses nya Upacara Odalan dan Abhiseka tadi tanpa setetespun Hujan padahal Langit sangat gelap dan Brahmaraja sampai menghunus Keris Naga China / Liong Kiam dan memberi Dupa, hingga cuaca kembali normal, dan Keris ini di Tumpangkan pada Kepala Raja Majapahit bali Sri Wilatikta Tegeh kori Kresna Kepakisan I agar di Restui leluhur Ibu Yang dari China, barulah ketika Pidato Raja majapahit Bali selesai dengan ucapan Om Santi Santi Santi Om dan Pengunjung berdiri hendak Pulang Hujan pun Turun tapi kembali mereda karena barongsai akan Demontrasi. Bahkan Raja Majapahit sempat memperlihatkan Keris Naga China yang dimulutnya ada Batu Merah Delima Menyala kepada Raja majapahit Bali yang mengabadikan melalui HP dan Camera Digital  nya tapi selalu Kabur gambarnya."Wah kok tidak mau di Foto ya Naga China ini" ucap Doktor dan Rektor Termuda di Dunia ini sambil melihat Camera dan geleng geleng kepala berdecak Kagum akan Keindahan Keris Ratu Mas ini. yang di China disebut Liong Kiam atau Pedang naga.

Pura / Keraton Ibu Majapahit sejak 5 April sudah ramai persiapan Upacara Odalan:

Dimana Tamu Tamu dari Jawa sudah hadir membantu persiapan Upacara, juga yang di Balipun sampai ikut menginap tidak pulang agar tetap Suci dan mereka membuat Sesaji hingga karena Sucinya bisa Kerauhan atau Tubuhnya dipinjam Kapeselang leluhur untuk memberikan sepatah kata pada Pengikut Upacara karena kalau Leluhur berkata secara Roh tentunya banyak yang tidak bisa mendengar jadi leluhur melalui Raga Orang dan berkata dengan Mulut Orang Hidup agar bisa didengar Telinga dan dilihat Mata Telanjang yang tidak bisa melihat Roh Alam Mokswa seperti Foto dibawah Orang Pada menari secara Trans karena Ibu Dewi Kwan Im adalah di China disebut "Sang PENARI", Sedang sebelum Upacara dilaksanakan Rombongan 1 Bis Besar 29 Maret Mendak Tirta Suci ke Pura majapahit trowulan untuk Upacara sekaligus Nyumbang Pelinggih Ratu Mas untuk Pusat Informasi Majapahit lengkap Sesaji / Banten Upacara nya.Serta Para Mangku Pemuput Upacara nya. Foto Atas Umat Siwa Budha mendak Tirta ke Pura Majapahit Pusat Trowulan.

Dimana sungguh menarik Para Pendukung Majapahit sampai dari Jakarta, Surabaya, Solo, Blitar dll ikut hadir meresmikan Pelinggih Ratu Mas yang terbuat dari Batu Gunung Agung sekaligus untuk Informasi bentuk Pelinggih yang di Trowulan banyak ditemukan Replika Pelinggih dari Teracota atau Batu bata Obong dan Pelinggih buatan Bali berbentuk Gedong Tertutup ini sangat mirip dengan Temuan Replika nya di Trowulan ini membuktikan Bali adalah Majapahit karena sangat Serupa bentuknya juga Lontar Empu Kuturan yang mengatakan "...Sane Kagawa Wite Majapahit Ka Unggahan Ring Bali Kabeh" artinya dibawa dari Majapahit di Terap kan di Bali semua Jadi setelah Majapahit Sirna kalah di Hancurkan Islam Walisongo dan Raja Sultan Fatah hanya Bali lah yang bisa dilihat Ornamen Ornamen majapahit yang tidak di HANCUR kan Islam akibat di Tuduh Berhala dan Tempat Setan sedang tempat Allah hanya Kaabah di Arab yang boleh di Puja hingga Orang ber duyun duyun naik Haji ke Arab untuk mencium Batu Hitam di Kaabah Allah padahal kita punya Keajaiban Dunia Candi Borobudur yang tidak kalah dengan Kaabah Arab dan Juga candi candi megah Lainnya Tempat Para leluhur Sendiri yang kini di Abaikan Keturunannya akibat Cinta nya sama Tanah Suci Arab dan main jalan Tol langsung Allah tanpa melalui Leluhur lagi yang menciptakan kita atau Sangkan Paraning Dumadi Kita, hingga Alam yang Subur Makmur Gemah Ripah loh Jinawi serta segala Tanaman bisa Tumbuh Murka akibat tidak di Cintai Penduduk nya dan inipun tertulis dalam Kitab Sabdopalon, Upacara Ngenteg Linggih di Pusat Informasi Majapahit trowulan jalan dara Jingga sesuai nama Leluhur Ibu  pun Sukses [Foto Atas] Tanpa gangguan sebab di Gapura Candi Bentar Pusat Informasi di tulis UU HAM, UU Minoritas, UUD 1945 dan UU RI terkait Kebebasan ber Expresi dan Upacara Budaya Sendiri dimana Budaya Arab saja bebas tidak perlu ijin seperti Terbangan, Samrohan, Pengajian memakai Pengeras Corong Toa sangat Keras memekak kan telinga dll yang juga bebas,  Juga Ratusan Bis Umat Islam ke Makam Troloyo bebas mengapa Umat lain malah dilarang seperti Rombongan Orang Bali dari Sukawati Gianyar di Usir oleh Supeno yang mengaku Mangku Majapahit? padahal Supeno suka keluar masuk Kuburan berdo'a,  jadi dengan adanya Undang Undang Diskriminasi tentunya semua Bebas apalagi Nguri Nguri Budaya leluhur Sendiri bukan Leluhur Arab yang sampai kini Turunannya perang dengan Turunan Kristen Israel dan kita harus membela Islam bila perlu mengirim Orang Islam untuk perang dengan Israel yang kita tidak mengerti Sejarah nya mengapa mereka Perang sungguh sangat Aneh padahal kita Negara Pancasila yang cinta Kerukunan malah diajari Perang urusan Negara lain padahal kita bukan Jajahan Arab 1000 tahun yang lalu Adatnya Arab sekarang malah Moderen dan tidak memusuhi Amerika sedang Islam di Indonesia malah Anti Amerika, kemudian 30 Maret Rombongan kembali membawa Tirta untuk Odalan di Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali, Dimana Upacara Odalan Sukses dan Pratima masih Nyejer hingga 3 hari sampai 10 April 2010 untuk memberi kesempatan yang ingin Ngaturan Bakti Pada leluhur majapahit.

Menurut Drs. Komang Suka Arta negara [Puara Majapahit GWK] didampingi Gusti Kampial dan Biokong Komang Edi Serta Satu Satu nya Pandita Agung Sri Maha Empu Majapahit yang menerima Bhakti Award 2010 di Surakarta yang Panitia Odalan "Upacara ini khusus untuk leluhur dan hanya mengandalkan ke Tulus Iklasan saja", jadi bukan Show Upacara tapi ternyata Antusias Para keturunan majapahit sangat di luar dugaan hingga Gamelan, Tarian dan Sesaji Upacara datang sendiri tanpa 1 sen pun Panitia mengeluarkan biaya, Bahkan dari Jawa pun malah ikut datang membantu dan Menginap seadanya serta Mengadakan Dapur Umum serta Biaya belanja ke Pasar untuk segala keperluan yang mereka tidak mengerti karena 500 tahun Majapahit Sirna Ilang di Tanah jawa, Juga Pemangku Internasional GWK ikut Muput Upacara disamping Pemangku lain,dan Biku dan Bikuni, Upacara ini sangat Sakral dimana Jero Gede Dalem Tarukan Gede Susila sewaktu Upacara berkeliling melarang Orang menyalakan Rokok "Maap Pak jangan merokok dulu, ganti rokoknya dengan Dupa" hingga keajaiban terjadi Hujan tidak turun padahal di jalan raya 200 m depan Pura Hujan turun ini sungguh sangat Menakjubkan dimana Orang masuk Pura Basah kuyup didalam Pura tidak Hujan, barulah Hujan agat Lebat Turun di Areal Pura setelah Upacara Selesai karena Orang bebas merokok lagi Termasuk Jero Gede Susila sendiri yang Perokok Berat.dan Dupa pada habis terbakar diganti Asap Rokok Sang Jero Gede dan Umat yang Perokok lainnya. Demikian Pancasilanya Hingga Upacara bebas Rokok untuk sementara dan hanya Kepulan Dupa yang Harum membuat sakralnya Keadaan dan Hujan serta Alam pun bisa menghormati Upacara ini karena semua ada Dewa nya termasuk Dewa Hujan yang di China pun dipercaya sebagai Naga dan Kebetulan Keris Naga China ikut Upacara untuk menolak Hujan dan Angin,-

Demikianlah Berita Odalan / Hari Ulang Tahun / Se Jit Candi Ibu yang Upacaranya Sederhana tapi penuh Keajaiban dan Tanpa Promosi dari Pihak Panitia yang merasa bukan untuk Promosi tapi mengupacarai leluhur Majapahit yang tidak bisa Upacara di Pura Majapahit Trowulan sejak di Tutup 11 November 2001 oleh Camat Trowulan akibat  Perintah Imam Karyono dan Guru Agama Islam dan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Khoirul Huda [Sukses menghancurkan Masjit LDII didesa Pakem tempat Asalnya milik Lurah Trowulan Sapuan dan Embah Gembel] an 2008 kembali menyerang Rumah Lurah Sapuan hingga Sang Lurah melarikan diri lewat belakang dan kini Rumah Lurah ini jadi Pusat Informasi Majapahit, yang juga Penyerbuan dan Pengeboman serta Penutupan Pura Majapahit 2001 didukung Ketua fraksi PKB dan Anggota DPRD Mojokerto 1999-2004 KH Nurhadi yang anti Gus Dur, Terbukti Gus Dur di Turun kan dari ke Presidenan langsung menyerbu Pura majapahit bahkan sempat di Bom tapi yang ngebom disambar Petir, akhirnya Camat menutup dengan alasan meng Hindukan Orang, dan menempel Papan "Dilarang Ritual dan Kegiatan dalam Bentuk Apapun dengan dasar SKB No 1/BERN/MAG/1969 yang tidak ada dasar Hukum nya" dan Sang camat akhirnya Tewas setelah 4 tahun Struk, Juga Pegawai Purbakala bernama Hartawan yang mengukur Tanah Pura agar terkena Zone Purbakala agar Legal Penghancurannya ikut Tewas dimana 1999 Pura Kolonel Agung Burbajagad dari Bali di Hancurkan dengan dalih Zone Purbakala tapi kini malah dibangun Masjit dan boleh, Khoirul Huda yang ikut Menyerbu Pura kini Ginjal nya di Oprasi, Imam Karyono Istrinya Tewas dan yang pernah menyerbu pun nasib nya tidak karuan, yang Ngebom malah juga tewas disambar Petir sedang KH Nurhadi Anggota DPRD 1999-2004 Dalang Penutupan Pura Majapahit Brahmaraja XI yang terkenal dengan sebutan Hyang Suryo kini Gila '" Nurhadi sak iki Edan..." kata Joko Umbaran Pegawai Pansiunan Purbakala yang juga Juru Kunci Candi Tunggul Manik yang dihancurkan Islam 9-9-1999 jam 9 pagi kepada Team Reporter Mahendradata.yang melihat dengan mata kepala sendiri rekannya Hartawan mengukur ngukur Tanah Pura Hyang Suryo jam 12 Siang agar bisa dikenakan Zone Purbakala yang mana akhirnya hartawan di Ukurkan Tanah untuk Makam nya. Aneh tapi Nyata. Ini membuktikan Bahwa Leluhur yang sudah di Manivestasikan Dewa Titisannya ada di Pelinggih nya dan melindungi Keturunannya bila tetap bisa Upacara dan menjaga Pelinggihnya agar tidak Leteh dimasuki dan dikotori Orang yang tidak senang dan Anti Budaya leluhur. Jadi Upacara Odalan adalah untuk menguatkan leluhur karena Leluhur kan perlu Sesaji untuk Kekuatan seperti hal nya Orang juga perlu makan agar tidak lemas dan kuat bekerja.

Akibat Penutupan ini :
Hingga Terbentuk Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali, Juga Terwujut Patung Ganesa Tertinggi di Dunia di Singaraja, Serta Pura majapahit Bantang banua Sukasada yang Tanah dan Rumahnya dihadiahkan kepada Brahmaraja XI oleh Gusti Latria adik Kandung Pahlawan bali Mayor Wisnu yang namanya di Abadikan sebagai Lapangan Terbang di Singaraja dan Candi Budha Termegah di Kali Buk Buk Singaraja yang Tanahnya di Hadiahkan Gusti Sentanu kepada Brahmaraja XI, Jadi Penutupan bukan membuat Majapahit kecil tapi malah Besar dan men Dunia dengan di Abhisekanya Raja Majapahit Bali yang juga Rektor Universitas mahendradata dan President World Hindu Youth Organization yang berkiprah di Tingkat Dunia Hikmah Penutupan ini adalah Kehendak leluhur juga dan kita Patut berterimakasih pada yang Nutup hingga terwujut Candi Ibu di Jimbaran yang Abadi untuk Anak Cucu di Bali dan leluhur bisa di Upacarai secara benar oleh Ahlinya di Bali yang belum terjajah Islam dan dilarang atau di Haram kan segala Upacaranya yang tidak sesuai Quran dan Hadist serta di SESAT kan seperti di Jawa apalagi juga dituduh Melecehkan Islam seperti Kerukunan Umat Agama di MONAS pada di Gebuki seperti Anjing, Sapto Darmo di Jogja juga di Hancurkan Orang nya di Gebuki, Pura Hyang Suryo pun diserbu dibom dan di Tutup dari segala Kegiatan atas nama Islam yang mengaku Agama Paling benar dan memang benar dan ingin menumpas Agama lain seperti 1965-1966 berhasil Menumpas Jutaan Orang yang bukan Islam dengan tuduhan Komunis Tidak ber Tuhan kini pun masih mimpi ingin menumpas Selain Islam dengan dalih Sariat atau Quran dan Hadist meng Haram kan apapun yang tidak disenangi dll dst dsb, imbuh Sang Rektor termuda di Dunia yang kini sebagai Raja majapahit Bali  dalam Darma Wacana nya di Pura Ibu Majapahit Jimbaran
[Team Reporter Mahendradata University]

Ingin Partisipasi Komentar