Minggu 27 Maret 2011 pagi jam 10.oo Rombongan dari Pura Majapahit Negara Bali berkunjung ke Puri Surya Majapahit Trowulan, Brahmaraja XI langsung menerima Para Pengunjung yang sudah tak asing lagi,
Karena Pura Majapahit Negara Bali sudah saling Undang mengundang bila Upacara Odalan Foto atas, Dan Majapahit Negara ini selalu mendak Tirta ke Majapahit Trowulan bila Odalan, Dan 1997 malah Majapahit Negara Bali ini yang Upacara Ngenteg Linggih dan Odalan atau Nganyari di Puri Trowulan dibawah Pimpinan Ida Pedanda Segaran yang berasal dari Segaran Trowulan dan melarikan diri ke Kadiri 1478 kemudian Keturunannya Hijrah ke Bali 1640 bersama Para Brahmana Kadiri seperti Mpu Nirata dan tetap memakai nama Pandita Segaran sebuah Kolam Buatan Manusia dan disekat Batu Bata Ukuran Besar yang terbesar di Jawa.
Karena Pura Majapahit Negara Bali sudah saling Undang mengundang bila Upacara Odalan Foto atas, Dan Majapahit Negara ini selalu mendak Tirta ke Majapahit Trowulan bila Odalan, Dan 1997 malah Majapahit Negara Bali ini yang Upacara Ngenteg Linggih dan Odalan atau Nganyari di Puri Trowulan dibawah Pimpinan Ida Pedanda Segaran yang berasal dari Segaran Trowulan dan melarikan diri ke Kadiri 1478 kemudian Keturunannya Hijrah ke Bali 1640 bersama Para Brahmana Kadiri seperti Mpu Nirata dan tetap memakai nama Pandita Segaran sebuah Kolam Buatan Manusia dan disekat Batu Bata Ukuran Besar yang terbesar di Jawa.
Dengan dipimpin Jero Soetarma dan Mangku Gede Majapahit Wenan Foto atas bersama Brahmaraja XI Rombongan 2 Bis dan bebrapa mobil Pribadi ini tiba jam 10.oo dan langsung Parkir di Jalan Sabdopalon 1 yang kebetulan hari Minggu jadi tidak ada Truk Komersial keluar, kemudian Rombongan langsung berjalan kaki menuju Jalan Brawijaya Dara Jingga 13 Rumah / Griyo / Puro / Dalem Brahmaraja XI guna berdo'a di Candi Brahmaraja dan Ratu Mas, Lurah Trowulan Sapuan ikut menyambut dan bergembira atas maunya Orang bali datang ke Trowulan seiring diajaknya Brahmaraja XI menarik kembali Wisatawan ke Trowulan agar Warung bisa pada buka kembali setelah lama tutup bahkan Sang Lurah memberi Ijin Parkir di Putri Cempa dimasa mendatang kalau mau. Karena tanah itu masih milik keponakan Sang Lurah bukan Supeno yang selalu bikin kisruh Tamu dari Bali bahkan tahun lalu sempat mengusir Tamu Brahmaraja karena Pria yang dikenal Hyang Suryo ini berada di Bali dan memantau pakai HP, Jelas ini perbuatan yang melanggar Hukum dan HAM [Hak Asasi Manusia]
Puri Surya Majapahit penuh sesak kembali setelah 19/3 juga penuh Warga Bali yang mengmbalikan Sabdopalon, dimana masih ada Kendala Supeno yang bikin kisruh, kali ini Brahmaraja XI langsung turun tangan mengadakan laporan Abadi tentang Kunjungan Parawisata baik ke pihak Aparat Desa maupun Polisi, Dimana mendapat sambutan Antusias dengan bukti datangnya Rombongan Majapahit Negara Bali seperti Foto diatas, Bahkan Brahmaraja XI memrintahkan agar Lurah mengantarkan Rombongan bila habis berdo'a di Candi Brahmaraja, Hal ini karena banyak Obyek Wisata Kuburan maka di Utamakan ke Candi Brahmaraja dulu barulah berwisata agar tidak Cuntaka dan ini yang tidak dimengerti setelah diberi penjelasan oleh Brahmaraja XI bahwa Orang dari Kuburan tidak bisa masuk Candi Brahmaraja barulah Orang pada mengerti, Setelah berdo'a di leluhur Brahmaraja barulah disilahkan mau dibawa kemana Para Tamu itu bebas dan Supeno yang biasa menggiring Orang Bali ke Kuburan tidak terlihat batang hidungnya. Akhirnya Tamu diantarkan Raden Soedjarwo dipandu beberapa Motor serta pengawalan agar tidak dihambat Supeno yang Monopoli kalau Orang Bali adalah Hak nya untuk tunduk dan diarahkan Pria berambut panjang yang mengaku Intel Polisi serta Mangku Majapahit ini padahal tidak ngerti Adat majapahit dan bikin Banten bahkan sering kelar masuk Kuburan di Area Putri Cempa.
Kata Sisworo terbukti bila Peti Jelek ada Ratu Tawon maka banyak Tawon datang bawa madu, Demikian juga Brahmaraja XI berada di Trowulan maka tiap hari tak henti hentinya Tamu berdatangan, seperti Rombongan dari Bali mengembalikan Sabdopalon dan Rombongan Majapahit Negara Bali ini serta Tamu dari berbagai Kota di Jawa yang ingin bertemu atau Sungkeman, Banten dan Sesaji pun juga banyak di Haturkan agar leluhur bisa di Upacarai yang selama ini kurang dimengerti, Lebih jauh Brahmaraja XI menjelaskan bahwa yang Untung Tanah atau Dewi Sri dan Leluhur Trowulan bila banyak Orang Bali datang membawa Sesaji seperti Foto diatas yang Sulit dimengerti karena hanya Bali yang melestarikan Adat leluhur Majapahit sejak Zaman Majapahit bahkan sebelumnya.
Selasai Upacara dan Mendak Tirta Brahmaraja XI didaulat untuk ber Darma Wacana Foto atas, dan dikatakan Raja Majapahit masa kini ini Bahwa Kepercayaan leluhur adalah kebudayaan dimana pada tahun 1978 Kepercayaan Siwa Budha dll sudah masuk GBHN [Garis Besar Halauan Negara] dan waktu itu dibawah Dirjen [Direktur Jendral] Kebudayaan Yang dibawah Mentri Pendidikan dan Kebudayaan bukan Mentri Agama hingga Upacara Nyuguh Leluhur, Bakar Dupa dan Kirab Pratima / Kimsin adalah Adat Budaya Siwa Budha dan Umat Kepercayaan bebas Upacara serta Kirap Pusaka hingga 1993 Umat kepercayaan bisa Upacara bersama di Trowulan secara Nasional dan yang dikirap adalah Pusaka Brahmaraja, dan tahun 1999 sudah ada Mentri Kebudayaan sendiri juga ada Undang Undang HAM [Hak Asasi Manusia], dimana sangat kurang diketahui atau Pura Pura tidak tahu oleh sebagian atau kelompok Islam hingga Puri Surya Majapahit Trowulan ditutup bahkan dibom 2001 mereka merasa masih hidup Zaman 1965-1966 dimana bebas membunuh serta menculik dan menyerbu rumah Orang yang tidak ke masjid dan dianggap Komunis padahal menuduh Komunis sudah dicabut di Era Presiden Gus Dur 1999 dan Orang tidak bisa seenaknya melanggar Hukum, Tapi hari ini berkat Penjelasan yang gigih dan Butuhnya menarik Parawisata maka agak longgar Puri Surya Majapahit menerima Tamu dari Bali.
Rombongan kemudian menuju Pusat Informasi Majapahit Brahmaraja di Jalan dara Jingga 15 Foto atas dimana R, Soedjarwo yang pakai Baju Hitam rambut panjang Ciri Khas Orang Majapahit dan diikat kebelakang menjelaskan tentang Majapahit Trowulan kepada Pengunjung, suasana agak memacetkan jalan tapi untung Lurah trowulan Sapuan ikut melihat datangnya Para Tamu dan wajahnya kelihatan berseri seri "Lha ngene akeh Tamu kan Apik, mengko Parkire neng Putri Cempo wae...lek dilarang aku sing jamin..." [Kan bagus banyak Tamu, nanti Parkirnya di Putri Campa saya yang menjamin kalau dilarang...], juga Andri dari Klenteng Tuban dan beberapa Anak buahnya antara lain Mbah Rambut Geni, Ami dll, Juga Mas Hari dan Rombongan baru tiba dari Sidoarjo antara lain Raden Soedjarwo, Sinyo Ambon, Jarot dll membantu mengantarkan Rombongan dari Bali melihat lihat Trowulan yang bekas Kerajaan majapahit yang berhasil menyatukan Nusantara antara lain ke Candi Tikus dan Pendopo Agung, Rombongan ini rupanya tidak menginap jadi hanya 1 X 24 jam karena Sopirnya punya Serep. Hari minggu Trowulan memang banyak Tamu yang datang dari berbagai penjuru bahkan mancing di Kolam Segaran depan Brahmaraja dan mereka semua tidak perlu Lapor karena memang daerah Wisata, hanya akal akalan Supoeno dan istrinya Srikandi yang mendatangi Romo Yanto di Sabdopalon 6 tempat Sopir Bus Istirahat, Dan bikin akal akalan Tamu Brahmaraja harus lapor bahkan mendatangkan RT dari lain bukan RT Jalan Brawijaya untuk bikin kisruh mendatangi Tamu yang sedang berada di Rumah Brahmaraja hingga Pihak Kepolisian turun tangan pada 19/3 Ketika Polisi pulang malah Supeno nantang berkalahi dengan Ustad Nokho yang pimpinan Rombongan penegembalian Semar. Untung tidak dilayani Sang Ustad yang dipisah oleh Jarot yang bertubuh Besar.
Demikianlah Berita Nyata Kunjungan Majapahit Negara Bali ke Majapahit Trowulan dan sudah Konfirmasi 3 bulan sebelumnya jadi Brahmaraja XI bisa mengatur waktu untuk mengatur Penyambutan dan Keamanan serta memberikan Darma Wacana kepada Teman Teman Lamanya sesama Keluarga Besar majapahit, Dan Rombongan meninggalkan Puri Surya majapahit pukul 12.oo dengan diantar Para keturunan Majapahit Trowulan untuk keliling Trowulan, juga Polisi ikut mengawal agar aman dari gangguan Supeno yang pada 19/3 menantang berkelahi Ustad Nakha Jagapura Pemimpin Rombongan Pengembalian Semar ke Trowulan dengan mengancam Ketua RT [Rukun Tangga] untuk mengharuskan Tamu Brahmaraja XI Lapor dan hal ini sudah dilaporkan bahwa Tamu datang selalu mendadak dan kadang tidak menginap dan harus dimaklumi padahal ditempat lain Tamu tidak perlu Lapor karena daerah Wisata Akhirnya hal ini di Sadari Lurah Trowulan yang 2007 mengalami Penyerbuan hingga melarikan diri dari rumahnya, dan kini Rumah Lurah itu jadi Pusat Informasi Majapahit karena milik Brahmaraja,
Yang Lapor adalah Andri dari Klenteng Tuban yang tinggal di Jalan sabdopalon 1 untuk tempat Parkir Bis Kalau di Jalan Brawijaya memang tak ada masalah karena RT nya sangat bijaksana bahkan memberi tempat Parkir Mobil kecil karena Bus tidak bisa masuk sejak dulu hanya Supeno yang mengaku SP [Sepion Polisi] bikin Ulah mendatangkan RT dari tempat lain yang bukan wilayahnya untuk bikin ribut dan harus Lapor menganggap Orang yang menjaga Rumah Brahmaraja Tolol dan Gila serta Pengecut tidak mengerti Hukum dengan Gertakan Supeno yang ngaku Intel dan pengikutnya yang tidak ada dasar Hukumnya, dan Brahmaraja XI dengan Piawai terpaksa turun tangan membuat Surat dan Penjelasan tentang Candi Brahmaraja harus didahulukan sebelum berwisata ke Kuburan sebab kalau ke Kuburan dulu tidak bisa ke Rumah Brahmaraja karena Cuntaka.
[Pandangan Mata Team Reporter Independent Majapahit]
Rombongan kemudian menuju Pusat Informasi Majapahit Brahmaraja di Jalan dara Jingga 15 Foto atas dimana R, Soedjarwo yang pakai Baju Hitam rambut panjang Ciri Khas Orang Majapahit dan diikat kebelakang menjelaskan tentang Majapahit Trowulan kepada Pengunjung, suasana agak memacetkan jalan tapi untung Lurah trowulan Sapuan ikut melihat datangnya Para Tamu dan wajahnya kelihatan berseri seri "Lha ngene akeh Tamu kan Apik, mengko Parkire neng Putri Cempo wae...lek dilarang aku sing jamin..." [Kan bagus banyak Tamu, nanti Parkirnya di Putri Campa saya yang menjamin kalau dilarang...], juga Andri dari Klenteng Tuban dan beberapa Anak buahnya antara lain Mbah Rambut Geni, Ami dll, Juga Mas Hari dan Rombongan baru tiba dari Sidoarjo antara lain Raden Soedjarwo, Sinyo Ambon, Jarot dll membantu mengantarkan Rombongan dari Bali melihat lihat Trowulan yang bekas Kerajaan majapahit yang berhasil menyatukan Nusantara antara lain ke Candi Tikus dan Pendopo Agung, Rombongan ini rupanya tidak menginap jadi hanya 1 X 24 jam karena Sopirnya punya Serep. Hari minggu Trowulan memang banyak Tamu yang datang dari berbagai penjuru bahkan mancing di Kolam Segaran depan Brahmaraja dan mereka semua tidak perlu Lapor karena memang daerah Wisata, hanya akal akalan Supoeno dan istrinya Srikandi yang mendatangi Romo Yanto di Sabdopalon 6 tempat Sopir Bus Istirahat, Dan bikin akal akalan Tamu Brahmaraja harus lapor bahkan mendatangkan RT dari lain bukan RT Jalan Brawijaya untuk bikin kisruh mendatangi Tamu yang sedang berada di Rumah Brahmaraja hingga Pihak Kepolisian turun tangan pada 19/3 Ketika Polisi pulang malah Supeno nantang berkalahi dengan Ustad Nokho yang pimpinan Rombongan penegembalian Semar. Untung tidak dilayani Sang Ustad yang dipisah oleh Jarot yang bertubuh Besar.
Demikianlah Berita Nyata Kunjungan Majapahit Negara Bali ke Majapahit Trowulan dan sudah Konfirmasi 3 bulan sebelumnya jadi Brahmaraja XI bisa mengatur waktu untuk mengatur Penyambutan dan Keamanan serta memberikan Darma Wacana kepada Teman Teman Lamanya sesama Keluarga Besar majapahit, Dan Rombongan meninggalkan Puri Surya majapahit pukul 12.oo dengan diantar Para keturunan Majapahit Trowulan untuk keliling Trowulan, juga Polisi ikut mengawal agar aman dari gangguan Supeno yang pada 19/3 menantang berkelahi Ustad Nakha Jagapura Pemimpin Rombongan Pengembalian Semar ke Trowulan dengan mengancam Ketua RT [Rukun Tangga] untuk mengharuskan Tamu Brahmaraja XI Lapor dan hal ini sudah dilaporkan bahwa Tamu datang selalu mendadak dan kadang tidak menginap dan harus dimaklumi padahal ditempat lain Tamu tidak perlu Lapor karena daerah Wisata Akhirnya hal ini di Sadari Lurah Trowulan yang 2007 mengalami Penyerbuan hingga melarikan diri dari rumahnya, dan kini Rumah Lurah itu jadi Pusat Informasi Majapahit karena milik Brahmaraja,
Yang Lapor adalah Andri dari Klenteng Tuban yang tinggal di Jalan sabdopalon 1 untuk tempat Parkir Bis Kalau di Jalan Brawijaya memang tak ada masalah karena RT nya sangat bijaksana bahkan memberi tempat Parkir Mobil kecil karena Bus tidak bisa masuk sejak dulu hanya Supeno yang mengaku SP [Sepion Polisi] bikin Ulah mendatangkan RT dari tempat lain yang bukan wilayahnya untuk bikin ribut dan harus Lapor menganggap Orang yang menjaga Rumah Brahmaraja Tolol dan Gila serta Pengecut tidak mengerti Hukum dengan Gertakan Supeno yang ngaku Intel dan pengikutnya yang tidak ada dasar Hukumnya, dan Brahmaraja XI dengan Piawai terpaksa turun tangan membuat Surat dan Penjelasan tentang Candi Brahmaraja harus didahulukan sebelum berwisata ke Kuburan sebab kalau ke Kuburan dulu tidak bisa ke Rumah Brahmaraja karena Cuntaka.
[Pandangan Mata Team Reporter Independent Majapahit]