Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch Portuguese

twitter

Selasa, Agustus 24, 2010

RAJA MAJAPAHIT BALI KUNJUNGI PURI SURYA

Bertepatan Hari Purnama Ketiga 24-8-2010 jam 18.30 Sheri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I beserta Ibunda Gusti Ayu Sawitry dan Adik-Adik nya dan beberapa Pengawal yang terdiri Para mahasiswa Universitas mahendradata juga beberapa Tamu dari Sukabumi Jawa barat datang ke Puri Surya majapahit, Langsung ke Musium Pura Ibu untuk melihat lihat Pusaka Kembar, dan Baru Pertama kalinya Ibunda Sang raja Majapahit Bali ini berkunjung ke Musium, Sebelumnya memang sering datang sebelum ada Musium nya yang mengadakan "Twin Exhibition", Untuk menghadiri Odalan, Sang Ibunda Raja sangat Terkesan dengan Pratima Ganesa Kala yang didatangkan ke Bali Untuk Meruwat / Caru Jagat Raya beberapa waktu yang lalu, dan meminta Tirta Ganesa sekeluarga agar mendapat Penglukatan / Pembersihan Diri.

Acara diteruskan Ngobrol sebentar dengan Brahmaraja XI sambil menunggu Luangnya tempat Berdo'a dikarenakan saat Bulan Purnama banyak Para keturunan Majapahit yang datang berdo'a minta Restu Leluhur Ibu serta Melukad, setelah suasana agak sepi karena Pengunjung pada pindah ke Pura Majapahit Garuda Wisnu Kencana [GWK] Maka Raja majapahit bali sekeluarga berdo'a bersama dipimpin Sang Ibunda yang memang Sepiritualis yang Istri dari Almarhum Wedastera Suyasa Pendiri Unversitas Marhaen 1963, Dimana Rambut Beliau Lengket menyatu [Jawa: Gimbal] dimana Kepercayaan di Daerah Pegunungan Dieng yang ada Candi Bima dan Pandawa di Jawa Tengah, bahwa Rambut Gimbal adalah Titisan Dewa dan sangat di Agungkan dan sejak kecil biasanya segala keinginannya selalu dipenuhi, bahkan di Surabaya Anak berambut Gimbal bila naik becak Tukang Becaknya merasa Rejeki dinaiki dan tidak mau dibayar juga di Pasar apapun barang yang diminta Anak berambut Gimbal lalu diberikan oleh Pedagang nya dianggap yang meminta Anak Dewa, Hal inipun berlaku bagi Ibunda Raja Majapahit Bali yang mempunyai Adik 3 Perempuan semua dan 1 Pria, Dan Putri Pertamanya Gusti Ayu Diyah Werdhi Srikandi sudah Meraih Gelar DOKTOR Termuda yang masuk Musium Rekord Indonesia [MURI] menyusul Kakaknya Sri Wilatikta Tegeh Kori yang juga meraih Predikat DOKTOR Termuda di Dunia Versi MURI serta Rektor Termuda di Dunia juga versi MURI dan Adiknya ketiga akan menyusul tahun depan kalau tak ada halangan akan menjadi DOKTOR termuda pula

Demikianlah setelah melakukan Do'a sekeluarga Raja Abhiseka Majapahit Bali yang juga President World Hindu Youth Organization meninggalkan Puri Surya majapahit Sebelumnya juga berjanji akan kembali untuk membuatkan Pelangkiran warna Merah tempat Patung Dada Bung Karno hadiah dari Toto Sukarnoputra kepada Brahmaraja XI beberapa waktu yang lalu. Yang selama ini Plangkiran nya berwarna Kuning Mas, "Bung Karno senang warna Merah" ucap Wanita Paruh Baya yang masih kelihatan Cantik ini yang Suaminya Gusti Wedastera Suyasa adalah Ketua PNI di Negara Bali Era Bung Karno dan di Percaya Bung Karno untuk mendirikan Universitas Marhaen 1963 dimana ketika 1967 Bung Karno di Jatuhkan setelah Jutaan Pendukungnya di Tumpas dengan Cap Komunis 1965-1966 dimana Budaya bangsa ini diberangus termasuk Budaya China yang di Bali menyatu dengan Leluhur Budaya Siwa-Buda nya dimana Uang Kepeng China masih dipergunakan untuk Upacara dan baru di Era Gus Dur 1999 Budaya China dibebaskan kembali seiring dibentuknya Undang Undang Hak Asasi manusia {UU HAM} dan lalu ada Komisi Nasional [KOMNAS HAM],

Tapi 2001 malah Pura / Keraton Majapahit yang Pelestari Budaya diserbu dan di Bom untung yang ngebom Tewas disambar Petir, dan oleh Camat Trowulan Rumah Brahmaraja XI ini malah "Di Tutup dilarang Ritual dan kegiatan dalam bentuk apapun" Tapi begitu menutup sang Camat langsung Struk dan Tewas dan Brahmaraja di Undang Ke Bali 2003 seiring Bali habis di Bom juga dan Komnas Ham tidak banyak berkiprah di Daerah.

Kini Rumah Brahmaraja di Trowulan menjadi Pusat Irformasi Majapahit dengan disusul SBY membuat Undang Undang Minoritas 2009 Tapi belum disosialisasikan biarpun sudah di Pidatokan di TV berulang-ulang.

Tapi Penghancuran Minoritas tetap berjalan seperti Orang Kristen yang minoritas Sembahyang diserbu Ribuan Kelompok yang mengaku Pembela Islam kemarin di TV padahal Republik ini bukan Nagara Islam.

Universitas Marhaen berganti nama Mahendradata, Bahkan Gubernur Bali Sutedja Hilang diculik dan belum ketemu dimana Beliau berada sampai saat ini entah sudah Tewas apa masih Hidup, Sang Gubernur juga berasal dari Negara Bali dan Orang dekat Bung Karno. Dan inilah Sejarah Kelam Bangsa ini, Dan biarpun G 30 S PKI terbukti Rekayasa dan Kebohongan Publik Besar hingga Film nya sudah tidak diputar lagi setiap 30 September dan Presiden Gus Dur 1999 atas nama Pemerintah Republik Indonesia juga sudah meminta Maaf atas terbunuhnya Jutaan Anak Bangsa yang belum tentu berdosa dan ini menjadi Sejarah Bangsa ini, Tapi Front Pembela Islam [FPI] tetap Demo anti Komunis Agustus 2010 dan menuntut Pembubaran Achmadiyah yang sudah ada sejak 1925, bahkan Menyerbu Umat Kristen Batak HKBP ketika berdo'a ditanahnya Sendiri, Juga Pengusiran Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia {DPR RI} dari Kota Banyuwangi yang dituduh membangkitkan Komunis {TV} ini sangat bertentangan dengan Undang Undang Dasar [UUD]  1945 dan Pancasila yang masih jadi Dasar negara Republik Indonesia dan Gambar Burung Garuda Pancasila pun masih digantung di Kantor Sipil dan Militer di Negeri ini.

25-8-2019 Hari Buda Kliwon Sri Tiwa-Tiwa Surya, Penggantian Pelangkiran dan Tedung / Payung Warna Merah Patung Dada Bung Karno, Dilaksanakan keluarga bendesa Adat Jimbaran Mr. Lakon, Gusti Wira, Kadek SPA dan Biku Aliong disaksikan Brahmaraja XI, GRP. Prawiradipura, Utusan dari Gondang Nganjuk, Utusan dari Tanggul Jember dll Para Pengagum Bung Karno, ini sesuai Anjuran Ibu Gusti Ayu Sawitry Orang dekat Bung Karno yang menjadi Ketua Yayasan Universitas Marhaen yang juga didirikan Suaminya Almarhum Wedastra Suyasa dengan Bung Karno 1963, Banten Upacara Sumbangan dari Keluarga Dewa Lupa, Patung Dada Pendiri Republik Indonesia ini diserahkan Surya Sukarnoputra yang akrab dipanggil Mas Totok, bertepatan juga Penanaman "Limpung Alugoro" di Puncak Candi Ibu Tangan Seribu 5 Juli 2009. Patung Dada Bung Karno dengan Simbul "The Sukarno Center" langsung diserahkan Toto kepada Brahmaraja XI disaksikan Rektor Universitas Marhaen, Gusti Surya Sudaji dari Buleleng yang memasang Gada di Puncak candi segi 8 yang dibuat untuk pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan majapahit  Didasari Kerauhan / Pawisik Para Mangku Peti Tenget Dan dibangun serta Upacara Memungkah, Ngenteg Linggih dan Caru sampai Nyegara Gunung ditambah sudah Odalan 5 X dan 2 bulan lagi Hari Budha Kliwon Gumbreg Enyitan dipikul secara Goyong Royong Para Keturunan Majapahit baik Dalam maupun Luar Negeri yang Percaya leluhur Siwa Buda dan disebut Candi Avalokitesvara yang Puncaknya ada Gada Limpung Alugoronya yang sering di Pidatokan Bung Karno pada masanya sebagai Senjata Andalan Nusantara Zaman Majapahit. Gada ini di Cor Permanen agar tidak menjadi milik Pribadi tapi untuk Perlindungan Nusantara bahkan Dunia.Terbukti kini Dunia selalu menunjungi Candi Ibu ini.

 Karena Candi Ibu  Asli yang di Bayalangu Jenggala [Tulung Agung] sudah Hancur Rata tanah, dan Patung Ibu yang setinggi 3 meter pun hilang Kepalanya sesuai kepercayaan Islam Patung adalah Berhala dan harus di Hancurkan Kepala dan dadanya, dan inilah bukti nya Patung leluhur Ibu Sri raja Patni Biksuni Sakti Pelindung Jagat raya pun dihancurkan dan Kepalanya Hilang agar tidak di Puja para keturunannya, Candi Bayalangu ini Masuk kitab Negarakertagama yang waktu itu masih dalam Perintah Raja Hayam Wuruk Pembuatannya, dan Orang masa kini tidak pernah melihat bagaimana Bentuk Candi ini, Karena sudah hancur 500 tahun yang lalu, di Tambah 1965-1966 dimana juga terjadi Penambahan Penghancuran Tempat leluhur, malah Orang yang memuja leluhur pun di Bunuh hingga bayi nya dengan alasan Komunis tidak ber Tuhan, bahkan sampai hari inipun dituduh Sesat dan Sapto Darmo di Jogja pun dihancurkan bahkan Ibu Tua penjaga Sanggar pun sudah jatuh terlentang masih dapat hadiah Tendangan Tendangan Orang yang mengaku Pembela Islam, Juga Orang Kristen yang juga Memuja Allah pun di Serbu ketika berdo'a di Tanah nya sendiri Agustus 2010 hingga jadi suguhan Berita TV tiap hari. Pada Awal terbentuknya UU HAM 1999 Orang Hindu di Trowulan Kolonel Agung pun di Hancurkan itu Candi / Padma nya, Gereja-Gereja Kristen pun di Bom 2000 tapi ditahun yang sama Puri Surya majapahit Trowulan yang Pelestari Budaya berhasil membuat Acara Waisak di Candi Bayalangu ini untuk Pertama kalinya pula sejak 500 tahun, dan 2001 Puri Surya Majapahit nya Brahmaraja juga dibom karena banyaknya Tamu dan Touris yang dianggap Kafir, dan ditutup Camat "Dilarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk apapun" Hingga Brahmaraja XI di Undang ke Bali 2003 hingga bisa Terbentuknya Puri Surya majapahit Tempat Candi Ibu di Jimbaran, juga Puri Surya majapahit di Singaraja dengan Kayangan Jagat nya serta Ganesa Terbesar di Asia. Menurut Raden Sisworo Gaotomo Sesepuh Puro Trowulan "Tawon yang Otaknya sebesar Jarum kalau ada "Ratu" nya biarpun dalam Peti Sabun bukan Mas pasti berdatangan membawa Madu, Jadi dimanapun "Brahmaraja" berada pasti Orang yang Otak nya Besar dan Pandai pada berdatangan juga"

Kecuali Orang yang berjiwa Pemecah Belah, Anti Pancasila, Iri, Dengki, Tidak Percaya leluhur, merasa kalah Hebat dll lalu cari Gara-Gara, mau menghancurkan, bahkan Ngebom Untung dengan ketulus iklasan, kejujuran serta pengorbanan Beliau mengutamakan leluhur dan menjauhkan kepentingan Pribadi Tetap Teguh dan Leluhur pun Melindunginya seperti yang ngebom disambar Petir, Camat yang nutup Tewas Setruk. Seperti ada Kerauhan saat sebelum Odalan di Trowulan disaksikan Rombongan puluhan Bis dari Bali dan dari Jawa yang hadir Leluhur Ibu bersabda "Kengken Iye Nguwuke, Meme kel Munggel, Nyen Sing Demen, Meme ke Nguwuke" artinya "Siapa mau menghancurkan Ibu yang Motong, Siapa yang tidak senang Ibu yang menghancurkan" Yang Turun adalah Meme / Ibu Gangga Rabin / Istri Pasopati dan Beliau mengaku Jegeg Meme di Jagate / Cantik Ibu di Dunia ini, Yen Ngerweda Merupa Bhatari Mecaling Jagat....Uwuk Gumine / Bila bersalin Rupa manjadi Bhatari Tangan Seribu...Rusak Dunianya. Dan benar terjadi sejak ditutup nya Pura majapahit Trowulan 2001, muncul Angin Besar dan Bencana melanda Negeri ini, yang sebelumnya tidak ada, Dan ini sesuai Tulisan Sabdopalon 500 tahun Kembalinya majapahit. Mungkin Kebetulan ?



{Team Reporter Mahendradata University}
Ingin Partisipasi Komentar