N 18 Juli Sejit Klenteng ANG ENG KIONG Malang Jawa Timur, Untuk Pertama Kalinya sejak 1965 mengadakan Kirab Budaya pada 2007, dimana Kirap ini diikuti Klenteng Tempat leluhur seluruh Nusantara, Dewi Kwan Im Tangan Seribu milik Pura Ibu Majapahit {Jin Guang Zi} Jimbaran Bali juga diikutkan yang mana pada 16 Juli untuk pertama kalinya Matur Piuning atau berkunjung ke Candi Singosari, dimana di Candi ini juga terdapat Manivestasi Dewi Avalokitesvara / Dewi Kwan Im Tangan Seribu besar dari Batu yang mukanya sudah Hancur,
Tapi di Foto Wajahnya terlihat sangat Cantik, Pratima / Kimsin dari Pura Ibu Trowulan yang di Tutup dan dipindahkan ke Pura / Keraton Ibu Jimbaran Bali ini Setelah Matur Piuning di Candi, Kemudian dengan disambut Barongsai dan Leang Leong [Naga China] dilinggihkan di Meja dalam Klenteng Ang Eng Kiong 17 Juli kemudian Malamnya diadakan Do'a bersama, Rombongan Bali pun Hadir dengan Bale Ganjur membuat Sakral nya Upacara, dan baru Pertama kali ada Bale Ganjur masuk Klenteng, di Klenteng pun ada Tapi Gamelan Jawa, dan juga Musik China {siwa-Budha] dan !8 Juli dikirap Keliling Kota Malang untuk Kerahayuan dan Kerahajengan Malang khususnya dan Nusantara umumnya.
Memang Klenteng Tempat leluhur adalah Budaya bukan Agama. Sama halnya dengan Kepercayaan yang jumlah nya ada 197 yang terdaftar di Jawa Timur dan banyak Kesenian maupun Penganut nya ikut dalam Kirab Budaya ini, Termasuk Pura Ibu Majapahit Trowulan yang pencetus "Budaya Pemersatu Bangsa" pada 2002 dengan Kirab dan Meruwat Kota Kediri Jawa Timur, dimana Untuk pertama kalinya Radio Sri Aji Wijaya FM Kediri mengadakan Dialog "Budaya Pemersatu Bangsa" Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI didampingi Kolonel Edi [Komandan Daerah Militer Kediri] dan dipandu Dalang Ruwat Witak Condro Bawono dan mendapat Perhatian besar Penduduk Kediri hingga Dialog ini berlangsung 2 hari karena banyaknya peminat Hingga Ruwatan Kota Kadhiri, kemudian di Teruskan "Pameran Budaya Pemersatu Bangsa" di Bali 2003 dan Pura Ibu pun kini berada di Jimbaran Bali.
Tapi di Foto Wajahnya terlihat sangat Cantik, Pratima / Kimsin dari Pura Ibu Trowulan yang di Tutup dan dipindahkan ke Pura / Keraton Ibu Jimbaran Bali ini Setelah Matur Piuning di Candi, Kemudian dengan disambut Barongsai dan Leang Leong [Naga China] dilinggihkan di Meja dalam Klenteng Ang Eng Kiong 17 Juli kemudian Malamnya diadakan Do'a bersama, Rombongan Bali pun Hadir dengan Bale Ganjur membuat Sakral nya Upacara, dan baru Pertama kali ada Bale Ganjur masuk Klenteng, di Klenteng pun ada Tapi Gamelan Jawa, dan juga Musik China {siwa-Budha] dan !8 Juli dikirap Keliling Kota Malang untuk Kerahayuan dan Kerahajengan Malang khususnya dan Nusantara umumnya.
Memang Klenteng Tempat leluhur adalah Budaya bukan Agama. Sama halnya dengan Kepercayaan yang jumlah nya ada 197 yang terdaftar di Jawa Timur dan banyak Kesenian maupun Penganut nya ikut dalam Kirab Budaya ini, Termasuk Pura Ibu Majapahit Trowulan yang pencetus "Budaya Pemersatu Bangsa" pada 2002 dengan Kirab dan Meruwat Kota Kediri Jawa Timur, dimana Untuk pertama kalinya Radio Sri Aji Wijaya FM Kediri mengadakan Dialog "Budaya Pemersatu Bangsa" Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI didampingi Kolonel Edi [Komandan Daerah Militer Kediri] dan dipandu Dalang Ruwat Witak Condro Bawono dan mendapat Perhatian besar Penduduk Kediri hingga Dialog ini berlangsung 2 hari karena banyaknya peminat Hingga Ruwatan Kota Kadhiri, kemudian di Teruskan "Pameran Budaya Pemersatu Bangsa" di Bali 2003 dan Pura Ibu pun kini berada di Jimbaran Bali.
15 Juli 2008 Kembali Kirab Budaya Pemersatu Bangsa diadakan di Jimbaran yang diikuti bahkan Seluruh Dunia, Dan "KIYU" Klenteng Ang Eng Kiong yang ada Relief Ratusan Patung Dewa dan Asli Buatan China ratusan tahun yang silam dan dibawa dari China ke Kota Malang yang dahulu dikenal Singasari.
Malah "Siu Pwe" dan diikutkan Kirab di Jimbaran dengan mencarter Pesawat ke Bali, untuk dinaiki Dewi Tangan Seribu Pura Ibu bersama Dewi Kwan Im Tangan dua milik Ang Eng Kiong bahkan Pendeta dari Taiwan, China juga SARA {Suku Ras dan Agama}dari berbagai Negara ikut memikul KIYU ini yang sangat Langka dan satu-satunya di Indonesia yang Asli didatangkan dari China Ratusan tahun silam, Acara Kirab dan Meresmikan Pura IBU Jimbaran ini bahkan dianggap Satu-Satunya di Dunia sebuah Acara Siwa-Budha yang Maha Sempurna di Abad ini.
Karena Acara Peresmian Pura Ibu Pelestari Budaya Siwa-Budha dengan sangat Sempurna nya diadakan, Banten Odalan dan Ngenteg Linggih serta Caru Gede Lengkap di Puput Tri Sadaka, hingga Nyegara Gunung, ditambah Sesaji Tata cara Budha yang langsung didatangkan dari China Asal Leluhur Ibu untuk Melinggihkan Dewi Tangan Seribu Manivestasi Leluhur, bahkan khusus untuk Gedung / Klenteng nya Sesaji dibuat Khusus dari China. Bahkan Pedagingan juga di Tanam Oleh Go Sik Kian Ketua Klenteng-Klenteng se Jawa Timur, juga ada Warga Taiwan dan China ikut menanam beberapa Pedagingan yang disiapkan Tri Sadaka, hingga Maha Sempurnalah Pura Ibu yang memang di Trowulan Dahulu masuk Kepercayaan Siwa-Budha dibawah Mentri Kebudayaan bersama Kepercayaan lain yang jumlahnya 197 di Kitab Taurat pun mengatakan Kita harus menghormati Leluhur agar mendapatkan Surga dan Usia yang Panjang ini tertulis di Hukum ke V [Lima]. Bahkan Nabi Muhammad juga bersabda "Pelajari Injil, Taurat dan Jabur serta Tuntutlah Ilmu ke Negeri China".
Sedang Tugas Mentri Agama sekarang hanya ngurusi Agama Resmi yang diakui Pemerintah yang jumlahnya hanya 5 dan tambah 1 Konghuucu yang diakui secara Lisan oleh Gus Dur, Mega dan SBY.yang belum di Terima dengan tulus iklas, terbukti Kolom Agama di KTP tulisan Konghucu di Hapus kembali alasan nya File lama demikian jadi File lama dipakai lagi, padahal File lama KTP Kolom Pekerjaan Brahmaraja di Tulis "Pandito Ratu" kini diganti baru "Tidak Bekerja" Alasan Kelasik dan tidak mengherankan. Dan rakyat pun sudah Maklum melihat di TV bagaimana sepak terjang MUI dari Departemen Agama yang mengirim banyak sekali Ahli Hukum untuk mempertahankan UU / PNPS 1965 tentang Pelecehan Agama, yang bisa digunakan Menghancurkan Kelompok lain seperti Achmadiyah dan Saptodarmo di Jogja dengan tuduhan Melecehkan Agama, juga 1965-1966 berhasil Menumpas jutaan Orang dengan Cap Komunis tidak ber Tuhan, sampai Orang Kuat Bung Karno pun dijatuhkan setelah pengikutnya habis di bunuh dengan cap PKI [Paratai Komunis Indonesia] hingga Mahkamah Konstitusi tetap melestarikan UU ini.Dan Untung kini sudah ada Mentri Kebudayaan yang menaungi Kepercayaan dan dulu hanya dinaungi Direktur Jendral [DIRJEN] Kebudayaan dan dibawah Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, dan sekarang pisah punya Mentri sendiri sendiri, Jadi Agama sebetulnya sudah tidak ber Hak meng Kafir, Musrik kan Budaya. Karena sudah punya Mentri Sendiri. Tapi karena belum ngerti atau pura pura tidak ngerti lha main Caplok saja. Merusak Kebudayaan yang tidak sesuai Quran dan Hadist yang dibawah Mentri Agama.
Malah "Siu Pwe" dan diikutkan Kirab di Jimbaran dengan mencarter Pesawat ke Bali, untuk dinaiki Dewi Tangan Seribu Pura Ibu bersama Dewi Kwan Im Tangan dua milik Ang Eng Kiong bahkan Pendeta dari Taiwan, China juga SARA {Suku Ras dan Agama}dari berbagai Negara ikut memikul KIYU ini yang sangat Langka dan satu-satunya di Indonesia yang Asli didatangkan dari China Ratusan tahun silam, Acara Kirab dan Meresmikan Pura IBU Jimbaran ini bahkan dianggap Satu-Satunya di Dunia sebuah Acara Siwa-Budha yang Maha Sempurna di Abad ini.
Karena Acara Peresmian Pura Ibu Pelestari Budaya Siwa-Budha dengan sangat Sempurna nya diadakan, Banten Odalan dan Ngenteg Linggih serta Caru Gede Lengkap di Puput Tri Sadaka, hingga Nyegara Gunung, ditambah Sesaji Tata cara Budha yang langsung didatangkan dari China Asal Leluhur Ibu untuk Melinggihkan Dewi Tangan Seribu Manivestasi Leluhur, bahkan khusus untuk Gedung / Klenteng nya Sesaji dibuat Khusus dari China. Bahkan Pedagingan juga di Tanam Oleh Go Sik Kian Ketua Klenteng-Klenteng se Jawa Timur, juga ada Warga Taiwan dan China ikut menanam beberapa Pedagingan yang disiapkan Tri Sadaka, hingga Maha Sempurnalah Pura Ibu yang memang di Trowulan Dahulu masuk Kepercayaan Siwa-Budha dibawah Mentri Kebudayaan bersama Kepercayaan lain yang jumlahnya 197 di Kitab Taurat pun mengatakan Kita harus menghormati Leluhur agar mendapatkan Surga dan Usia yang Panjang ini tertulis di Hukum ke V [Lima]. Bahkan Nabi Muhammad juga bersabda "Pelajari Injil, Taurat dan Jabur serta Tuntutlah Ilmu ke Negeri China".
Sedang Tugas Mentri Agama sekarang hanya ngurusi Agama Resmi yang diakui Pemerintah yang jumlahnya hanya 5 dan tambah 1 Konghuucu yang diakui secara Lisan oleh Gus Dur, Mega dan SBY.yang belum di Terima dengan tulus iklas, terbukti Kolom Agama di KTP tulisan Konghucu di Hapus kembali alasan nya File lama demikian jadi File lama dipakai lagi, padahal File lama KTP Kolom Pekerjaan Brahmaraja di Tulis "Pandito Ratu" kini diganti baru "Tidak Bekerja" Alasan Kelasik dan tidak mengherankan. Dan rakyat pun sudah Maklum melihat di TV bagaimana sepak terjang MUI dari Departemen Agama yang mengirim banyak sekali Ahli Hukum untuk mempertahankan UU / PNPS 1965 tentang Pelecehan Agama, yang bisa digunakan Menghancurkan Kelompok lain seperti Achmadiyah dan Saptodarmo di Jogja dengan tuduhan Melecehkan Agama, juga 1965-1966 berhasil Menumpas jutaan Orang dengan Cap Komunis tidak ber Tuhan, sampai Orang Kuat Bung Karno pun dijatuhkan setelah pengikutnya habis di bunuh dengan cap PKI [Paratai Komunis Indonesia] hingga Mahkamah Konstitusi tetap melestarikan UU ini.Dan Untung kini sudah ada Mentri Kebudayaan yang menaungi Kepercayaan dan dulu hanya dinaungi Direktur Jendral [DIRJEN] Kebudayaan dan dibawah Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, dan sekarang pisah punya Mentri sendiri sendiri, Jadi Agama sebetulnya sudah tidak ber Hak meng Kafir, Musrik kan Budaya. Karena sudah punya Mentri Sendiri. Tapi karena belum ngerti atau pura pura tidak ngerti lha main Caplok saja. Merusak Kebudayaan yang tidak sesuai Quran dan Hadist yang dibawah Mentri Agama.
Memang Rancu di Negri ini Agama merasa Dominan dan sering mencaplok Budaya, Seperti Imam Karyono didukung Khoirul Huda Guru Agama Islam, juga KH Nurhadi Ketua Fraksi PKB anggota DPRD Mojokerto 1999-2004 yang marah sama Gus Dur Akibat dibebaskan nya Budaya China, dibawah Mentri Kebudayaan Lalu menutup Pura Ibu Trowulan Yang masuk Budaya dan di tuduh Hindu, yang dibawah Mentri Agama Islam dimana sebelum nya Kolonel Agung Yang Hindu Padamasana nya di Hancurkan dan Sang Kolonel Tewas [1999] kini Rumah Kolonel Agung yang Orang Bali dan sangat Luas ini sudah untuk Masjid, padahal dahulu dinyatakan tidak boleh ada Bangunan karena terkena Zone Purbakala, hingga legallah Penghancuran biarpun tidak sampai masuk jalur Hukum.Kalau untuk Masjid ya bebas tidak ada Hukum berani melarang maupun tanya IMB seperti yang dilakukan kepada Keraton Ibu Majapahit Trowulan yang Rumahnya di bangun Zaman Belanda dan Mentri Hukum dan Per Undang Undangan Prof DR Yusril Isa Mahendra sudah Teriak Teriak Hukum tidak boleh Surut waktu itu Tapi Rumah Zaman Belanda yang di Lindungi Dunia dan Purbakala selewat usia 50 tahun pun tidak di Indahkan oleh Agama. yang dibawah Mentri Agama bukan Menkumdang..
Karena Hindu di Trowulan hanya Sang Kolonel, Dan Hindu dibawah Mentri Agama maka Islam pun sesama satu Mentri bisa menghancurkan rekannya dengan dalih IMB, Zone dll pokoknya dicarilah salahnya, Sedangkan Pura Ibu Majapahait malah Perintis Suro'an Tingkat Nasional agar diadakan di Trowulan dan Berhasil sejak 1993, Karena Hyang Bhatara Agung Surya wilatikta juga duduk di Himpunan Kepercayaan [HPK] dibawah Mentri Kebudayaan yang membawahi 197 Aliran Kepercayaan dan juga Rukun dengan Ratusan Klenteng Pemuja Leluhur hingga bisa di Trima Suku, Ras Dan Agama {SARA} Terbukti Kirab Sabdopalon, Gajah Mada di Trowulan pun ada Barongsai nya dan di ikuti SARA bila Hyang Bhatara yang mengadakan bahkan di Nganjuk Air Cucian Patung Gajah Mada jadi rebutan untuk diminum juga Buah dan Tumpeng jadi rebutan bahkan hampir 10 Drum Plastik besar yang dianggap Air Suci habis tak tersisa bahkan kurang, ini juga karena Orang masih Melihat Tokoh dan bukan leluhur, sedang Pemujaan leluhur masih dalam sekup Kawitan/Klengteng/Punden masing-masing, Tapi Brahmaraja XI sudah bisa menyatukan dengan Kawitan Tertinggi yaitu Leluhur Siwa-Budha Yaitu lingga-Yoni atau Purusa-Predana dan ini bisa menyatukan SARA dengan Pratima / Kimsin Dewi Kwan Im / Siva Parwati Tangan Seribu yang Tertinggi di Puja seperti Pratima Mahendradata Manivestasi Durga Mahisa Wardhini juga ber Tangan Seribu / Jien So Jien Yen [Siva Parwati, Durga dan Dewi Uma ternyata sama menurut AA Darma Putra SH], tapi yang Anti Persatuan tentunya berusaha memecah Belah karena dianggap Orang tidak mengerti Hukum dan mereka pintar Silat Lidah Hukum Pokrol Bambu [istilah TV One semalam] juga pada Debat TV One 2009 seorang Habib menghina Pendeta Kristen yang disuru membuat Fatwa, kasian kan Kristen tidak puna Majelis Ulama Indonesia [MUI] yang ber Hak membuat Fatwa lha biarlah mereka satu Mentri Agama bukan Budaya,
Sedang Brahmaraja sangat Briliant, Beliau tetap tidak masuk Agama, dan Untung Kepercayaan juga masuk Garis Besar Haluan Negara [GBHN] sejak 1978 hingga Kepercayaan masuk Dirjen Kebudayaan [dibawah Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tempo dulu masih gabung] Era Drs K Permadi SH 1993 dimana Acara Suro'an bisa disatukan di Trowulan untuk Tingkat Nasional nya, Kini sangatlah bersyukur sudah ada Mentri Kebudayaan yaitu memberikan Pidato nya dalam Acara Budaya bukan Agama, seperti Delegasi SARA Duta Wisata Seluruh Indonesia ke Pura Ibu untuk Bertemu Brahmaraja XI pun diberi Pidato Tertulis oleh Mentri Budaya, Kecuali Delegasi Russia karena menyangkut Antar negara jadi bukan hanya Budaya tapi Hubungan Budaya dan Pendidikan Bilatral Tingkat Dunia dan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung meminjami Gedung nya untuk pertemuan dan dialog.
Karena Hindu di Trowulan hanya Sang Kolonel, Dan Hindu dibawah Mentri Agama maka Islam pun sesama satu Mentri bisa menghancurkan rekannya dengan dalih IMB, Zone dll pokoknya dicarilah salahnya, Sedangkan Pura Ibu Majapahait malah Perintis Suro'an Tingkat Nasional agar diadakan di Trowulan dan Berhasil sejak 1993, Karena Hyang Bhatara Agung Surya wilatikta juga duduk di Himpunan Kepercayaan [HPK] dibawah Mentri Kebudayaan yang membawahi 197 Aliran Kepercayaan dan juga Rukun dengan Ratusan Klenteng Pemuja Leluhur hingga bisa di Trima Suku, Ras Dan Agama {SARA} Terbukti Kirab Sabdopalon, Gajah Mada di Trowulan pun ada Barongsai nya dan di ikuti SARA bila Hyang Bhatara yang mengadakan bahkan di Nganjuk Air Cucian Patung Gajah Mada jadi rebutan untuk diminum juga Buah dan Tumpeng jadi rebutan bahkan hampir 10 Drum Plastik besar yang dianggap Air Suci habis tak tersisa bahkan kurang, ini juga karena Orang masih Melihat Tokoh dan bukan leluhur, sedang Pemujaan leluhur masih dalam sekup Kawitan/Klengteng/Punden masing-masing, Tapi Brahmaraja XI sudah bisa menyatukan dengan Kawitan Tertinggi yaitu Leluhur Siwa-Budha Yaitu lingga-Yoni atau Purusa-Predana dan ini bisa menyatukan SARA dengan Pratima / Kimsin Dewi Kwan Im / Siva Parwati Tangan Seribu yang Tertinggi di Puja seperti Pratima Mahendradata Manivestasi Durga Mahisa Wardhini juga ber Tangan Seribu / Jien So Jien Yen [Siva Parwati, Durga dan Dewi Uma ternyata sama menurut AA Darma Putra SH], tapi yang Anti Persatuan tentunya berusaha memecah Belah karena dianggap Orang tidak mengerti Hukum dan mereka pintar Silat Lidah Hukum Pokrol Bambu [istilah TV One semalam] juga pada Debat TV One 2009 seorang Habib menghina Pendeta Kristen yang disuru membuat Fatwa, kasian kan Kristen tidak puna Majelis Ulama Indonesia [MUI] yang ber Hak membuat Fatwa lha biarlah mereka satu Mentri Agama bukan Budaya,
Sedang Brahmaraja sangat Briliant, Beliau tetap tidak masuk Agama, dan Untung Kepercayaan juga masuk Garis Besar Haluan Negara [GBHN] sejak 1978 hingga Kepercayaan masuk Dirjen Kebudayaan [dibawah Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tempo dulu masih gabung] Era Drs K Permadi SH 1993 dimana Acara Suro'an bisa disatukan di Trowulan untuk Tingkat Nasional nya, Kini sangatlah bersyukur sudah ada Mentri Kebudayaan yaitu memberikan Pidato nya dalam Acara Budaya bukan Agama, seperti Delegasi SARA Duta Wisata Seluruh Indonesia ke Pura Ibu untuk Bertemu Brahmaraja XI pun diberi Pidato Tertulis oleh Mentri Budaya, Kecuali Delegasi Russia karena menyangkut Antar negara jadi bukan hanya Budaya tapi Hubungan Budaya dan Pendidikan Bilatral Tingkat Dunia dan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung meminjami Gedung nya untuk pertemuan dan dialog.
Demikanlah kini 18 Juli 2010 Kembali Leluhur Dewi Tangan Seribu Pura Ibu Majapahit yang sama juga ada di Pura Durga Mahendradata Buruan Blahbatuh Gianyar Bali yang Lestari dan terus di Upacarai selama 1000 tahun kembali dikirab di Kota malang, dengan diikuti Klenteng-Klenteng-Sanggar-Padepok'an Kejawen dibawah Mentri Kebudayaan dan Parawisata bahkan oleh Klenteng Tertua dan Terbesar di Malang ini Pratima / Kimsin Tangan Seribu diberi KIYU khusus, Dan memerahkan Kota Malang yang diawali sejak 18 Juli 2007 dengan mengikutkan Master Pratima / Kimsin Pura Ibu Jin Guang Zi Mancupaik [Majapahit] Jimbaran Bali yang waktu itu Pengunjung yang SARA berebutan minta apapun bekas Sesaji Dewi Tangan Seribu ini, hingga bekas Canang dan Daksina hingga Keben Kering pun Ludes di Perebutkan Pengunjung untuk dibawa pulang dan di Sungsung untuk Kearahayuan dan Kerahajengan, Inilah sebuah Adat Kepercayaan kepada leluhur yang sangat beda dengan Agama, Untung nya Pemerintah kini Sudah membentuk Mentri Kebudayaan untuk menampung serta melestarikan Budaya untuk Parawisata, jadi Bukan Agama lagi yang selalu anti Budaya dan di sebut Kafir, Musrik dll [Oleh Islam]
Jadi dengan adanya Mentri ini maka kini sudah Bebas Budaya untuk menampilkan Kirab dan berkreasi Muja leluhur di Era Reformasi ini, juga menyongsong Globalisasi Era Google dan Nuklir, dimana Dunia sudah jenuh dengan Perpecahan, Mereka ingin Damai Terhindar dari Teroris yang menghancurkan WTC, Bali dll semoga Kirab Budaya Pemersatu Bangsa tetap Lestari dan didukung Mentri Kebudayaan kita selamanya. Dan tidak ada lagi Golongan Agama yang mencaplok dan menghancurkan Budaya seperti pengeboman Pura Ibu Majapahit Trowulan oleh Imam Karyono yang Islam, dan Untung Ibu yang di Puja Secara Budaya menurunkan Petir melindungi, dimana Pendeta dari China mengatakan yang Turun menyambar : "CIN KWANG ZEN MU"disebut juga IBU SAKTI SINAR MAS yang memang Ratu Mas Adalah leluhur Putri China Ketiga Raja Miao Li yang jadi Permaisuri Brahmaraja Keturunan Dewi Kwan Im Miao San yang Melinggih di Pura Besakih juga ditambahkan Empek Hong Ci bahwa kalau SAN TIEN ZEN atau dewa Petir yang Turun tentunya semua Hangus terbakar, dan Nyata nya Pohon Keres terbelah 2 yang kena Petir masi hidup dan daunnya tumbuh terus hingga di Foto Para Wartawan waktu itu, sedang Bom tidak meledak tapi diledakkan disawah jauh dari Keraton, Pengebomnya Tewas 2 Orang kata Bapak Djoko kepala Kantor Kebudayaan dan Parawisata Mojokerto di Keraton Ibu Trowulan yang sempat mengunjungi Keraton ibu yang memang dibawah Naungan Kebudayaan bukan Agama..Beliau malah Geng Geleng Kepala Sesuai Ramalan Jayabaya "Cinane Gela Gelo" atau Orang China Geleng Geleng Kepala melihat Agama kok Ngurusi Budaya yang sudah Punya Mentri Sendiri, Bahkan menuduh Sesat, Kafir, Musrik, Berhala Tohut dll.
Lebih Jelas silahkan klik tautan ini tentang Majapahit Masa Kini yang independen dalam pelestarian adat dan budaya. MAJAPAHIT DENGAN ADAT DAN BUDAYANYA DI NUSANTARA
Jadi dengan adanya Mentri ini maka kini sudah Bebas Budaya untuk menampilkan Kirab dan berkreasi Muja leluhur di Era Reformasi ini, juga menyongsong Globalisasi Era Google dan Nuklir, dimana Dunia sudah jenuh dengan Perpecahan, Mereka ingin Damai Terhindar dari Teroris yang menghancurkan WTC, Bali dll semoga Kirab Budaya Pemersatu Bangsa tetap Lestari dan didukung Mentri Kebudayaan kita selamanya. Dan tidak ada lagi Golongan Agama yang mencaplok dan menghancurkan Budaya seperti pengeboman Pura Ibu Majapahit Trowulan oleh Imam Karyono yang Islam, dan Untung Ibu yang di Puja Secara Budaya menurunkan Petir melindungi, dimana Pendeta dari China mengatakan yang Turun menyambar : "CIN KWANG ZEN MU"disebut juga IBU SAKTI SINAR MAS yang memang Ratu Mas Adalah leluhur Putri China Ketiga Raja Miao Li yang jadi Permaisuri Brahmaraja Keturunan Dewi Kwan Im Miao San yang Melinggih di Pura Besakih juga ditambahkan Empek Hong Ci bahwa kalau SAN TIEN ZEN atau dewa Petir yang Turun tentunya semua Hangus terbakar, dan Nyata nya Pohon Keres terbelah 2 yang kena Petir masi hidup dan daunnya tumbuh terus hingga di Foto Para Wartawan waktu itu, sedang Bom tidak meledak tapi diledakkan disawah jauh dari Keraton, Pengebomnya Tewas 2 Orang kata Bapak Djoko kepala Kantor Kebudayaan dan Parawisata Mojokerto di Keraton Ibu Trowulan yang sempat mengunjungi Keraton ibu yang memang dibawah Naungan Kebudayaan bukan Agama..Beliau malah Geng Geleng Kepala Sesuai Ramalan Jayabaya "Cinane Gela Gelo" atau Orang China Geleng Geleng Kepala melihat Agama kok Ngurusi Budaya yang sudah Punya Mentri Sendiri, Bahkan menuduh Sesat, Kafir, Musrik, Berhala Tohut dll.
Lebih Jelas silahkan klik tautan ini tentang Majapahit Masa Kini yang independen dalam pelestarian adat dan budaya. MAJAPAHIT DENGAN ADAT DAN BUDAYANYA DI NUSANTARA
{Ditulis Reporter Independen UNMAR {Mahendradata University}Foto diatas adalah Biokong Andre dari Klenteng Tuban yang juga disebut Eyang Bodronoyo Pertapa Gunung Lawu yang kini menjadi Biokong Keraton Ibu Trowulan baik bidang Dana dan Pemeliharaan Keraton, Foto ini diambil Ketika berda di Keraton Ibu Jimbran Bali Beliau selalu membawa Tas Uang dan sangat ringan Tangan ber Dana bila ada Upacara Budaya juga Beliau mimpin Kirap Tangan Seribu di Gudo Jombang 2008 dan nanti Kirap di Tuban 3 Agustus 2010 Andre ini punya nama Asli Liang An Putra Hendra Saputra / Kiem Hien Kakeknya Tan Fak Ging dari Kadhiri masih Kerabat Tan Khoen Swie dan Tan Tik Sioe Kakek Ibunya juga terkenal di Tuban Bongkol yaitu Mbah Niti Sastro Tokoh Islam Kejawen yang senang Selamatan Tumpeng dan Nyuguh Sesaji kepada Leluhur serta nyumet Dupa}