Bali dikejutkan dengan fenomena alam yang sulit dijelaskan secara akal sehat, Bertepatan dengan Puncak Acara Durga Navaratri di Seluruh Dunia yang jatuh pada 7 Oktober 2008, Bali diguyur hebat oleh hujan deras dan mengakibatkan banjir, Anehnya, sebelumnya tidak ada pertanda hujan di Bali dst....[Bali Post 12 Oktober 2008]
Hal ini disebabkan Pratima Dewi Durga dengan mengendarai Nandini atau Ibu Alam Semesta dipendak dari Pura Ibu Majapahit di Jimbaran Bali oleh Universitas Mahendradata yang juga simbul nya bergambar Durga mirip Pratima ini. Raja Abhiseka Majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI menyerahkan Pratima ini kepada President Word Hindu Youth Organization Gusti Arya Wedakarna, dan Sang Raja Majapahit langsung meletakkan Pratima Durga bertangan banyak ini ke Kepala Sang Presiden WHYO untuk dibawa ke Universitas nya agar bisa di Upacarai, dengan diiring Putra Putri Kampus, Teruna Teruni Bali, Siswa Siswi se Bali, Delegasi Hindu Manca Negara, dan Pendukung Pura Ibu Majapahit yang terdiri dari Suku Ras dan Agama [SARA] Sang Durga meninggalkan Candi nya di Pura Ibu Jimbaran untuk Upacara Tingkat Dunia yang mengadakan DURGA NAVARATRI dan ini yang pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit Pratima Zaman Mpu Sindog 1000 tahun yang lalu dikeluarkan dan masuk Kampus yang kebetulan memakai simbul Durga Mahisawardhini Mahendradata ini. Zaman dahulu memang belum ada Kampus Universitas.
Hal ini disebabkan Pratima Dewi Durga dengan mengendarai Nandini atau Ibu Alam Semesta dipendak dari Pura Ibu Majapahit di Jimbaran Bali oleh Universitas Mahendradata yang juga simbul nya bergambar Durga mirip Pratima ini. Raja Abhiseka Majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI menyerahkan Pratima ini kepada President Word Hindu Youth Organization Gusti Arya Wedakarna, dan Sang Raja Majapahit langsung meletakkan Pratima Durga bertangan banyak ini ke Kepala Sang Presiden WHYO untuk dibawa ke Universitas nya agar bisa di Upacarai, dengan diiring Putra Putri Kampus, Teruna Teruni Bali, Siswa Siswi se Bali, Delegasi Hindu Manca Negara, dan Pendukung Pura Ibu Majapahit yang terdiri dari Suku Ras dan Agama [SARA] Sang Durga meninggalkan Candi nya di Pura Ibu Jimbaran untuk Upacara Tingkat Dunia yang mengadakan DURGA NAVARATRI dan ini yang pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit Pratima Zaman Mpu Sindog 1000 tahun yang lalu dikeluarkan dan masuk Kampus yang kebetulan memakai simbul Durga Mahisawardhini Mahendradata ini. Zaman dahulu memang belum ada Kampus Universitas.
Cuaca Siang itu sangat cerah, udara panas sangat menyengat karena Bali sangat kering dan tidak ada Hujan, yang aneh begitu jam 19.00 WITA ketika sedang Do'a bersama memuja Durga Navaratri datang Angin bertiup kencang, tak lama Hujan Turun dengan lebat nya, Para Pengikut Upacara tetap berdo'a dengan Tenang dan makin Percaya kalau Dewi Durga berkenan hadir menunjukkan Kekuatan Alam. Bahkan beberapa Mahasiswi Kerauhan dan membuat suasana agak sedikit tegang, Hingga Para Pendeta Hindu maupun Budha sibuk memberi Tirta yang Kapeselang Ida Bhatari, Atap Tenda didepan Kampus bergelombang dan membuat suara Gemuruh berombak ombak dan anehnya tidak roboh. Dan Hujan semalaman lebih kurang 5 jam, Keesokan harinya Berita TV dan Koran menayangkan Kerusakan hebat melanda Bali akibat Banjir bandang, ini membuktikan Durga dengan kuasanya membersihkan Jagat Alam dari Keletehan dan Kekotoran, Jika ada warga terkena musibah, maka ini momen introspeksi bagi semua manusia ungkap Bali Post.
Didampaingi dengan Para Sulinggih dari Jawa Brahmaraja XI menyampaikan keprihatinannya bahwa Perayaan Kelahiran Dewi Durga hanya di Raya kan segelintir Umat Hindu yaitu hanya di Kampus Universitas mahendradata yang dihadiri Mahasiswa dan mahasiswinya serta Delegasi Hindu Negara Asing seperti India, Malaysia dan anggota WHYO saja. Tidak menyeluruh di Bali, padahal di Bali terkenal pengikut Siwaisme yang taat kenapa mereka tidak ikut merayakan ?
Didampaingi dengan Para Sulinggih dari Jawa Brahmaraja XI menyampaikan keprihatinannya bahwa Perayaan Kelahiran Dewi Durga hanya di Raya kan segelintir Umat Hindu yaitu hanya di Kampus Universitas mahendradata yang dihadiri Mahasiswa dan mahasiswinya serta Delegasi Hindu Negara Asing seperti India, Malaysia dan anggota WHYO saja. Tidak menyeluruh di Bali, padahal di Bali terkenal pengikut Siwaisme yang taat kenapa mereka tidak ikut merayakan ?
Hal turunnya Dewi Durga Juga Ketika Pratima mau di pendak ke Kampus Mahendradata 2007 malah 1 Bis Mahasiswa kerauhan semua serta diantara nya Kerauhan seorang Jero Putu dari Singaraja yang juga menurunkan Wahyu Sabdopalon dan Wedakarna yang President Word Hindu Youth Organization mendapat Titah untuk mengembalikan dan mewujutkan Majapahit yang sudah waktu nya Bangkit setelah tertidur 500 tahun, bahka Kerauhan ini sempat ada Mahasiswa yang merekam nya, Hingga Gusti Arya Wedakarna yang mendapat Titah ini memebentuk Forum Kebangkitan Siwa Buda serta membuat Prasasti nya yang diminta Brahmaraja XI untuk menanda tangani dan sekaligus melantik Para Pengurusnya untuk benar-benar melaksanakan Titah sabdopalon agar yang memberi Titah tidak kecewa. Dan Anehnya Wedakarna lalu meroket jadi Doktor Termuda di Dunia masuk Musium Record Indonesia [MURI] dan jadi Rektor Termuda di Dunia 29 th masuk MURI kagi serta sering Tampil di Dewata dan Bali TV membahas Bali kedepan, Juga Adiknya Diyah Werdhi jadi DOKTOR Wanita termuda di Dunia dan masuk MURI juga, ini karena Tingkah aneh dan kontroversial Anehnya Beliau berani memasukkan Pratima Durga ke Kampus yang SARA Mahasiswa nya dan oleh Brahmaraja XI Wedakarna Sekalian di Abhiseka sebagai Raja Majapahit bali [Bahasa Jawa Bali=Kembali] dengan gelar Sri Wilatikta dan nama belakang tergantung keturunan Wedakarna sendiri yang menjadi Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I, dalam Kitab Bagawatgita Terbesar di Dunia dan masuk MURI [Musium Rekord Indonesia] atas prakarsa Wedakarna Tertulis Arjuna ketika akan Perang Bharata Yudha memohon Restu Dewi Durga,
Ida Pedanda Buruan Bang manuaba yang mengikuti Hyang Suryo sejak di Kintamani , Sindhu, Bajra Sandhi hingga GWK dan muput Odalan di GWK 5 X Percaya dengan Ibu Durga sebagai Pengayom, Dan dalam Kitab Sutasoma yang kebetulan Brahmaraja deberi oleh Mangku serta Ketua Gedung Lontar Kertiya Buleleng sayang Kitab Sutasoma 2 jilid ini masih dalam bahasa Jawa Kuna jadi Orang sekarang yang masih Muda tidak ada yang bisa baca dan hanya di Sungsung dan Budi Hartwan SH baru memfoto Copy, Untuk mencapai Kesempurnaan dalam Sutasoma dikatakan hendaklah kita memuja Durgha Shakti lebih dahulu baru bisa menyatukan Cakra dan Kundalini maka dari itu Pratima Durga dibuatkan Candi di Keraton Ibu Jimbaran jadi Durga Sakti dulu yang di Puja bahkan China juga mendukung yang kata nya Dewi Kwan Im Tangan Seribu bahkan malah di Undang Kirap di malang hingga Malang mendapat Kerahayuan, jadi Jalan Brahmaraja ini sudah benar menurut Kitab Sutasoma yang digali Pancasila nya untuk Dasar Negara Republik Indonesia oleh Bung Karno biarpun Sutasoma Karangan Mpu Tantular majapahit bukan import ini tidak diakui sebagai Kitab Suci oleh Agama tapi dalam perlindungan Mentri Kebudayaan yang masih Relevan isinya yang jadi Dasar Negara yang Universal, Demikianlah hal ini perlu dijelaskan agar Umat yang tidak percaya pun disilahkan menghujat dan sinis terhadap Dewi Durga Penguasa Prajapati ini biar di Prajapati kan. di Teruskan dan tanpa ada Rencana, Pratima ini pun di Undang ke Pura Durga Kutri Mahendradata di Buruan Blahbatuh yang juga dihadiri Sukmawati Sukarnoputri, dimana didepan Pratima Durga Mahendradata ini Tongkat Bung Karno di Cuci dan Aneh Tirta Turun dari Langit hanya disekitar Meja Upacara dimana Brahmaraja XI dan Sukma sedang memegang Tongkat dan Tangan kanan Sukma menyiram kan Air Bunga ke Pusaka Isi Tongkat tersebut. disaksikan Ratusan pengunjung yang SARA Aneh Tapi Nyata [berita di Blog terdahulu]
Mengapa Pratima Durga kini berada di Bali ? banyak yang bertanya, ini Akibat ditutupnya Pura Ibu Majapahit di Trowulan dan Rumah Hyang Surya Brahmaraja XI dipasang Papan "Dilarang Ritual dan kegiatan dalam bentuk apapun" oleh Camat Trowulan yang habis masang Papan Struk dan beberapa lama Tewas, yang sebelum nya sempat dibom Imam Karyono hingga menewaskan 2 Orang pengebom yang disambar Petir [Bali Kelep-kelep] ini pun keterangan Bapak Djoko dari Kantor Parawisata Budaya Mojokerto yang mengunjungi Pura Ibu melihat Pohon Keres terbelah dua kena Petir tapi tetap hidup, dan Beliau didampingi Drs. Bramianto mengajak Hyang Suryo untuk melihat bekas Kantor Wedana yang sudah tidak terpakai yang ada Pendapa dan Parkir untuk Pusat Informasi Majapahit karena Rumah Hyang Suryo tida boleh berkegiatan.Hal ini tidak jadi karena masih satu Camat dengan yang nutup Puro / Keraton Mojopaet [Bahasa Jawa] Jadi Pratima di Undang ke Bali untuk Kerahayuan Jagat bali disamping bisa di Odali dan Caru tiap 6 bulan. yaitu Buda Kliwon Gumbreg Enyitan.
Ida Pedanda Buruan Bang manuaba yang mengikuti Hyang Suryo sejak di Kintamani , Sindhu, Bajra Sandhi hingga GWK dan muput Odalan di GWK 5 X Percaya dengan Ibu Durga sebagai Pengayom, Dan dalam Kitab Sutasoma yang kebetulan Brahmaraja deberi oleh Mangku serta Ketua Gedung Lontar Kertiya Buleleng sayang Kitab Sutasoma 2 jilid ini masih dalam bahasa Jawa Kuna jadi Orang sekarang yang masih Muda tidak ada yang bisa baca dan hanya di Sungsung dan Budi Hartwan SH baru memfoto Copy, Untuk mencapai Kesempurnaan dalam Sutasoma dikatakan hendaklah kita memuja Durgha Shakti lebih dahulu baru bisa menyatukan Cakra dan Kundalini maka dari itu Pratima Durga dibuatkan Candi di Keraton Ibu Jimbaran jadi Durga Sakti dulu yang di Puja bahkan China juga mendukung yang kata nya Dewi Kwan Im Tangan Seribu bahkan malah di Undang Kirap di malang hingga Malang mendapat Kerahayuan, jadi Jalan Brahmaraja ini sudah benar menurut Kitab Sutasoma yang digali Pancasila nya untuk Dasar Negara Republik Indonesia oleh Bung Karno biarpun Sutasoma Karangan Mpu Tantular majapahit bukan import ini tidak diakui sebagai Kitab Suci oleh Agama tapi dalam perlindungan Mentri Kebudayaan yang masih Relevan isinya yang jadi Dasar Negara yang Universal, Demikianlah hal ini perlu dijelaskan agar Umat yang tidak percaya pun disilahkan menghujat dan sinis terhadap Dewi Durga Penguasa Prajapati ini biar di Prajapati kan. di Teruskan dan tanpa ada Rencana, Pratima ini pun di Undang ke Pura Durga Kutri Mahendradata di Buruan Blahbatuh yang juga dihadiri Sukmawati Sukarnoputri, dimana didepan Pratima Durga Mahendradata ini Tongkat Bung Karno di Cuci dan Aneh Tirta Turun dari Langit hanya disekitar Meja Upacara dimana Brahmaraja XI dan Sukma sedang memegang Tongkat dan Tangan kanan Sukma menyiram kan Air Bunga ke Pusaka Isi Tongkat tersebut. disaksikan Ratusan pengunjung yang SARA Aneh Tapi Nyata [berita di Blog terdahulu]
Mengapa Pratima Durga kini berada di Bali ? banyak yang bertanya, ini Akibat ditutupnya Pura Ibu Majapahit di Trowulan dan Rumah Hyang Surya Brahmaraja XI dipasang Papan "Dilarang Ritual dan kegiatan dalam bentuk apapun" oleh Camat Trowulan yang habis masang Papan Struk dan beberapa lama Tewas, yang sebelum nya sempat dibom Imam Karyono hingga menewaskan 2 Orang pengebom yang disambar Petir [Bali Kelep-kelep] ini pun keterangan Bapak Djoko dari Kantor Parawisata Budaya Mojokerto yang mengunjungi Pura Ibu melihat Pohon Keres terbelah dua kena Petir tapi tetap hidup, dan Beliau didampingi Drs. Bramianto mengajak Hyang Suryo untuk melihat bekas Kantor Wedana yang sudah tidak terpakai yang ada Pendapa dan Parkir untuk Pusat Informasi Majapahit karena Rumah Hyang Suryo tida boleh berkegiatan.Hal ini tidak jadi karena masih satu Camat dengan yang nutup Puro / Keraton Mojopaet [Bahasa Jawa] Jadi Pratima di Undang ke Bali untuk Kerahayuan Jagat bali disamping bisa di Odali dan Caru tiap 6 bulan. yaitu Buda Kliwon Gumbreg Enyitan.
Juga ada suara miring katanya Hyang Suryo di Usir dari Trowulan ini tidak benar hanya Rumahnya dilarang Kegiatan, sebab Tamu nya terlalu banyak dan dari Bali khususnya yang Hindu mungkin sangat tidak disenangi, Terbukti jauh hari 1999 Kolonel Agung Orang Bali memang sempat di hancurkan Padmasana / Candi nya dan Beliau Tewas dan kini Rumah / Puri Beliau yang ada Padma / Candi Hindu nya sudah berubah untuk Masjid. Hyang Surya tidak ada masalah dengan Hindu Karena Beliau Pelestari Budaya dan Panitia Pahargiyan Suran yang membawahi 97 Aliran Kepercayaan di Jawa Timur yang ijinnya dari Direktur Jendral Kebudayaan bukan Agama, Dan Hyang Suryo pun tetap berkegiatan Budaya 1999 Sejak Kolonel Agung dihancurkan hingga November 2001 ketika di tutup rumahnya dilarang kegiatan. yang sebelumnya Natal 2000 Gereja Gereja di Mojokerto dan diseluruh Indonesia di BOM malah Hyang Suryo mengadakan Waisak di Candi Gayatri Baya langu Mei 2000 yang ada dalam Kitab Negarakertagama [baru 2009 GRP Prawira dapat Terjemahannya] acara ini Sukses dihadiri Umat Buda, Hindu, Islam, Kristen dan Kejawen yang bersatu padu SARA Rukun di Tulung Agung / Jenggala kebetulan Hyang Surya Wilatikta Brahmaraja XI adalah Penglingsir / Raja Puro Jenggala yang salah satu Umat pendukung Pura Majapahit jenggala dipinjam Umat Hindu yang di Ketuai Mangku Djani yang berjuang sejak Aliran kepercayaan masuk Garis Besar Halauan Negara [GBHN] Republik Indonesia 1978, Mangku Djani Belajar Ngeleneng dan muput Upacara secara Hindu di Negara Bali 1995 [Tempat Wedakarna] dan mendukung Pura majapahit Jenggala dengan Muput secara tata cara bali dan ber KTP Hindu, Karena Pura Majapahit jenggala Pelestari Budaya Nyuguh Sesaji, Maka Tepat lah kalau Mangku Djani ikut sebagai Pelengkap Muput Upacara yang tiap Purnama, Tilem Bahasa China Juik Sek'u dan hari besar Kepercayaan selalu diadakan di Pura Majapahit Jenggala.
Mangku Djani yang Hindu ini juga punya Umat Keluarga nya yang juga Hindu Waktu itu belum banyak Umat Hindu di Tulung Agung / Jenggala yang 1995 sempat dikunjungi Ida Pedanda Sindhu Ida Bagus Alit, kalau tidak salah yang KTP Hindu hanya 11 Orang, ditambah para Pejabat yang Hindu tapi hanya menjabat semetara dan kebetulan dari Bali, juga pada datang Tangkil di Pura Majapahit, Lalu Mangku Djani ini melihat Pura majapahit didukung SARA maka , Bagian Sesaji Pura / Keraton majapahit Jenggala yaitu Fransciska yang Orang katolik diminta menjadi Ketua PHDI seijin Hyang Suryo dan di Paksa karena katanya ada Pawisik, Juga akhirnya Sekretariat PHDI berada di Pura Ibu Majapahit Jenggala karena Parisadha Hindu belum punya Kantor sampai sekarang, Papan PHDI yang masang Mangku Djani yang dibuatkan Kejaksaan yang mungkin waktu itu Orang Bali,
Jadi Hyang suryo yang namanya bayak dipalsu Orang hingga 27 jumlah Hyang Suryo waktu itu [Berita Koran] Tidak ikut Campur karena ini Hak asasi Umat Hindu yang jumlahnya hanya 11 Orang, Hingga Kiprah Fransciska sebagai Ketua PHDI demikian Hebat nya bisa mengadakan Waisak di candi Bayalangu kenapa Waisak ? karena momen meminjam Candi harus jelas dan Candi itu di Negarakertagama disebut Ibu Sri Rajapatni Pelindung Jagat Raya dan Sang Raja bersimpuh dikaki Budha Sakyamuni bahkan sejak Zaman kendedes juga disebut Putri Bagawanta Buda, Jadi Momen Waisak ini dapakai Hyang Surya untuk ngurus Ijin Perayaan Waisak ke Purbakala Trowulan dan diijinkan dengan Tembusan ke Kebudayaan Jakarta, Tapi karena waktu sangat singkat Upacara Waisak tetap dijalankan dengan di Dukung Bupati yang PKB, dan Wakil nya dari Partai PDIP, Hingga Acara Waisak ini Sukses bahkan Sekretaris Jendaral Parisada Hindu Indonesia [PHDI] dari Jakarta pun Hadir [Berita di Blog terdahulu] dan karena jujur nya Hyang Surya sehabis Upacara mengucapkan Terimakasih atas sukses nya Acara biarpun Ijin dari Jakarta belum turun, karena didukung Aparat Daerah, bahkan Bupati meminta Teks Pidato Hyang Suryo yang begitu Indah penjelasannya sayang Pidato tanpa Teks dan Spontanitas hingga banyak Tokoh Tua menangis terharu bahkan Acara itu banyak yang Kerauhan Dewi Gayatri Turun meminjam Raga Wisnu Wardhani Putri Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan {PDIP] dan Gajah Mada pun turun meminjam Raga Mangku Bima Wananda dari Bali, Dalam Foto kelihatan juga Kanjeng Pangeran B.E Paku Alam diantara yang Kapeselang, hingga AA Ng. Darmaputra SH membuat buku tipis tentang Kesan Upacara Waisak ini. dan banyak diedarkan. kini Keraton Ibu masih punya Copy buku Acara Waisak ini bisa diadakan di Candi Asli Peninggalan Majapahit atas usaha Hyang Suryo Sang Pemuja Ibu.
Jadi Hyang suryo yang namanya bayak dipalsu Orang hingga 27 jumlah Hyang Suryo waktu itu [Berita Koran] Tidak ikut Campur karena ini Hak asasi Umat Hindu yang jumlahnya hanya 11 Orang, Hingga Kiprah Fransciska sebagai Ketua PHDI demikian Hebat nya bisa mengadakan Waisak di candi Bayalangu kenapa Waisak ? karena momen meminjam Candi harus jelas dan Candi itu di Negarakertagama disebut Ibu Sri Rajapatni Pelindung Jagat Raya dan Sang Raja bersimpuh dikaki Budha Sakyamuni bahkan sejak Zaman kendedes juga disebut Putri Bagawanta Buda, Jadi Momen Waisak ini dapakai Hyang Surya untuk ngurus Ijin Perayaan Waisak ke Purbakala Trowulan dan diijinkan dengan Tembusan ke Kebudayaan Jakarta, Tapi karena waktu sangat singkat Upacara Waisak tetap dijalankan dengan di Dukung Bupati yang PKB, dan Wakil nya dari Partai PDIP, Hingga Acara Waisak ini Sukses bahkan Sekretaris Jendaral Parisada Hindu Indonesia [PHDI] dari Jakarta pun Hadir [Berita di Blog terdahulu] dan karena jujur nya Hyang Surya sehabis Upacara mengucapkan Terimakasih atas sukses nya Acara biarpun Ijin dari Jakarta belum turun, karena didukung Aparat Daerah, bahkan Bupati meminta Teks Pidato Hyang Suryo yang begitu Indah penjelasannya sayang Pidato tanpa Teks dan Spontanitas hingga banyak Tokoh Tua menangis terharu bahkan Acara itu banyak yang Kerauhan Dewi Gayatri Turun meminjam Raga Wisnu Wardhani Putri Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan {PDIP] dan Gajah Mada pun turun meminjam Raga Mangku Bima Wananda dari Bali, Dalam Foto kelihatan juga Kanjeng Pangeran B.E Paku Alam diantara yang Kapeselang, hingga AA Ng. Darmaputra SH membuat buku tipis tentang Kesan Upacara Waisak ini. dan banyak diedarkan. kini Keraton Ibu masih punya Copy buku Acara Waisak ini bisa diadakan di Candi Asli Peninggalan Majapahit atas usaha Hyang Suryo Sang Pemuja Ibu.
Soal PHDI di Jenggala Hyang Brahmaraja XI tidak ikut campur, dimana sehabis Waisak akhir 2000 Franciska tidak boleh jadi Ketua PHDI karena KTP nya Katolik, dan harus KTP Hindu katanya jadi KTP mengalahkan Kepercayaan seseorang, inipun tak jadi Masalah dulu diminta sekarang dipecat ya tak ada masalah lah. Mangku Djani yang berjuang dengan KTP Hindu sejak 1978 pun diberhentikan dari Kepengurusan Parisada Hindu Darma Indonesia {PHDI} yang tembusan nya juga ke Hyang Suryo melalui Ibu Nanik Ketua Pura majapahit jenggala, Tanpa mencantumkan Alamat PHDI yang waktu itu ada 2 PHDI di Bali yang membingungkan, mengenai KTP Hindu pada Djani Mulai kapan bisa dilacak di Kelurahan Bayalangu , mestinya tidak dari 1978, Awal Kegiatan Kejawen Aliran Kepercayaan masuk GBHN 1978 dan Kejawen mulai timbul setelah di Pasung sejak 1967 Jatuh nya Bung Karno setelah jutaan Pendukungnya di Tumpas dengan cap Komunis 1965-1966, Jadi 1978 inilah titik awal Kebangkitan Kejawen, yang menurut Orang Jawa Majapahit Runtuh Sirna Ilang Kertaning Bumi 1478 [1400 Saka] jadi ditambah 500 tahun jadi 1978 ini yang membuat Orang Jawa giat menghidupkan lagi Budaya nenek Moyangnya, Hingga Hyang Suryo pun berkiprah di Kepercayaan dalam naungan budaya yang punya DIRJEN dibawah Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. sejak 1980, sedang Sri Wilatikta Brahmaraja V dan VI Raja majapahit Kadhiri ternyata malah eksis hingga 1526 jadi 500 tahun kebangkitan Majapahit agak rancu kalau diambil dari 1526, Tentunya diambil dari 1478 atau tengah nya 22 + 26= 48 dibagi 2 = 24, 1978 + 24 = 2002 dimana ini Kebetulan Ruwatan Kota Kadhiri oleh Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI untuk pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit.
Hyang Surya pulang ke Jawa Timur 1980 berkecimpung di Himpunan Penghayat Kepercayaan sambil mengasuh Konsultasi Budaya Nasional di Media Surabaya Minggu, Karikaturis Harian Radar Kota, Dunia Mistik Mingguan Surya, Koran Express, juga di Mahkamah Militer III-12 membantu Kepala Mahkamah Militer Kolonel CHK Djoko Rahardjo hingga Kolonel KK Leo [ada SK nya] menjadi Dokumentasi dan Juru Sumpah Agama Hindu, Budha dan kepercayaan yang waktu belum ada yang menangani, Kolonel CHK. K.K. Leo yang belakangan menjadi Kepala Badan Pembina Hukum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia [KABANBINKUM ABRI] dengan pangkat Jendral dan Djoko Rahardjo jadi Pelaksana Mahkamah Militer Agung [LAKSA MAHMILGUNG] juga pangkat Jendral, juga 1983 Hyang Surya Seminar Santet bersama Kolonel Bimantoro belakangan Bimantoro menjadi Kepala Polisi Republik Indonesia [KAPOLRI] dengan Pangkat Jendral di Kampus IKIP Tegalboto Jember dimana diungkap bahwa dalam Hukum Majapahit Tukang Santet dihukum Mati oleh Raja yang berkuasa dan sekarang Santet tidak ada dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana [KUHP], setelah sebelumnya Beliau di Jawa Barat 1975-1980 Beliau berkantor di Hotel Indonesia kamar 229 dan Tidur di President Hotel sebrang HI kamar 1029, dan di Cimahi juga punya Kantor dan tinggal di Hotel Cimahi, Beliau berkiprah bidang Budaya bersama Para sahabat nya yang dekat dengan Bung Karno, Seperti Kolonel Oding Soehendar yang waktu itu Kepala Provost Jawa Barat, dan Putra nya Yudi belakangan di Nurtanio, di Paha nya masih tertanam pecahan Geranat Peristiwa Penggranatan terhadap Bung Karno di Cikini, Kolonel Syamsudin Kepala Debus ilmu Banten yang sering Demontarsi Tidur di Paku dilindas mobil Jeep, Juga Tomi yang punya Honda Pikap TN-7 Adik Kandung Shodanco Soeprijadi Pahlawan Tentara Pembela Tanah Air [PETA] di Blitar yang kebetulan Hyang Suryo pun lahir di Blitar dirumah Kakek nya [Generasi IX Brahmaraja dan Li Yu Lan] Gebang Lor depan rumah Ibu Wardojo yang ditempati Bung Karno dan belakangan dijaga Mr. Herman yang 1964 ke Bali mepromosikan Mazda, Kolonel Soetrono, Mayor Kardjiono, dan Letnan Djoeraimi belakangan jadi DPRD Toli Toli pangkat Kolonel dll Bahkan Hyang Surya Kencana [Sanggar Beliau bernama "Surya Kencana"] mendatangkan Reog Ponorogo ke Cimahi waktu itu Cimahi menjadi Kota Asministratip, dan Walikota nya yang Pertama Drs. Soedarna yang Putra Beliau Dany sangat dekat dengan Hyang Surya, dan Hyang Surya Mendapat Penghargaan Budaya dari Gubernur Jawa Barat Aang Kunaifi waktu itu. Era Panglima Resimen Komando Para Angkatan darat [RPKAD] nya Kolonel Yogi S Memet belakangan jadi Gubernur Jawa barat setelah Hyang Suryo ke Jawa Timur.1980.
Hyang Surya pulang ke Jawa Timur 1980 berkecimpung di Himpunan Penghayat Kepercayaan sambil mengasuh Konsultasi Budaya Nasional di Media Surabaya Minggu, Karikaturis Harian Radar Kota, Dunia Mistik Mingguan Surya, Koran Express, juga di Mahkamah Militer III-12 membantu Kepala Mahkamah Militer Kolonel CHK Djoko Rahardjo hingga Kolonel KK Leo [ada SK nya] menjadi Dokumentasi dan Juru Sumpah Agama Hindu, Budha dan kepercayaan yang waktu belum ada yang menangani, Kolonel CHK. K.K. Leo yang belakangan menjadi Kepala Badan Pembina Hukum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia [KABANBINKUM ABRI] dengan pangkat Jendral dan Djoko Rahardjo jadi Pelaksana Mahkamah Militer Agung [LAKSA MAHMILGUNG] juga pangkat Jendral, juga 1983 Hyang Surya Seminar Santet bersama Kolonel Bimantoro belakangan Bimantoro menjadi Kepala Polisi Republik Indonesia [KAPOLRI] dengan Pangkat Jendral di Kampus IKIP Tegalboto Jember dimana diungkap bahwa dalam Hukum Majapahit Tukang Santet dihukum Mati oleh Raja yang berkuasa dan sekarang Santet tidak ada dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana [KUHP], setelah sebelumnya Beliau di Jawa Barat 1975-1980 Beliau berkantor di Hotel Indonesia kamar 229 dan Tidur di President Hotel sebrang HI kamar 1029, dan di Cimahi juga punya Kantor dan tinggal di Hotel Cimahi, Beliau berkiprah bidang Budaya bersama Para sahabat nya yang dekat dengan Bung Karno, Seperti Kolonel Oding Soehendar yang waktu itu Kepala Provost Jawa Barat, dan Putra nya Yudi belakangan di Nurtanio, di Paha nya masih tertanam pecahan Geranat Peristiwa Penggranatan terhadap Bung Karno di Cikini, Kolonel Syamsudin Kepala Debus ilmu Banten yang sering Demontarsi Tidur di Paku dilindas mobil Jeep, Juga Tomi yang punya Honda Pikap TN-7 Adik Kandung Shodanco Soeprijadi Pahlawan Tentara Pembela Tanah Air [PETA] di Blitar yang kebetulan Hyang Suryo pun lahir di Blitar dirumah Kakek nya [Generasi IX Brahmaraja dan Li Yu Lan] Gebang Lor depan rumah Ibu Wardojo yang ditempati Bung Karno dan belakangan dijaga Mr. Herman yang 1964 ke Bali mepromosikan Mazda, Kolonel Soetrono, Mayor Kardjiono, dan Letnan Djoeraimi belakangan jadi DPRD Toli Toli pangkat Kolonel dll Bahkan Hyang Surya Kencana [Sanggar Beliau bernama "Surya Kencana"] mendatangkan Reog Ponorogo ke Cimahi waktu itu Cimahi menjadi Kota Asministratip, dan Walikota nya yang Pertama Drs. Soedarna yang Putra Beliau Dany sangat dekat dengan Hyang Surya, dan Hyang Surya Mendapat Penghargaan Budaya dari Gubernur Jawa Barat Aang Kunaifi waktu itu. Era Panglima Resimen Komando Para Angkatan darat [RPKAD] nya Kolonel Yogi S Memet belakangan jadi Gubernur Jawa barat setelah Hyang Suryo ke Jawa Timur.1980.
Jadi Brahmaraja berkiprah di Kepercayaan dan Rumahnya di Trowulan November 2001 di Larang Kegiatan, jadi bukan di Usir seperti dugaan Orang, Beliau tetap di Keratonnya hanya Orang bali yang banyak mendapat diskriminasi seperti Mangku berpakaian Bali diseret keluar keraton kebetulan ada Kolonel Suwarta dari Badan Intelijen Negara [BIN] datang bersama Istrinya yang Kakak Kandung Kepala Polisi Sektor [KAPOLSEK] Trowulan dan Mangku yang diseret keluar Keraton lapor sama Kolonel dari BIN yang kebetulan Orang Bali Sang Kolonel lalu memberi Nomor Telepon nya kepada Hyang Suryo dan yang diseret Imam Karyono disaksikan Kapolsek waktu itu dan menganjurkan menelepon Beliau bila ada Serangan lagi, dan Beliau yang nelpon Aparat di Jawa Timur Juga Kepala Mahkamah Militer III-12 Surabaya juga datang bersama Istrinya dengan Mobil Dinas HANKAM [Departemen Pertahanan dan Keamanan] dan Beliau di antar ke Komandan Rayon Militer [DANRAMIL] Trowulan agar Lapor oleh Hyang Suryo sebab Rumah Hyang Suryo yang ngerti Hukum bahkan di Mahkamah Militer dan Orang tidak tahu, di tutup Camat atas nama MUSPIKA katanya, Agar tidak melanggar Hukum Hyang Suryo mengarahkan untuk Tamu Militer harus lapor Koramil Tamu Polisi Lapor Polsek kalau Sipil lapor Camat biar Aparat Senang padahal ini di lulu dan jadi bahan Tertawaan masak ada Tamu mesti lapor, begini kan runyam demikianlah Hyang Suryo Menghormati Penutupan yang tidak ada dasar Hukum nya dan tetap Ngalah biar Camat senang tau tau nya Camat nya Struk dan Tewas Tinggal Imam Karyono yang buta Hukum pun di Hormati Hyang Suryo bila ada Tamu Mahasiswa disuru lapor sang Imam agar senang, di KORAMIL ini baru Hyang Suryo tahu dalang penutupan adalah Guru Agama SMP Islam Trowulan Khoirul Huda dibantu KH. Nurhadi yang Ketua Fraksi PKB anti Gus Dur dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Mojokerto waktu itu [1999-2004] dan Penutupan 2001 inilah Keuntungan Hyang Suryo mengantar Tamu lapor bisa tahu Rahasia siapa yang nutup nguping Danramil cerita sama Kamahmil ini diungkap karena sudah terjadi dan jadi Sejarah bahwa Hukum dipermainkan dan Hyang Suryo dianggap Buta Hukum padahal punya Team Pengacara Hyang Suryo dari Univwesitas 17-8-1945, pimpinan DR Warka, Sedang waktu itu banyak juga Rombongan dari Jawa antara lain Rombongan yang mengaku dari KODIM Malang datang bersama Ibu dan Wanita Istri Militer Nyekar bawa Kresek Bunga tidak diganggu Imam Karyono karena berpakaian bebas apalagi dengar rombongan Kodim yang Tentara, tidak seperti Orang Bali yang berpakaian Adat seragam. Udeng Putih Saput Putih dan Kuning, ini yang dilarang Imam Karyono dan Mangku nya diseret keluar Keraton, dan 2002 biarpun kondisi dirumah dilarang kegiatan, Hyang Suryo masih Panitia Parhargiyan Suran dan tetap Acara Suroan yang dihadiri Kejawen yang jumlahnya 197 Aliran se Jawa Timur juga dari Jawa Tengah, bahkan waktu itu Kirap Besar besaran bahkan Tumpeng Robyong malah dimasukkan Sumur Upas oleh Pikap Hyang Suryo dan di beritakan Majalah Mangkunegaran Solo Mbangun Tuwuh, dan ini tak ada masalah ketika dirumahnya banyak menginap Orang Pakai Blangkon dan Pakaian Adat Jawa dan Nyengkelit Keris di Punggungnya karena Banyak Orang kejawennya Imam Karyono tidak berani menyerang apalagi pada bawa Keris semua Bahkan Keris Hyang Suryo pun laris dipinjam untuk Upacara Kalau sudah begini Imam Karyono tidak tampak batang hidung nya, bahkan Hyang Suryo malah diundang ke Kediri untuk Meruwat Kota Kediri dengan Tema "'Budaya pemersatu Bangsa" yang juga dihadiri General Manager [GM] Hotel Paradiso Kuta Gusti Kade Sutawa dan mendapat Cindramata Keris Naga Raja diserahkan Walikota Kediri, Juga Camat Kuta Gede Soebawa yang kena BOM dan mendapat Cindramata Gada Bima diserahkan Komandan Daerah Militer [KODIM] Kediri Kolonel Edi, Dewa Putranata dari Sekolah Parawisata mendapat Cindramata Keris naga Pengantin karena Beliau masih Bujangan waktu itu yang diserahkan Kepala Polisi Resort Kota [KAPOLRESTA] Kediri, dan Rombongan Dari Bali ini ikut Ruwatan, Bahkan dalam Sepanduk juga Terpampang Selamat datang Tamu dari Bali, juga tertulis "SELAMAT DATANG HYANG BHATARA AGUNG SURYA WILATIKTA" bahkan selama 2 hari jauh hari sebelum Ruwatan Radio FM Sri Aji Wijaya sudah mengadakan Dialog Interaktif dengan tema "Budaya Pemersatu Bangsa" dimana Hyang Bhatara Agung yang akan meruwat Kota Kediri didampaingi Bapak Edi yang DANDIM mengadakan penjelasan Tentang Budaya yang bisa menyatukan Bangsa dan banyak pertanyaan dari Para Tokoh Masyarakat Kediri yang berdialog dan mendapat penjelasan.secara interaktif dialog melalui Telepon di Dtudio 2 Sri Aji Wijaya FM Kediri di Pandu Dalang Ruwatan Witak Condromowo Suryeng Bawono.
Melihat ini, maka di Undanglah Hyang Surya ke Bali yang lagi terpuruk kena BOM, 2003 Hyang Surya diajak berkegiatan dengan tema "Pameran Budaya Pemersatu Bangsa" di Bali bertempat Pertama di Kintamani, Art Center, Bajra Sandhi, Hotel Sindhu, Puri Anom Tabanan, hingga diberi Tempat di Garuda Wisnu Kencana [GWK] oleh Direktur Utama GWK Putu Antara yang waktu itu Presiden Komisaris Yayasan GWK Jendral Mangku Pastika Kepala Polisi Daerah [KAPOLDA] Bali yang sekarang Gubernur Bali, disinilah waktu di GWK Hyang Surya Brahmaraja XI di Undang ke Singaraja yang akan meniru GWK ingin Punya Patung Ganesa Terbesar di Dunia Brahmaraja menjawab "Sung Sung Ganesa saya pasti Terwujut" didengar Para rektor, Mahasiswa dan Tokoh Agama Hindu termasuk Budi Hartawan yang masih Kuliah, Ternyata Benar di Singaraja malah berhasil lebih dulu mewujutkan Patung Ganesa Terbesar di Asia bahkan Dunia hanya dalam tempo 9 bulan dengan ngobrol bersama Wedakarna dan Karel Gunter Meyer dan Budi Hartawan Ketua Keluarga Besar marhaenisme {KBM}, Awal yang mengundang Keluarga Besar Marhaenisme Pimpinan Budi Hartawan SH yang sekarang di Dewan Perwakilan Rakyat Bali bagian Kesejahteraan Rakyat [KESRA] dan Gusti Latria adik Kandung Pahlawan Let Kol Wisnu yang namanya di Pakai lapangan Terbang, dan Hyang Surya di Beri Rumah samping Monumen Wisnu Pahhlawan, dan disebut "Puri Surya Majapahit Buleleng" yang kini jadi Kahyangan Jagat majapahit dengan Candi yang mengeluarkan Mata Air, Kahyangan Jagat ini yang mengatakan PHDI malah dibantah dalam Sambutan Hyang Brahmaraja "Ah Bukan, ini cuma Mrajan saya" Merendah ini dihadapan Tamu Tamu Aparat sipil dan Militer yang hadir waktu Ngenteg Linggih, Juga Bapak Sudirga Kepala Polisi Sektor [KAPOLSEK] Sukasada Wilayah Puri dahulunya Pengawal Hyang Suryo kalau mau Ke Musium dari Hotel karena membawa Pratima harus di Kawal dengan Mobil Sirine untuk membuka jalan Beliau Polisi Budaya Parawisata [BUDPAR] dan aneh ketika Peresmian / Ngenteg linggih Malah Beliau KAPOLSEK nya.wilayah Puri Surya majapahit "Berkat Do'a Hyang Surya saya jadi Kapolsek" ungkap Polisi bertubuh Tegap dan berkumis ini sambil menyalami Hyang Suryo pada Acara Ngenteg Linggih disaksikan Ratusan Undangan dan Brahmaraja XI yang lebih akrab di Panggil Hyang Suryo biarpun dipalsu Orang sampai jumlah nya 27 ini malah berkelakar "Nanti kalau saya Upacara tolong dikawal ya" Siap Hyang jawab Sang Kapolsek yang lalu memberikan Nomor HP nya "Ini HP saya, saya di hubungi saja bila membutuhkan Kawal" Hyang Suryo menerima Tulisan nomor HP lalu memasukkan ke saku di Dada nya dan Sang Kapolsek Undur diri duduk dibangku belakang, Barisan depan untuk Pejabat PHDI, Ida Pedanda, Bupati, Dandim dll
Juga Oleh Gusti Tisna SH [Sarjana Hukum] yang hingga kini sering ke Keraton Ibu juga sebagai Pengacara Keraton Ibu [Juga Budi Hartawan SH], dan Raja Puri Pide Hyang Suryo diberi Rumah bekas Raja Buleleng yang di Selong ke Padang Sumatara, yang Kuri Paduraksa nya Termegah di Buleleng Singaraja dan Parkir nya Luas dimana disini Hyang Brahmaraja XI menerima Tamu termasuk Wedakarna dan Karel Gunter Meyer serta Para Tamu penting lainnya hingga terwujut Ganesa Tertinggi dan Terbesar di Asia bahkan Dunia, Rumah Peninggalan Zaman Belanda ini jadi Rebutan yang ingin merehab untuk Hyang Surya Pemenangnya Gusti Sujarwadi yang kebetulan di Bank Pembangnan Daerah Bali Mengalahkan Gusti Teken dan PU {pekerjaan Umum} karena Bank memang tempat Uang jadi Enteng kalau hanya merehab Bangunan untuk Hyang Brahmaraja XI agar betah tinggal di Rumah itu, tapi Rumah itu jarang di Tiduri kalau tak salah hanya di tiduri Hari Galungan, karena kalau malam Beliau tinggal di Hotel Bungalo Melka Lovina milik Mr Kala dari Jerman tempat Pura majpahit dan Patung Ganesa yang dalam pembangunan karena Pura majapahit di Musium Sasana Budaya milik Kantor Budaya dan Parawisata Buleleng hanya sementara dan setelah tinggal 7 bulan di Musium pada 1 Januari 2006 Pratima pindah ke Areal Patung Ganesa di Lovina diring Ratusan bahkan Ribuan Orang dari Singaraja ke Lovina sepanjang 20 Km dan Istri Budi Hartawan Kerauhan, juga ketika Mampir Pura Dalam Lovina Bendesa Adat Kerauhan dan nempel di Kaca Pikap Hyang Surya karena dalam Pikap ada Pratima Ibu Ganesa Dewi Tangan Seribu akhirnya setelah diberi Banten Sang Bendesa Adat Sadar dan lepas dari kaca Mobil ini membuat Ratusan Orang yang menyaksikan pada bersimpuh berdo'a didepan Pikap AG 7000 NZ Tempat Pratima Dewi Tangan Seribu yang belakangan juga di Pendak Masuk Kampus Mahendradata, dan setelah Patung Ganesa selesai Pratima Ganesa pindah ke Sukasada dan juga kini ada Kahyangan Jagat lagi di wilayah Lovina Sumbangan Gusti Sentanu Raja setempat dan sudah Selesai Candi Budha nya memakai batu Bata Merah dan satu2 nya yang ter Indah di Dunia karena pakai bata Merah dan Budi Hartawan SH, Komang Janggol dari DPRD Bali masing masing menyumbangkan Gaji nya untuk Pembangunan Candi Siwa nya yang hampir selesai juga, bahkan untuk Kekuatan Budi Hartawan dan Komang janggol serta Rombongan Mangku, Wartawan Foto dll memendak Pratima Ibu Dewi Kwan Im di Trowulan agar bisa di Upacarai di Singaraja saja dan Brahmaraja hanya mengijinkan Lewat HP karena Beliau tidak berada di Trowulan, lagi Undangan di Jakarta, waktu itu Pratima ini diambil dari Rumah Kecil Gedong Persembahyangan Klenteng, dan Brahmaraja XI mengijinkan karena untuk Sungsungan Umat agar bisa di Odali dan Caru demi Kerahayuan Jagat Bali Karena di Trowulan tidak bisa Odalan besar karena pasti jadi Masalah kalau Ratusan Bis datang bayangkan Pura majapahit Negara kalau datang 63 Bis, Pura rambut Siwi bisa 65 Bis Jakarta bisa 82 Bis belum Kediri, Tulung Agung dll, Kalau Suran tingkat Nasional lebih banyak lagi, Demikian lah sejarah Adanya Pratima Durga Tangan Seribu di Bali juga lainnya karena di Undang bahkan diberi Kayangan Jagat untuk Stana Beliau, yang banyak dipertanyakan bahkan Soe Lung Tokoh Cina Bali mempertanyakan Brahmaraja kok Raja ? lha namanya saja Brahma ditambah Raja kan raja ? Harusnya Beliau sebagai Cina bangga Brahmaraja bisa menyatukan China Klenteng-Klenteng di Bali hingga bisa kirap bersama umat Hindu bahkan berkumpul di Pura Jagatnata dan bersatu Padu baris Kirap Acara Ritual yang belum pernah ada di bali. kok malah mempertanyakan, dan Harus di Diskusikan sama Beliau ? kan Runyam Budaya, kalau harus di Diskusikan dulu tanpa berkarya Nyata ? Padahal kalau Diskusi, Seminar dll wah Undangan untuk Brahmaraja banyak sekali, bahkan ketika dihadapan Mahasiswa se Indonesia Brahmaraja XI didampingi Prof. DR Titip ahli Weda sebelah kiri dan sebelah kanan Prof Drs Subagiata MBA ahli Lingga Yoni dari PHDI jadi Brahmaraja XI duduk ditengah dalam Seminar Kebangkitan Nusantara, Bahkan yang aneh rekan Sue Lung mengaku bernama Aguzz menantang akan menghancurkan Brahmaraja dan mengecingi Keris Pusaka Yang di Sung sung ini apa apa an ? bahkan menuduh Hyang Suryo Penipu lalu siapa yang tertipu ? Putra Putri Bung Karno pada datang ke Keraton Ibu, Duta Wisata Indonesia pun datang melihat keraton Ibu, Sampai delegasi Rusia juga terkagum kagum di Musium Keraton Ibu apakah mereka semua TERTIPU ? Tanda Tangan tercantum di Prasasti Ganesa Tertinggi di Asia bahkan disaksikan Dunia, Tertulis : Raja Abhiseka Majapahit "Sri Brahmaraja Wilatikta XI" disamping nya Wakil Keluarga Besar Bung Karno "Sukmawati Sukarnoputi" disaksikan Delegasi Dunia yang ikut Tanda Tangan di Prasasti lainnya apakah ini Penipuan ? yang bener saja malu kita dimata Dunia Orang membela Bangsa dan negara bidang Budaya hingga diakui dunia dibilang Penipu, itu Atas nama Israel Pardede [padahal Orang Islam pakai nama Israel] orang ini bisa ditembak intel Israel nanti, Budak juga mengatakan Hyang Suryo Palsu, padahal sudah lama Media mengatakan ada 27 Hyang Suryo jadi yang mana yang Asli membingungkan Bahkan Sokip Pemerhati Majpahit dan Ketua DPRD malah mengaku 2X bertemu Hyang Suryo semuanya Palsu sampai Wartawan pun bingung Khawatir yang di Foto dan diberitakan Hyang Suryo Palsu hingga Koran di Jawa Timur memberitakan ada 27 Orang yang mengaku Hyang Suryo lalu mana yang Asli ? bahkan Mr. Giman yang bersama Putri nya anggota DPRD Magetan tertipu 600 juta oleh Hyang Suryo Palsu, Ketika bertemu yang asli sesuai KTP Beliau gembira sekali Hyang Suryo Asli nginap di Hotel nya Nusa Indah di Sarangan dengan Kawalan Jero Gede Susila Tokoh Karang Asem Bali dibantu Pasukan nya Budi Hartawan Mangku yang Kebal Senjata, Jadi Kalau Delegasi Rusia, Putra Putri Bung Karno, Duta Wisata Indonesia, bahkan Orang Orang yang ke Keraton Ibu bahkan Peresmian ada Delegasi China nya dihadapkan Hyang Surya Brahmaraja XI yang Palsu kan repot ? ya Beliau sendiri yang Asli menemui, bahkan menerima Mahkota segala kalau yang Palsu tentu terjepit Kepala nya juga ada Sukmawati Sukarno menyaksikan masak menampilkan Brahmaraja Palsu ?, lha kalau Sue Lung ingin menggantikan monggo, asal Orang Yang Ngundang ke Bali setuju termasuk Budi Hartawan SH juga Gusti Tisna SH dll, jangan Teriak Teriak di Face Book seperti Orang Gila ditertawakan Dunia nanti. Blog ini mengungkap SEJARAH bagaimana Budaya dipasung sejak Bung karno jatuh 1967, dimana Budaya China dan Tulisannya dilarang hingga akibat nya sampai sekarang Orang tetap Anti China seperti Budak dan yang ngaku Israel Pardede padahal namanya juga Abu Gozi, Juga Budaya Jawa Punden, Candi dan yang berbau Musrik Berhala dilarang termasuk Ijin membuat Gereja Sulit, bahkan Buku Tan Khoen Swie beraksara jawa Asli pun dilarang juga buku Sukarnoisme dan apapun berbau Bung Karno dilarang ini kan Sejarah ? juga Universitas Marhaen harus ganti Mahendradata ini kan Sejarah ? Universitas Bung Karno diganti Pancasila, Gelora Bung Karno diganti Senayan, Puncak Sukarno diganti Jayawijaya ini kan Sejarah ? sekarang ya kembali jadi Sukarno lagi, juga di TV One minggu lalu Anggota DPR RI diusir dari Banyuwangi dituduh membangkitkan Komunis padahal kita sudah Hubungan dengan Negara Komunis China dan Rusia masih ada yang anti Komunis ini kan Lucu ?, Sedangkan untuk Kepercayaan Kejawen sejak 1978 masuk GBHN dan Hyang Surya bisa berkiprah, sedang Budaya China Barongsai dan leang Leong kan baru di Era Presiden Gus Dur tahun 2000 dibebaskan ? harusnya anda Sue Lung Tokoh Cina Bali bangga dengan adanya Kirap dari Keraton Ibu ke GWK dihadiri Budaya China yang menyatu dengan Budaya bali yang SBY 2009 diberitakan TV terus terusan dihadapan Etnis Tiong Hwa menjelaskan Undang Undang Minoritas, dan kini Minoritas China pun bisa menampilkan Budaya nya kok malah kok Malah dengan Israel Pardede, Budak, Guzz mendengungkan Anti China, padahal Upacara di Bali masih Pakai Uang Kepeng China dan di Sakralkan bahkan Uang kepeng besar masih di Sung Sung disebut Pratima. lalu mau mundur Zaman Walisongo kan Rancu Republik Indonesia ini ? Mereka Anti China dan ditampilkan menghina Brahmaraja XI yang merangkul China, Justru Kita dengan Pancasila bersatu sekarang ini malah di Anti dan di Kritik kan Lucu ? ini Israel Pardede/Abu Gozi, Guzz, Budak, dan Suelung. apa maksud nya ? Brahmaraja XI berjuang Mati Matian Menyatukan mereka mau memecah belah dianggap sekarang masih 1965-1966 Bangga menghancurkan Bangsa sendiri, padahal ini sudah 2010 Aneh Tapi Nyata.Tentunya ini tugas Kepolisian yang menyelidiki Orang yang anti Pancasila dan Persatuan. serta Sejarah kata Kadek SPA SH, Gusti Tisna SH, Budi Hartawan SH dll yang bukan SH juga Heran semua sampai geleng geleng Kepala sesuai Ramalan Jayabaya China ne Gela Gelo delok Wong Jowo kari Separo [mungkin separo sudah tidak ikut Jawa dan ini terbukti] Jawa itu artinya Baik terbukti Orang selalu berkata "Kok Jowo men Chino iku, Kok Jowo men Londo iku" jadi China dan Belanda malah dibilang Jawa / baik karena memang baik "Sing wong Jowo malah gak Jowo" ini kan Nyata..
Juga Oleh Gusti Tisna SH [Sarjana Hukum] yang hingga kini sering ke Keraton Ibu juga sebagai Pengacara Keraton Ibu [Juga Budi Hartawan SH], dan Raja Puri Pide Hyang Suryo diberi Rumah bekas Raja Buleleng yang di Selong ke Padang Sumatara, yang Kuri Paduraksa nya Termegah di Buleleng Singaraja dan Parkir nya Luas dimana disini Hyang Brahmaraja XI menerima Tamu termasuk Wedakarna dan Karel Gunter Meyer serta Para Tamu penting lainnya hingga terwujut Ganesa Tertinggi dan Terbesar di Asia bahkan Dunia, Rumah Peninggalan Zaman Belanda ini jadi Rebutan yang ingin merehab untuk Hyang Surya Pemenangnya Gusti Sujarwadi yang kebetulan di Bank Pembangnan Daerah Bali Mengalahkan Gusti Teken dan PU {pekerjaan Umum} karena Bank memang tempat Uang jadi Enteng kalau hanya merehab Bangunan untuk Hyang Brahmaraja XI agar betah tinggal di Rumah itu, tapi Rumah itu jarang di Tiduri kalau tak salah hanya di tiduri Hari Galungan, karena kalau malam Beliau tinggal di Hotel Bungalo Melka Lovina milik Mr Kala dari Jerman tempat Pura majpahit dan Patung Ganesa yang dalam pembangunan karena Pura majapahit di Musium Sasana Budaya milik Kantor Budaya dan Parawisata Buleleng hanya sementara dan setelah tinggal 7 bulan di Musium pada 1 Januari 2006 Pratima pindah ke Areal Patung Ganesa di Lovina diring Ratusan bahkan Ribuan Orang dari Singaraja ke Lovina sepanjang 20 Km dan Istri Budi Hartawan Kerauhan, juga ketika Mampir Pura Dalam Lovina Bendesa Adat Kerauhan dan nempel di Kaca Pikap Hyang Surya karena dalam Pikap ada Pratima Ibu Ganesa Dewi Tangan Seribu akhirnya setelah diberi Banten Sang Bendesa Adat Sadar dan lepas dari kaca Mobil ini membuat Ratusan Orang yang menyaksikan pada bersimpuh berdo'a didepan Pikap AG 7000 NZ Tempat Pratima Dewi Tangan Seribu yang belakangan juga di Pendak Masuk Kampus Mahendradata, dan setelah Patung Ganesa selesai Pratima Ganesa pindah ke Sukasada dan juga kini ada Kahyangan Jagat lagi di wilayah Lovina Sumbangan Gusti Sentanu Raja setempat dan sudah Selesai Candi Budha nya memakai batu Bata Merah dan satu2 nya yang ter Indah di Dunia karena pakai bata Merah dan Budi Hartawan SH, Komang Janggol dari DPRD Bali masing masing menyumbangkan Gaji nya untuk Pembangunan Candi Siwa nya yang hampir selesai juga, bahkan untuk Kekuatan Budi Hartawan dan Komang janggol serta Rombongan Mangku, Wartawan Foto dll memendak Pratima Ibu Dewi Kwan Im di Trowulan agar bisa di Upacarai di Singaraja saja dan Brahmaraja hanya mengijinkan Lewat HP karena Beliau tidak berada di Trowulan, lagi Undangan di Jakarta, waktu itu Pratima ini diambil dari Rumah Kecil Gedong Persembahyangan Klenteng, dan Brahmaraja XI mengijinkan karena untuk Sungsungan Umat agar bisa di Odali dan Caru demi Kerahayuan Jagat Bali Karena di Trowulan tidak bisa Odalan besar karena pasti jadi Masalah kalau Ratusan Bis datang bayangkan Pura majapahit Negara kalau datang 63 Bis, Pura rambut Siwi bisa 65 Bis Jakarta bisa 82 Bis belum Kediri, Tulung Agung dll, Kalau Suran tingkat Nasional lebih banyak lagi, Demikian lah sejarah Adanya Pratima Durga Tangan Seribu di Bali juga lainnya karena di Undang bahkan diberi Kayangan Jagat untuk Stana Beliau, yang banyak dipertanyakan bahkan Soe Lung Tokoh Cina Bali mempertanyakan Brahmaraja kok Raja ? lha namanya saja Brahma ditambah Raja kan raja ? Harusnya Beliau sebagai Cina bangga Brahmaraja bisa menyatukan China Klenteng-Klenteng di Bali hingga bisa kirap bersama umat Hindu bahkan berkumpul di Pura Jagatnata dan bersatu Padu baris Kirap Acara Ritual yang belum pernah ada di bali. kok malah mempertanyakan, dan Harus di Diskusikan sama Beliau ? kan Runyam Budaya, kalau harus di Diskusikan dulu tanpa berkarya Nyata ? Padahal kalau Diskusi, Seminar dll wah Undangan untuk Brahmaraja banyak sekali, bahkan ketika dihadapan Mahasiswa se Indonesia Brahmaraja XI didampingi Prof. DR Titip ahli Weda sebelah kiri dan sebelah kanan Prof Drs Subagiata MBA ahli Lingga Yoni dari PHDI jadi Brahmaraja XI duduk ditengah dalam Seminar Kebangkitan Nusantara, Bahkan yang aneh rekan Sue Lung mengaku bernama Aguzz menantang akan menghancurkan Brahmaraja dan mengecingi Keris Pusaka Yang di Sung sung ini apa apa an ? bahkan menuduh Hyang Suryo Penipu lalu siapa yang tertipu ? Putra Putri Bung Karno pada datang ke Keraton Ibu, Duta Wisata Indonesia pun datang melihat keraton Ibu, Sampai delegasi Rusia juga terkagum kagum di Musium Keraton Ibu apakah mereka semua TERTIPU ? Tanda Tangan tercantum di Prasasti Ganesa Tertinggi di Asia bahkan disaksikan Dunia, Tertulis : Raja Abhiseka Majapahit "Sri Brahmaraja Wilatikta XI" disamping nya Wakil Keluarga Besar Bung Karno "Sukmawati Sukarnoputi" disaksikan Delegasi Dunia yang ikut Tanda Tangan di Prasasti lainnya apakah ini Penipuan ? yang bener saja malu kita dimata Dunia Orang membela Bangsa dan negara bidang Budaya hingga diakui dunia dibilang Penipu, itu Atas nama Israel Pardede [padahal Orang Islam pakai nama Israel] orang ini bisa ditembak intel Israel nanti, Budak juga mengatakan Hyang Suryo Palsu, padahal sudah lama Media mengatakan ada 27 Hyang Suryo jadi yang mana yang Asli membingungkan Bahkan Sokip Pemerhati Majpahit dan Ketua DPRD malah mengaku 2X bertemu Hyang Suryo semuanya Palsu sampai Wartawan pun bingung Khawatir yang di Foto dan diberitakan Hyang Suryo Palsu hingga Koran di Jawa Timur memberitakan ada 27 Orang yang mengaku Hyang Suryo lalu mana yang Asli ? bahkan Mr. Giman yang bersama Putri nya anggota DPRD Magetan tertipu 600 juta oleh Hyang Suryo Palsu, Ketika bertemu yang asli sesuai KTP Beliau gembira sekali Hyang Suryo Asli nginap di Hotel nya Nusa Indah di Sarangan dengan Kawalan Jero Gede Susila Tokoh Karang Asem Bali dibantu Pasukan nya Budi Hartawan Mangku yang Kebal Senjata, Jadi Kalau Delegasi Rusia, Putra Putri Bung Karno, Duta Wisata Indonesia, bahkan Orang Orang yang ke Keraton Ibu bahkan Peresmian ada Delegasi China nya dihadapkan Hyang Surya Brahmaraja XI yang Palsu kan repot ? ya Beliau sendiri yang Asli menemui, bahkan menerima Mahkota segala kalau yang Palsu tentu terjepit Kepala nya juga ada Sukmawati Sukarno menyaksikan masak menampilkan Brahmaraja Palsu ?, lha kalau Sue Lung ingin menggantikan monggo, asal Orang Yang Ngundang ke Bali setuju termasuk Budi Hartawan SH juga Gusti Tisna SH dll, jangan Teriak Teriak di Face Book seperti Orang Gila ditertawakan Dunia nanti. Blog ini mengungkap SEJARAH bagaimana Budaya dipasung sejak Bung karno jatuh 1967, dimana Budaya China dan Tulisannya dilarang hingga akibat nya sampai sekarang Orang tetap Anti China seperti Budak dan yang ngaku Israel Pardede padahal namanya juga Abu Gozi, Juga Budaya Jawa Punden, Candi dan yang berbau Musrik Berhala dilarang termasuk Ijin membuat Gereja Sulit, bahkan Buku Tan Khoen Swie beraksara jawa Asli pun dilarang juga buku Sukarnoisme dan apapun berbau Bung Karno dilarang ini kan Sejarah ? juga Universitas Marhaen harus ganti Mahendradata ini kan Sejarah ? Universitas Bung Karno diganti Pancasila, Gelora Bung Karno diganti Senayan, Puncak Sukarno diganti Jayawijaya ini kan Sejarah ? sekarang ya kembali jadi Sukarno lagi, juga di TV One minggu lalu Anggota DPR RI diusir dari Banyuwangi dituduh membangkitkan Komunis padahal kita sudah Hubungan dengan Negara Komunis China dan Rusia masih ada yang anti Komunis ini kan Lucu ?, Sedangkan untuk Kepercayaan Kejawen sejak 1978 masuk GBHN dan Hyang Surya bisa berkiprah, sedang Budaya China Barongsai dan leang Leong kan baru di Era Presiden Gus Dur tahun 2000 dibebaskan ? harusnya anda Sue Lung Tokoh Cina Bali bangga dengan adanya Kirap dari Keraton Ibu ke GWK dihadiri Budaya China yang menyatu dengan Budaya bali yang SBY 2009 diberitakan TV terus terusan dihadapan Etnis Tiong Hwa menjelaskan Undang Undang Minoritas, dan kini Minoritas China pun bisa menampilkan Budaya nya kok malah kok Malah dengan Israel Pardede, Budak, Guzz mendengungkan Anti China, padahal Upacara di Bali masih Pakai Uang Kepeng China dan di Sakralkan bahkan Uang kepeng besar masih di Sung Sung disebut Pratima. lalu mau mundur Zaman Walisongo kan Rancu Republik Indonesia ini ? Mereka Anti China dan ditampilkan menghina Brahmaraja XI yang merangkul China, Justru Kita dengan Pancasila bersatu sekarang ini malah di Anti dan di Kritik kan Lucu ? ini Israel Pardede/Abu Gozi, Guzz, Budak, dan Suelung. apa maksud nya ? Brahmaraja XI berjuang Mati Matian Menyatukan mereka mau memecah belah dianggap sekarang masih 1965-1966 Bangga menghancurkan Bangsa sendiri, padahal ini sudah 2010 Aneh Tapi Nyata.Tentunya ini tugas Kepolisian yang menyelidiki Orang yang anti Pancasila dan Persatuan. serta Sejarah kata Kadek SPA SH, Gusti Tisna SH, Budi Hartawan SH dll yang bukan SH juga Heran semua sampai geleng geleng Kepala sesuai Ramalan Jayabaya China ne Gela Gelo delok Wong Jowo kari Separo [mungkin separo sudah tidak ikut Jawa dan ini terbukti] Jawa itu artinya Baik terbukti Orang selalu berkata "Kok Jowo men Chino iku, Kok Jowo men Londo iku" jadi China dan Belanda malah dibilang Jawa / baik karena memang baik "Sing wong Jowo malah gak Jowo" ini kan Nyata..
Jadi marilah Bersatu, bukan malah memecah belah, mengenai Sejarah ya Sejarah tinggal Tulisan Sejarah dan ditulis karena ada Peristiwa, Jangan takut dan marah pada SEJARAH, itu Film Perang Dunia I, II, Vietnam Rambo, Sun Gao Kong, Biksu Tong, Ular Putih, Dewi Kwan Im di Film kan, juga Patung Budha Terbesar di Dunia Afganistan di Tampilkan di hancurkan, di Tanami Bom di Tayang kan berulang ulang di TV, Borobudur di Bom, Bali di Bom, WTC di Bom ada Film nya VCD nya di jual di Market, ini semua SEJARAH, Bukan Penipuan, dan wajib diketahui, malah Walisongo di Tuduh China kan sudah di Film kan bersambung di TV juga Mantan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yusril Isa mahendra jadi Ceng Ho, Zaman Walisongo waktu itu Republik Indonesia belum lahir, kini Republik Indonesia sudah ada baru sejak 1945, bahkan dasar negara nya Pancasila diambil dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular Era majapahit, masih digantung di Kantor Sipil dan Militer, lalu Brahmaraja XI melaksanakan Pancasila biarpun banyak Orang Anti Pancasila, Beliau Sukses membuktikan ke Pancasila-annya, lha kok malah dicaci maki, dihujat palsu dll ini Dunia tertawa lho ! melihat daya pikir kalian, katanya Pancasila harga mati, ini ada orang Mati Matian mempraktek kan Pancasila malah mau dicegah harus di Diskusikan pada Soe Lung dulu kan Aneh Tapi Nyata? lihat Foto Foto di Tulisan ini kan bukan Dongeng ? tapi Nyata bukan ? berpikirlah Waras, Jernih jangan hanya Emosi, Iri dan Dengki kalau ada Orang Berjuang dan Sukses, Tunjukkan diri Seperti Brahmaraja yang Nyata baru Tampil kan diri tanpa Dompleng Sukses pada Orang lain lihat Brahmaraja XI Berdiri diatas kaki sendiri, [Berdikari Ajaran Bung Karno] Tanpa ngaku ngaku apapun, setelah Sukses baru buka Jati Diri, jangan mengandalkan Orang Tua lalu Tampil, Hyang Suryo setelah Sukses Beliau itu Brahmaraja ke XI justru Hebat Orang tidak tahu lalu dianggap Tiban, ini kan Lucu, Musang berbulu Ayam ya tetap Musang to ? lha kalau dulu nagku ngaku lalu gagal jadi Maling ditangkap Polisi, kan malu leluhur nya Turunan nya hanya bisa ngaku ngaku tanpa berjuang membela Leluhur nya, Beliau tidak pernah mengandalkan Famili yang jadi Pejabat, Pedagang Sukses dll Beliau adalah Hyang Suryo Pribadi yang namanya banyak di Pakai Orang untuk Nipu, bahkan dikoran ada 27 Hyang Suryo, kini pakai Brahmaraja XI agar tidak dipalsu, berani memakai setelah Kiprah nya di hina diserbu dibom dll Orang terbuka mata nya siapa Hyang Suryo sebenar nya Beliau Sabar-Jujur- Narimo dan Pasrah-Ngalah-Tingalah hingga dekat dengan Leluhur nya Bhatara Bhatari Majapahit dan Beliaupun Bhatara juga agar sederajat, Kopral menemui Komandan Kodim ya Sulit kalau Pangkat nya sama kan mudah, Demikian juga Brahmaraja XI untuk Menemui Leluhur ya Titel Bhatara dipakai, Zaman Dulu Raja kan Bhatara Ring Jenggala. Bhatari Ring Kahuripan dll Bhatara itu Raja, Bhatara Kresna Kusir nya Harjuna, Hyang Suryo pun pinter Nyopir jadi Kusir membawa Pratima dikawal Polisi pakai sirine Serupa tapi tak sama..
Jadi inilah Sejarah Durga Tangan seribu yang sama dengan Durga Kutri Mahendradata di Blahbatuh Gianyar yang kini berada di Keraton Ibu Jimbaran Bedanya Durga Pura Ibu kecil terbuat dari beberapa unsur Logam, Tapi di Pura Durga Kutri terbuat dari Batu Andesit setinggi 3 meter sayang di Trowulan juga ada di Petilasan Tri Buwana, tapi hancur luluh tinggal sebuah Daun Teratai yang sangat Halus dan Indah tinggal Tatakan atau Praba Beliau kalau patungnya tidak bisa dikenal lagi Hancur luluh. dan Durga Pura Ibu Majapahit ketika di pinjam / Pendak Universitas mahendaradata bisa mendatangkan Hujan dan banjir agar Tanah bersih tersiram Tirta. Hingga Peristiwa ini di Ulas majalah Taksu 18 halaman. dan Wartawan Jawa Pos Radar Bali Heru Jo mengungkap Anaknya yaitu Ganesa Dwimuka Majapahit 1 Halam penuh [Selembar Koran Penuh] Masak Penipuan ? Yang bener saja !!!
Jadi inilah Sejarah Durga Tangan seribu yang sama dengan Durga Kutri Mahendradata di Blahbatuh Gianyar yang kini berada di Keraton Ibu Jimbaran Bedanya Durga Pura Ibu kecil terbuat dari beberapa unsur Logam, Tapi di Pura Durga Kutri terbuat dari Batu Andesit setinggi 3 meter sayang di Trowulan juga ada di Petilasan Tri Buwana, tapi hancur luluh tinggal sebuah Daun Teratai yang sangat Halus dan Indah tinggal Tatakan atau Praba Beliau kalau patungnya tidak bisa dikenal lagi Hancur luluh. dan Durga Pura Ibu Majapahit ketika di pinjam / Pendak Universitas mahendaradata bisa mendatangkan Hujan dan banjir agar Tanah bersih tersiram Tirta. Hingga Peristiwa ini di Ulas majalah Taksu 18 halaman. dan Wartawan Jawa Pos Radar Bali Heru Jo mengungkap Anaknya yaitu Ganesa Dwimuka Majapahit 1 Halam penuh [Selembar Koran Penuh] Masak Penipuan ? Yang bener saja !!!
Dan Pagi ini Kamis 29 Juli 2010 jam 9 Pagi Putri Bung Karno Yohana Merry Kristiani Sukarnoputri berkunjung ke Keraton Ibu Majapahit Jimbaran Bali dan berdo'a dedepan Candi Durga Tangan Seribu dan Beliau tidak bisa bertemu Brahmaraja XI karena tidak ada Surat pemberitahuan Kunjungan hingga Brahmaraja yang berada di Jawa tidak keburu pulang menemui Beliau biasanya kalau ada Surat pemberitahuan Brahmaraja bisa cepat ke Bali naik Pesawat yang hanya 1 jam dari Surabaya, Rombongan Putri Bung Karno ini cukup di temui GRP Prawiradipura Pemangku Dewi Durga, dan Mr. Lakon Adik Bendesa Adat Jimbaran dan Ibu - Ibu di Keraton, Sang Putri rupanya agak sedikit kecewa karena Brahmaraja XI tidak berada ditempat, dan berjanji lain kali bila datang akan membertahukan terlebih dahulu agar bisa bertemu Raja majapahit Masa Kini yang memang Sulit ditemui bila tidak janjian terlebih dahulu, Bahkan Liem Ping Hong setelah 27 tahun mencari baru bisa bertemu 2008 dan membantu Membangun Gedong / Klenteng Ibu di Jimbaran karena Beliau Arsitek, Beliau sampai putus asa, Ke Trowulan sedang di Bali, ke Bali sedang di Jakarta, ke jakarta sedang di Surabaya, ke Surabaya sedang di Jogja jadi membingungkan dan banyaknya Undangan Acara Brahmaraja sampai kebingungan acara mana harus dihadiri.
Inilah kesibukan Beliau yang malah di Gunjingkan Palsu, malah GRP Prawiro pun diberi Hak ngaku Brahmaraja bila ada Orang yang belum pernah bertemu mencari, Tapi kini Sulit sebab Foto Foto Beliau sudah banyak yang tahu dan selalu di Tampilkan oleh Wartawan Independen Majalah Majapahit dan sulit Orang memalsukan diri Beliau sekarang ini, lain Dahulu Beliau jarang Tampil didepan Umum dan Foto Beliau jarang ditampilkan malah banyak yang mengaku sebagai Beliau, Inilah berita Nyata hari ini bukan Dongeng lihat Foto Sang Putri Bung Karno diatas..
[ Team Wartawan Independen Majapahit]