Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch Portuguese

twitter

Sabtu, Januari 15, 2011

TULISAN SABDOPALON SANGAT JELAS

Bila kita membaca Terjemahan Ramalah Sabdopalon sangatlah jelas dan mudah dimengerti, karena contohnya gamblang dan bisa ditonton di TV, Sedangkan kalau dibacakan Orang buta hurufpun pada berkata "LERES" atau benar. Coba dibacakan Terjemahan Nastrodamus dan Nabukad Nezar Orang yang Intelektualnya tinggi saja bisa menafsirkan, sedang Orang bawahan hanya melongo keheranan karena tidak mengerti. Inilah Kehebatan Tulisan sabdopalon yang justru karena sederhananya bangsa ini tidak mengakui Hasil Karya yang adiluhung leluhurnya karena Otaknya terjajah kitab Negeri Sebrang [Juga tulisan Jayabaya untuk Negeri luar] inilah Ironisnya bangsa ini yang sudah Buta dan Bodoh, Padahal Lihat hasil Karya leluhur sendiri yang bisa dilihat seperti candi Borobudur yang jadi Keajaiban Dunia Gambar atas, Inipun malah dibom 18 buah bom satu tidak meledak yang berada di Patung Kunto Bimo yang ngebom bangsa ini yang didalangi Habib Buta demi quran dan hadist yang mengharamkan Candi sebagai Berhala rumah setan yang Sirik menerut mereka, sampai Patung Budha terbesar se Dunia di Afganistan juga dihancurkan, Film nya sering ditampilkan di TV secara detail dimana bom di bor dan ditanam di Kepala dan Tubuh Patung lalu diledakkan hingga hancur tak berbekas.

Malah yang lucu Orang yang ngaku Islam mengeritik Ramalan sabdopalon dan mengatakan kejadian Tulisan Sabdopalon itu terjadi bukan di Indonesia tapi seluruh Dunia, lha Orang ini mungkin Gila dan Otaknya rusak, harusnya Bangga karena tulisan leluhurnya Mendunia tapi ya maklum dasar mental budak tidak punya jati diri lagi, Jadi Waktu itu karena Columbus Penemu Dunia Bulat memang belum lahir, jadi Maksud Sabdopalon juga Dunia / Jagat, Karena usia Sabdopalon yang 3000 tahun bahkan Patungnya Vesrsi China juga ada Dimana Patung / Pratima Versi China juga ikut dibawa ke Bali pada Upacara Tutup Tahun 31-12-2010 di Pura Besakih bali atas Undangan Universitas Mahendradata yang pada 2008 Membahas Ramalan Sabdopalon dan keakuratannya tak terbantahkan dan di Publikasikan di Majalah Siswa Hindu Indonesia, Sabdopalon Versi China dan Kadhiri serta Wayang Bali Utara Singaraja sangat mirip yaitu berkepala Gundul belakangan mungkin Beliau menumbuhkan Rambutnya dan di Gelung seperti Versi Majapahit dan bali selatan yang disebut Semar atau Ratu Malen, Sedang Zaman Kadhiri Nama Beliau Mpu Daha.

Pada Relief Candi yang Zaman Mpu Sindog hingga jayabaya memang Gundul Foto samping Brahmaraja didampingi Mr. Andre Lee dari Siang Kang di  Candi Mpu Daha dan Mpu Daka di Jenggala 2002 saat Menjelang Ruwatan Kota Kadhiri, Tapi Sabdopalon di Era majapahit ada Gelungnya tapi Wajahnya tetap sama, Tokoh ini memang bisa Ngejawantah Ngemong Para Raja Titisan Wisnu dan hal ini tidak ada di India yang Agamanya Hindu dan Dewanya Mirip disini dan Agama Hindu di Bali baru ada 1961, Kalau di India Dewa Wisnu ya Wisnu, Sedang disini lain lagi Karena Wisnu adalah leluhur, Contoh Prabu airlangga juga disebut Wisnu mengendarai Garuda dan di Patungkan di GWK Bali, Jayabaya Raja Kadhiri juga Titisan Wisnu, Sedang di India Wisnu tidak pernah menitis pada Raja disana. Dan disini ada Gunung Arjuna, Candi Semar, Candi Bima dll, sedang di India tidak ada, Sungai Gangga juga disini ada terletak di Alas Purwa, dimana Wayang Purwa juga menceritakan Arjuna Sasrabahu Raja Magada atau sekarang madapura, Arjuna Wiwaha juga akurat ada Gunung Arjuna dimana Celeng Srenggi Pernah terpanah oleh Arjuna tempat itu disebut Satrio Manggung sekarang sering didatangi Orang untuk Meditasi juga terletak dilereng Gunung Arjuna, Kenapa tempat Meditasi ? Karena Lontar Arjuna Wiwaha adalah Pengungkapan Ilmu "Sangkan Paraning Dumadi" ...Ketika Prabu Niwatakawaca tertawa terbahak bahak dan mulutnya terbuka lebar, Maka Arjuna melepaskan Panah pasopati hadiah Bhatara Siwa kearah Mulut Sang Raja Denawa ini, "Dan Panah menembus Langit Langit Mulut Raja Denawa yang Sakti Mandragauna dan tak terkalahkan oleh Para Dewa dan Niwatakawaca tersungkur Tewas" inilah sebuah Rahasia Ilmu Tertinggi yang hanya dimengerti Para Sesepuh saja, Juga Ramayana [Relief dibawah Candi Foto Atas] ternyata Rahwana adalah anak Maya Denawa Raja Tapak Siring bali dan Lontar India malah mengatakan Hanoman diperintahkan Rama mencari Dewi Shinta ke Bali Dwipa ini yang membuat Kita Bangga karena Cerita di India justru terjadinya disini karena Sri Rama itu ya Wisnu maka Sabdopalon pun selalu ada mengawal Rama, Dan anehnya tiap Relief Candi Arjuna juga dikawal Punakawan yang Reliefnya mengambarkan Mpu Daha / Sabdopalon dan Mpu Daka / Nayagenggong.

Candi Mpu Daha memang ada dan terletak di lereng Gunung Wilis sesuai Prasasti Padepok'an Beliau di Gunung / Argo Wilis, untuk ke Candi ini hanya bisa dijangkau Motor Trail, Di Kadhiri juga ada Candi Mpu Daka sangat kesohor dan Keramat serta istilah Doko sangat menakutkan, Petilasan Doko sangat Angker, Pada 2002 sebelum Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI meruwat kadhiri, Justru mengadakan Ruwatan di Petilasan Mpu daka terlebih dahulu, dan saat Ruwatan Hyang Surya menemukan Batu bergambar Surya hingga Batu ini di Keramatkan oleh Para Sesepuh stempat serta dicatat Tanggal Penemuannya Foto yang ditampilkan adalah Upacara Ruwat Desa Daka, sedang Foto Penemuan Batu gambar Surya sedang diusahakan ke dokumentasi Ruwat Desa Doko di Kadhiri.

Jadi Sabdopalon dan nayagenggong bukanlah fiktip seperti dikatakan orang yang mengaku islam dan fanatik quran dan hadist, mungkin fisiknya saja Lokal tapi Otaknya muja leluhur dan buku Padang Pasir / Negri Sabrang Kata Prabu jayabaya jadi tidak menghargai leluhurnya sendiri Hingga Wong Jowo kari Separo, Cinane Gela Gelo maksudnya Orang Jawa tinggal separo yang Jawa karena separo ikut arab, China [Budha] Geleng Geleng Kepala memaklumi melihat jadi bangsa Budak dan banyak yang mati di Arab, juga Mahasiswa ngumpulkan uang 1000 rupiah perorang untuk biaya Pemulangan bangsa ini yang tinggal dibawah Jembatan Jedah di Arab, Dengan bukti Candi Petilasan Mpu Daka Foto Atas biarpun rusak di Kepruk bangsa yang Otaknya rusak tapi masih bisa dilihat dan di Upacarai lagi oleh Para Sesepuh Kejawen setempat 2002 dan dihadiri Hyang Surya Brahmaraja menjelang Beliau Meruwat Kota Kadhri dan Para Sesepuh dan penduduk Daka ini yang membantu Perhelatan Ruwatan membuat Panggung Wayang di Alun Alun Doho dengan tulus iklas bahkan membawa Makanan / Bontrotan sendiri dari rumah ketika Ngayah / Membantu Brahmaraja juga mereka urunan nyumbang Tumpeng, dan Penduduk di Petilasan Doko membawa Bunga di Takir Daun Pisang atau Keresek dan dikumpulkan untuk Sesaji Latar belakang Rumah Orang yang tidak ikut Ruwatan karena dilarang Agama islam Aliran Arab sesuai quran dan hadist ditutupi Terpal biru agar tidak melihat Upacara yang dihadiri Orang islam juga tapi Kejawen yang dianggap Sirik [Tuduhan di Trans TV Haram],

Ya memang untuk upacara hambatannya berat karena dianggap Musrik / Sirik sejak 1965 dimana waktu itu Budaya China dan Jawa dilarang bahkan Buku Tan Khoen Swie yang ada Sabdopalonnya dilarang termasuk Buku Sukarnoisme dan Buku bertulisan China dan Jawa Kuna, Buku Tan Khoen Swie setelah Hyang Bhatara Agung Brahmaraja meruwat Kota Kadhiri 2002 di Hotel Bismo milik Cucu Tan Khoen Swie di Alun Alun Daha lalu 2006 Buku Tan yang punya ijin Pemerintah Nederland-Indie waktu itu Stb. 1912 No. 600 Fatsal 11 untuk citakan kedua kini diakui sebagai Sejarah Kota kadhiri karna sangat Ilmiah dan masuk alkal serta Tempat kejadian masih ada, dan dan Beliau diakui sebagai Pahlawan Budaya oleh Warga dan Pemerintahan Kadhiri, Tapi Budaya Ruwatan ini adalah Adat Turun Temurun belakangan mulai digalakkan lagi itu Ruwat / Bersih Desa agar Desa aman dan selamat dari bencana, Untung di Bali adat Uapacara masih ada dan dilestarikan sejak Zaman majapahit, bahkan Zaman Mpu Sindog seperti Pura mahendradata Putrinya yang dikawin Prabu udayana Raja Bali dan anaknya Airlangga menjadi Raja di Kahuripan jawa meneruskan Generasi Mpu Sindog, Airlangga menurunkan Jayabaya Raja Kadhri dan Jayasabha Raja Jenggala, Dimana Jayasabha III menjadi Sri Wilatikta Brahmaraja setelah menjadi Besan Jaya Wijaya Pendiri Majapahit Keduanya juga mengawini Kakak Beradik dari China Dara Petak dan Dara Jingga, Dara Petak yang dikawini Jaya Wijaya mempunyai anak kala gemet yang jadi Raja Majapahit II dengan Gelar jayanegara, Sedang Dara Jingga Istri Brahmaraja anaknya Kerta Wardhana mengawini adik Jayanegara Tribhuwana yang Ratu majapahit III.

Anehnya kedua Punakawan ini selalu ikut serta dalam Felief Candi semua Raja Raja majapahit dan Sebelumnya yaitu Zaman kadhiri dan Jenggala, Hingga Tulisan Akhir Sabdopalon Era Keruntuhan Majapahit yang meramalkan 500 tahun akan kembali lagi dan Tulisan itu terbukti sekarang ini dimana Bencana yang ditulis sangat Akurat dan sesuai tulisan Beliau, Dahulu sebagai warning  / Peringatan saja, tapi bangsa ini justru melecehkan dan menghina terus, Seperti Gambar Semar Simbul Kepercayaan saptodarmo di Jogja dibanting dan diinjak injak dengan teriakan Alahuakbar, juga penjaga Sanggarnya Wanita Tua digebuki sudah jatuh diinjak injak dipukuli tongkat lagi, juga Gambar Sri Gautama Pendiri Saptodarmo yang dapat Wahyu Semar / Ratu malen / Sabdopalon di Gunung Agung Pura Besakih Tempat Brahmaraja 1963 ikut dibanting dan diinjak injak Kelompok islam berpakaian ala arab / Kupluk'an dan berjubah arab [Trans TV].

Dan Merapi akhirnya Meletus beneran sampai hari ini tetap diberitakan TV bahkan Jembatan di Muntilan roboh diterjang Lahar Dingin. Dan dalam Ramalan Beliau bukan hanya merapi tapi disebutkan Gunung Gunung Menggelegar jadi banyak gunung yang meletus seperti Bromo, Krakatau dll juga akan meletus ditambah gempa 7 X sehari.

Demikianlah Sabdopalon Nagih Janji sudah terbukti dan tinggal Para Keturunannya bagaimana ? mau Sadar apa tetap membangkang dan anti Beliau yang dikenal juga dengan Manikmaya yang kalau kentut bisa berupa Gunung meletus, Bahkan ada Awan berupa Petruk yang bikin heboh Jogja dan dibahas Pakar telematika Roi Suryo yang juga anggota DPR dan Para Pakar lainnya di TV Negri ini, Jadi Sekali lagi leluhur kita bukanlah Fiktip tapi Nyata, kalau Abunawas mungkin Fiktip karena Ceritanya saja Dongeng 1001 malam kita sulit membuktikan, dan kini Kota asal Abunawas Bagdad sudah kena Ramalan / kutukan Nabi NUH yang mengatakan akan menghukum dengan Api dari Langit dan Ramalan Nuh hanya berlaku di bagdad tapi karena bangsa kita kelewat cinta sama Nuh maka Api nya Nuh juga ikut menghukum disini seperti Tabung LPG 3 kg suka meledak juga konslet listrik dan kebakaran banyak, Juga dulu ada Meteor jatuh mirip Ramalan Nuh yaitu Api dari Langit jatuh di Jakarta, jadi Ramalan Nuh nular kemari karena dicintai bangsa termasuk Negara Nuh Padang pasir Gunung Ararat, ini yang malah melupakan Leluhurnya sendiri dan Negaranya yang Subur, Makmur, Gemah Ripah Loh Jinawi, Tongkat jadi Tanman serta Air melimpah ruwah, sedang ramalan sabdopalon Banjir Bandang malah men Dunia, kita harusnya Bangga lho Leluhur kita malah lebih Mendunia ketimbang Leluhur bangsa Jahilliyah.

 Marilah kita ikuti terus berita TV tentang Turunnya Ramalan Sabdopalon untuk menghancurkan Orang yang sudah membenci Tanah Airnya sendiri dan menyucikan Tanah sabrang yang disebut Bumi Kepanasan kata Jayabaya. Ramalan Jayabaya dan Sabdopalon tentu selalu di Sadur / ditulis kembali oleh bangsa ini bahkan Tan Khoen Swie sudah menulis kembali sejak 1852, Juga Pujangga Ronggo Warsito karena Kitab / Lontar aslinya banyak dibakar di Era Kerajaan Islam Demak, dan ada Babon Asli tapi kini milik Musium Leden Belanda termasuk Negara Kertagama yang sebagian terbakar, Sekarang ada yang punya Lontarnya tentu juga tidak bisa mengerti atau tahu kalau itu Lontar jayabaya karena untuk bisa membaca Lontar Kuna musti Kuliah lagi di Universitas Leden di Belanda yang makan biaya besar Dan kalau ada Orang pernah membaca tentu dia akan menuliskan apa yang pernah dibaca tapi tidak lengkap dan diambilPoin yang diingatnya akhirnya yang dibahas malah penulisnya bukan Sabdopalonnya atau jayabayanya Jelas Beliau tidak pernah menulis yang menulis ya Pujangga Keratonnya atau Juru Tulis, Muhammad juga tidak menulis tapi Para Muridnya bercerita lalu ditulis, Jesus juga tidak pernah menulis, lalu Para Muridnya Matius, Markus,Lukas, Yahya dll Cerita lalu dibukukan dan malah disucikan jadi acuan untuk ngurus ijin Agama di Indonesia karena Agama harus punya kitab lalu Injil yang isinya Matius, Markus, Lukas dst diajukan dan nabinya Jesus jadilah departemen Agama satu satunya di Dunia mengakui Agama Kristen, Juga Islam mengajukan Cerita para Rasul yang dikemas dalam quran lalu Nabinya Muhammad obyek dalam quran  jadilah Agama Islam berijin dan diakui sebagai Agama di Negri ini yang sekarang oleh Metro TV disebut Negri Bedebah dan dinyanyikan tiap hari. Sedang Pancasila juga bisa diajukan jadi Agama karena ada Kitabnya Sutasoma, ada Nabinya Maha Resi tantular, ada penggalinya Bung Karno maka jadilah Agama Pancasila, Hindu saja Nabinya Para Resi Kitabnya Weda dapat titel Agama .

Dan ini sama dengan Jayabaya dan Sabdopalon, dengan kecocokan Ramalannya kita harus mengakui Kewaskitaan Beliau dan bisa disebut Kitab Suci seperti di Injil juga ada Ramalan Wahyu tapi akibat kita jadi bangsa budak jadi kurang menghargai kitab dan Leluhur sendiri, dan juga tidak melihat juga Ciptaan Para leluhur yang diakui Dunia seperti Candi apalagi Ramalan Beliau yang dipercaya sebagai  Dewa Wisnu dan untung disebut Sabdopalaon dan Jayabaya biasanya Pengarang tanpa nama atau nama samaran. Seperti banyak Lontar hanya ditulis "Geguritan majapahit" tanpa nama  Disini dulu ada yang bisa membaca Lontar Kuna tapi belakangan Pada Tewas Tua Terakhir Pekak Penyarikan Juru Baca Lontarnya Brahmaraja tewas 1993 sebelumnya sempat memijit dan memotongkan Ayam untuk Hyang Brahmaraja, Mpu Penyarikan membacakan Lontar untuk Brahmaraja sejak 1956 bersama Mpu Parentet, Mpu Agung Tukak Made Pemilik Lontar Siwa Sumedang juga Brahmana Ida Bagus Kadek dari Sangeh Pembacaan Lontar berhenti 1965 dan karena tukang baca tulisan Kuna tidak ada maka harus belajar baca ke Belanda di Universitas Metafisika Leden, Generasi Mudanya tidak minat belajar lebih baik belajar tulisan Arab agar selamat dan mudah jadi Pedawai Negri di Departemen Agama, sekarang malah banyak belajar Tulisan China, Inggris dan Jepang agar bisa bekerja menghasilkan Uang, bahkan sejak 1998 Tulisan China diajarkan di Universitas Darul Ullum Jombang Era Rektornya Gus Lukman yang sering mengunjungi dan mengundang Brahmaraja di Trowulan ke Universitasnya, UNDAR belakangan Rektornya Gus Dur

[Team Pelacak Leluhur UNMAR diketuai GRP Prawira].
Ingin Partisipasi Komentar