Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch Portuguese

twitter

Minggu, November 08, 2009

UANG KEPENG / CHINA BANYAK DITEMUKAN DI NUSANTARA


Bila kita menggali Tanah debekas Pemukiman Kerajaan Majapahit yang sdihancurkan Islam karena banyak Candinya dan dianggap Berhala, Masih banyak ditemukan Uang Kepeng yang hingga kini masih laku dijual dari harga 1000-5000, bahkan kalau sedikit Besar dameter 10 cm mencapai 1-5 juta perbiji kalau hampir sebesar Piring bisa mencapai 1 - 10 Miliard dan anehnya harga ini sama ukuran nya dengan mata uang Dunia Bila Orang Lokal akan membayar 1000 rupiah kalau Touris pun akan membayar 1000 dolars karena memang Antik dan Tua nya yang dibayar, Hingga Bali yang dulu pusat nya Uang Kepeng kini Langka karena banyak di jual ke Touris Asing, bukan untuk upacara, Kalau Pura Majapahit Trowulan, Jenggala, Keprabon dan Jimbaran masih menyimpan Uang Asli China ini dan tidak di jual karena milik Pratima, atau Uang Sesari Pratima, bahkan ada yang uang VOC bertuliskan 1600-1700 M dan Gobog 1800-1945, uang china lebih Tua contoh yang berputar dibawah kiri Atas kebawah CEN WANG , Kiri ke kanan semua Uang china sama yaitu THUNG PAO, jadi Tulisan dari Atas ke Bawah dua angka bisa menceritakan Sejarah Uang ini, Bahkan kapan dibuat, Raja siapa yang memrintah di China saat Uang ini dibuat, inilah keunikan Tulisan China cukup 2 kata CEN WANG dapat diketahui Uang ini Pada saat Raja WE memrintah China, Dinasti WE setelah SAMKOK, WE anak Raja Cow Cow, Raja WE 523 M, jadi cukup membaca 2 tulisan CEN WANG saja sudah bisa dilacak Uang Kepeng ini, inilah Hebat nya Tulisan China untuk menulis Sejarah, hal ini membuat Islam sejak 1965-1966 setalah di Tumpas nya Orang Orang yang di cap Komunis Tidak Ber Tuhan karena bisa membaca Tulisan China,Dan Tulisan China, Adat pemujaan Leluhur Pik Kong dilarang Sekolah China ditutup Guru Guru nya banyak di Bunuh di cap PKI / Komunis tidak ber Tuhan, hingga baru tahun 2000 adat China boleh dirayakan lagi Era Presiden Gus Dur, Bukan adat China adat Jawa pun juga bernasib sama Punden Leluhur, Candi, Makam Keramat dan tempat tempat Danyang di Hancurkan, Tukang Suguh, Bakar Dupa pun banyak di Tumpas dianggap Pemuja Setan, hingga dalam kurun waktu lama dipedesaan tidak kenal Adat Jawa, contoh Upacara Unik Kawin "Gendruwo" di Kuta Gede Jogja baru beberapa hari Lalu di beritakan TV mulai di pertunjukkan kembali untuk Pertama Kalinya setelah 49 tahun tidak boleh di Acarakan oleh Agama Islam adat Arab dan Pelaku Gendruwo nya Gadis Cantik Asing jadi tidak berani Islam melarang, Orang Pedesaan kalau Bakar Dupa sembunyi sembunyi Ketakuatan akan di Bunuh di cap PKI ketika 1965-1966 Rakyat Trauma mengingat Pembunuhan besar-basaran Orang yang di Cap PKI, hingga kali Brantas Penuh Mayat Pria Wanita dan Anak Anak, semua di Tumpas sampai Akar Akar nya yang tidak ke Masjit, karena mudah "NITENI" sebelumnya itu Orang Jawa berjiwa Arab kerjaannya nyatat ngawasi Kafir, ini berlangsung sejak Jaman Runtuhnya Majapahit 1400 saka 1478 M, dimana Majapahit Trowulan diserang Raden Patah Buku Buku Budha di Bakar, yang tidak mau Masuk islam di bunuh, hingga lari ke Pegunungan dan Bali, Belakangan di Temukan penduduk Pegunungan bukan Islam di Bromo, mereka memuja Leluhur, Orang nya jujur jujur, tepo Seliro, Adat nya Adilihung pokoknya Karmapala jadi acuan, Tidak seperti Islam, kerjanya Jlalat jlalat mata nya ngawasi Adat Orang selain Islam lalu Nyerbu, numpas Kafir, Melarang Upacara Leluhur, Menghancurkan Pura ini ada contohnya itu Imam Takmir Karyono di trowulan bisanya nyerbu, ngebom Pura Majapahit, dan berita TV tentang Kekerasan Islam sampai TERORIS. Belakangan timbul Pertanyaan Mengapa Tulisan China dilarang ?


Ini membuat Ustad Noko bingung mencari Data, Akhirnya ketemu sudah sekarang, hasil penyelidikan di Bali Uang Kepeng masih digunakan untuk Upacara leluhur, Tulisan China hanya 2 kata bisa mengungkap Luas Sejarah, Jadi Islam melarang tulisan China, membunuh Guru Guru sekolah China dengan cap Komunis, ini adalah Akal akalan agar Orang buta Sejarah, sebab sejarah bisa diungkap dengan gamblang di Tulisan China, bahkan ada Buku bertulisan China biarpun Foto Copy mestinya ada Aslinya milik Orang Surabaya yang berani jadi Penghianat menyimpan Buku Larangan bertulisan China, ini berisiko tinggi kalau ketahuan bisa di Tumpas sampai akar akarnya / bayinya dan di Cap Komunis dahulu 1965-1998. Juga Buku ini justru Menceritakan Candi, Candi di Jawa, Patung Patung Dewa Hindu jelas di jelaskan, Jadi disinilah ilmu Budha Siwa gamblang dijelaskan di buku ini, dari Sejarah, Upacara, Arti Bentuk Candi sampai Puncak nya pun jelas digambar dan apa artinya.Jadi inilah Pelarangan Tulisan, Buku, adat Yang berbau China, lha untung di Bali masih tidak sengaja uang china masih dipakai Upacara, biarpun Pemuda sekarang tidak mengerti tapi tahu kalau Ring Tanpa tulisan China lobang segi empat itu "PIS KEPENG / PIS BOLONG CHINA" inilah bukti Autentik kita dengan China sama Adat nya meuja Leluhur / Pik Kong dimana Buku Tan Khoen Swie yang terbit awal 2009, juga menyebutkan Putri Cempa / China menyembah PIK KONG / Leluhur / Nenek Moyang yang sama dengan Pura Pura di Bali juga tempat Leluhur contoh Pura Besakih tempat Pelinggih EMPU GANDRING, EMPU MARKANDIA, ARYA KENCENG, HYANG BRAHMARAJA, RATU MAS, HYANG PUTRA JAYA DLL. Jadi Juga Pura Majapahit Trowulan Memuja Leuhur Lelaki PURUSA / SIWA / LINGGA dan Wanita PREDANA / BUDHA / YONI [Prof Drs Subagiasta dari PHDI menyebut Singkat Lingga Yoni / Leluhur di Pura Ibu Majapahit], Jadi SIWA-BUDHA adalah Leluhur Ibu dari China Agama nya Budha perantara Manusia dan Budha Dewi Kwan Im karena Budha tidak Reinkarnasi Beliau Mokswa dialam Budhaloka sedang Orang biasa masih Reinkarnasi menjalankan Karma, Bahkan NEGARAKERTAGAMA pun menyebut SAKYAMUNI yaitu sebutan Sidharta Anak Putri Sakya, Jadi Sesuai Leluhur yang di Besakih Brahmaraja Permaisurinya Ratu Mas, masa kecilnya bernama Yu Lan / Dara Jingga Putri Raja Miao Li, Masa kecil Brahmaraja Jayasabha III, Menjadi Bhatara Daha dengan nama WISNU WARDHANA, Menjadi Panglima Perang Nusantara bernama Bhatara INDRA istrinya jadi INDRESWARI, Masa Tua mejadi Bhatara Daha-Jenggala-Kadhiri dengan Gelar Sri Wilatikta Brahmaraja istrinya Bhatari Jenggala Ratu Mas Magelung Putranya saat itu Sri KERTA WARDHANA BHATARA KADHIRI ber Abhiseka Sri Wilatikata Brahmaraja II suami Ratu III WILATIKTAPURA SRI TRI BHUWANA TUNGGA DEWI saat inilah Gajah Mada berhasil Menyatukan Nusantara dan 1343 bersama Arya Damar dan Arya Majapahit membuat Pelinggih Brahmaraja dan Ratu Mas di Besakih untuk Pemujaan Arya Kenceng Raja Bali agar tidak perlu pulang ke Wiatikta bila Odalan, Selanjutnya dimana Putra Mahkota Hayam Wuruk menjadi Raja Nusantara Terbesar, Negarakertagama banyak menjelaskan. Dimana situs Majapahit banyak ditemukan Uang Kepeng China dimana waktu itu Asia Satu Mata Uang dan Makmur, kini ditiru Eropa satu mata uang EURO meniru Majapahit dan China yang di Indonesia tidak dikenal saat ini karena di Tumpas Islam sjak 1400 saka 1478 M, Zaman Kebo Bule sebutan Prabu Jayabaya Wisnu Wardhana Raja Kadhiri untuk Belanda, dan era Belanda ini Candi Candi Majapahit di Renovasi / di Pugar, Adat nya dibebaskan Kembali, Kitab Majapahit boleh di terbitkan seperti Buku Tan Khoen Swie berbahasa dan tulisan Jawa dan dilindungi Hukum Orang bebas membaca termasuk Bibel / Injil diterjemahkan berbahasa JAWI WETAN [Quran tidak boleh diterjemahkan] sampai sekarang di Kadhiri ada Gereja Jawi Wetan Kitab nya Injil Bahasa Jawi Wetan [jawa timur]Orang nya suka selamatan, Tumpengan masih Hormat Leluhur Nyekar ke Punden, setelah Orang Jawa bisa membaca Injil bahasa Jawa mereka dibebaskan kalau mesuk Kristen tanpa di Paksa seperti Islam Orang Masuk Islam karena takut di Gorok / dibunuh dengan dipotong Leher nya dengan Klewang Peristiwa 1965-1966,

Jadi kebanyakan belakangan islam KTP, mereka tidak bisa mengikuti Ful Adat Arab biarpun Ancaman di Hancurkan dengan Sesat, Kafir bahkan melecehkan Islam, Penyelidikan GRP Noko Orang jawa masih ingin mimpi melaksanakan Adat nya tapi ketakutan sebab sejak 1965-1966 semua ketakutan kalau tidak melaksanakan Adat Arab, dimana adat Jawa dilarang, bahkan Jutaan Orang sudah di bunuh denga cap PKI, dan karena Ketakutan Orang terpaksa ikut Islam di pedesaan, yang bebas menumpas selain Islam. Hingga kini yang ngerti Adat Jawa banyak yang mati tua ya untung diam diam diajarkan Keturunannya hingga mulai agak kendornya Budaya dimana Budaya Uang Kepeng China di Bebaskan jadi Banyak Orang Jawa jadi Pemain BARONGSAI untuk ikut Budaya Leluhur, Klenteng pun banyak dikunjungi Orang Jawa, Pura Majapahit Trowulan contohnya cepat maju dimana Orang Jawa bisa bebas menyalakan Dupa China, memuja Leluhur nya Majapahit apalagi bebas nyuguh Tumpengan bercanda dengan China Saudara nya ya yang diluaran tidak mungkin karena sudah di pecah dan dikelompokkan ke Agama ,

Jadi Pemujaan Leluhur adalah Perekat Bangsa tapi ketahuan Islam Arab akhirnya diserbu, dibom gagal lalu di tutup Camat dengan dalih SKB yang tidak dijelaskan isinya, Jawa dan China sekarang ya memang berhubungan terbatas dagang jual beli, kalau Di Pura Majapahit Berdoa bersama satu Adat Tumpengan Bakar Dupa mirip di Bali biarpun di pecah Buda Sendri Hindu sendiri Tapi Ada Kesamaan memakai Dupa China baik Pura maupun Klenteng / Kun Cu / Kong Co / Leluhur dan Kesamaan menggunakan Uang Kepeng China untuk Upacara Leluhur biarpun China nya sudah menggunakan Uang Kertas China untuk di Bakar kirim Leluhur, Tapi Uang Kepeng masih Simbul di Gantung Untuk Hiasan Klenteng dan dibuat oleh China sebesar Piring.Demikan Cerita Uang Kepeng yang haya dua Tulisan bisa Menceritakan Sejarah Leluhur hingga dilarang oleh Islam karena Orang akan ngerti Sejarah China tentang Budha, Dewi Kwan Im, Ajaran Welas Asih, Leluhur yang dianggap Musrik dan bertentangan dengan Islam, sekarang Algojo Algojo tua pun berumbangan mati di Pedesaan tapi Habib Habib di Pusat justru makin Kejam menghancurkan Budaya dan memaksakan Sariat Islam sampai jadi Bintang debat TV One mengalahkan Hukum, UUD, HAM dan Kitab Agama Apapun selain islam kalau si Habib sudah mengeluarkan Jurus Quran dan Hadist, seolah Debat diadakan di Arab bukan di Indonesia dan si Habib Pemilik Negeri ini, Jadi Tontonan Dunia ketololan bangsa kita yang dikuasai Habib arab, Untung masih ada Bali yang melestarikan Adat biarpun Mula Keto yang tetap dikagumi Dunia Untuuuong.[Ustad Noko Sadar GRP Prawirodipuro Ketua Forum Kebangkitan Siwa-Budha Majapahit Universitas Mahendradata Jl. Ken Arok 10 Denpasar Bali] 8-11-09 ini Bukan Gurau Mas.
Ingin Partisipasi Komentar