Sejak Reformasi 1998 dengan Presiden B.J. Habibi yang pendidikan Jerman, Perss dibebaskan, baik Media Cetak, TV dan Pendapat Umum dibebaskan mengungkap apapun, dan Mingguan POSMO 1999 juga berani Mengungkap Darmo Gandul yang menulis Penyerangan Demak atas majapahit, juga berita Pura / Puro Majapahit Trowulan gencar diberitakan. Diera Presiden Gus Dur 1999 dibuat Undang Undang Hak Asasi Manisia [HAM] juga ditambahi Kebebasan Budaya China yang memang menyatu dengan Budaya Lokal dan dilarang sejak 1967 seiring jatuhnya Bung Karno yang sahabat kental China, Untung di Bali tidak berlaku, Adat majapahit tetap lestari dan penggunaan Uang China Kuna untuk Upacara tetap lestari, hingga bisa dibuat acuan saat ini dimana Orang sudah dididik anti China dan Budayanya sejak Orde Baru dan ini masih melekat bagi yang beragama dan anti Komunis.
Sekretaris Negara Dipo Alam malah mau membrangus Kebebasan Perss dan kini sedang dalam urusan Hukum, ditambah Media Australi memberitakan bocoran Wikileaks tentang SBY, Hingga Media TV ribut membahas, Juga Mentri yang bukan bidangnya Informasi ikut ikutan menjilat SBY dan saling berebut membantah Koran Austrlia tersebut [Editorial Mtro TV pagi ini] Jadi Sandiwara tambah Lucu kini,
Hanya Mantan Wapes SBY Mbah Kala yang dengan jujur menjawab soal pengeluaran 6 milyiard mendanai ongkos pengikut Munas, dan ini hal biasa mengeluarkan Dana untuk biaya Pemilihan Ketua Partai katanya dengan jujur, Dan Pemain Film Ceng Ho Mantan Mentri Hukum dan HAM Yusril Iza Mahendra juga ikut ambil bagian menjawab karena dirinya diawasi Intel SBY ketika ke Singapura. Karena Pemain Film ya enak saja bicaranya sambil tertawa bak sedang Action didepan Camera.
Hanya Mantan Wapes SBY Mbah Kala yang dengan jujur menjawab soal pengeluaran 6 milyiard mendanai ongkos pengikut Munas, dan ini hal biasa mengeluarkan Dana untuk biaya Pemilihan Ketua Partai katanya dengan jujur, Dan Pemain Film Ceng Ho Mantan Mentri Hukum dan HAM Yusril Iza Mahendra juga ikut ambil bagian menjawab karena dirinya diawasi Intel SBY ketika ke Singapura. Karena Pemain Film ya enak saja bicaranya sambil tertawa bak sedang Action didepan Camera.
Juga Orang harus bersedia memberikan Informasi kepada Wartawan, dan bisa dituntut kalau tidak memberikan Informasi ini ada Undang Undang Perss nya. Jadi di Era Global ini sangatlah sulit menyembunyikan Informasi, dalam Negeri ditutup lalu Dunia malah memberitakan, ada Google, Twiter, FB dll yang kini Informasi sangat cepat seperti Tsunami di Jepang sudah langsung bisa diberitakan, memang hal yang aneh kalau orang masih berpikiran Kereta lembu diera Satelit ini. Dan Joboyo pun sudah menulis bahwa nanti "Becik Ketitik Olo Ketoro" atau sepandai menutupi bangkai, baunya akan tercium juga.
Juga pengungkapan Sejarah kini bebas hanya belum di Film kan bahkan Film Bung Karno garapan Amerika pernah dilarang, jadi Negara yang katanya Bedebah versi Metro TV ini memang sangat ahli bersandiwara, hingga Lawak Sri Mulat dari Jawa Timur bangkrut di Jakarta karena kalah lucu dengan DPR nya kata Mbah Gunawan di Tulung Agung Jenggala. Lha nanti ada Peringatan 11 Maret tentunya tambah Canggih pengungkapannya di Media TV yang memang Canggih.
Jadi sangatlah Lucu kalau Zaman sekarang Orang pada takut dengan Sejarah, Kenyataan, Berita TV dan Koran, Justru Manusia sekarang sudah pada pandai berfikir, ya memang ada yang dibodohkan tapi ya masih punya Otak bisa berpikir, kecuali sudah di Pasung kakinya karena Gila, atau yang bebas pada Joget Telanjang Bulat di Jalan Raya oh ya ada yang di Kampus telanjang di berita TV. Sedang yang dibawah jembatan di Arab juga sudah dipulangkan, dan Arab kini lagi dilanda Demo juga seperti Libia, tentunya Warga Negara Republik ini akan pulang juga.
Srimulat Guru besar Lawak kini sudah kalah oleh para muridnya yang pada duduk di Pemerintahan dan DPR Jakarta, hingga Para Pelawak ini harusnya pulang kampung ke Jawa Timur pusat lawak, Ludruk, Ketoprak dan Wayang Wong. Marilah kita kembali melestarikan Budaya itu di Daerah sendiri karena di Jakarta Dagelannya sudah Canggih dan tetap berpikir kalau Orang itu selamanya Tolol dan mudah di Tipu terus terusan. Hingga TV yang memberitakan Kenyataan agar bisa jadi Cambuk malah dituduh menjelek jelekan Pemerintah padahal para Penontonnya sudah bisa berpikir dan menilai.
Marilah kita tonton terus Dagelan dan Sandiwara ini, serta Kebebasan Perss sangat sulit dibendung karena memang sudah Zamannya Informasi cepat Satelit, Parabola bahkan Internet yang bisa diakses HP lagi, jadi kita harus sadar, bukan malah mau mundur kemasa lalu yang membrangus bahkan membunuh Orang sak enaknya dengan Cap yang dibuat buat seperti Komunis, serta melarang buku dan Budaya kelompok yang tidak disukai serta menyesatkan orang, biarpun sampai saat ini masih ada saja Orang berpikiran demikian, tapi pasti tergilas kemajuan dan perubahan yang Abadi. SELAMAT BERKEBABASAN.
[Reporter Independent Majapahit R. Sisworo Gautomo]