Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch Portuguese

twitter

Sabtu, April 02, 2011

CICIT TAN KHOEN SWIE KUNJUNGI BRAHMARAJA

Tepat jam 20.30 Sabtu 2/4 Puri Surya Majapahit Jimbaran kedatangan Tamu DR. Gani Tan Cucu Pengarang dan Penerbit Tan Khoen Swie "BOEKHANDEL EN SCHYF BEHOEFTEN" atau Toko Tan Khoen Swie , Sedia Boekoe Djawa Melajoe dan Ollanda seperti Buku Sastrawan Jawa yang kesohor Serat Kalatida, Wulangreh Zaman Susuhunan Pakubuwono IV, Wedatama Zaman mangkunagoro IV, Jayabaya, Sabdopalon dll yang men Dunia waktu itu dan dipelajari Dunia hingga apapun yang terjadi di Negeri ini Dunia mengetahuinya. Foto bawah DR. Gani Tan sedang membuat Foto Koleksi Buku Puri Surya Majapahit yang bertuliskan Huruf Jawa Kuna dan ditaruh di Pelangkiran untuk di Sucikan dan diberi Sesaji dan Dupa.
Menurut Dosen Sastra Jawa UGM {Universitas Gajah Mada} Pfof. Soemarsono dan DR Budya Pradipta dari UI [Universitas Indonesia] Buku Buku Tan juga diterbitkan Belanda Kulf, Van Dorp, E.Y. Brill juga Balai Pustaka 1940 dimana Buku ini memberi Semangat Para Pejuang Kemerdekaan termasuk Bung Karno yang mempercayai Ramalan Jayabaya yang ketika Jepang masuk terbukti yaitu Tentara Caping kulitane Jenar Cebol Kepalang [Tentara ber Capil kulitnya Kuning dan Tubuhnya Pendek] Mong Sak Umur Jagung, hanya sak Umur Jagung 3,5 tahun selanjutnya 1945 kita Merdeka dengan mengambil Dasar Negara dari Serat Sutasoma "Bhinneka Tunggal Ika" Jadi Buku Tan adalah sangat penting dikala itu untuk mengungkap apa yang akan terjadi di Nusantara bahkan Dunia, sayangnya Babon Joyoboyo justru di Musium Leden Belanda dan terjemahan sekarang tidaklah lengkap masih banyak yang di Rahasiakan sedang kita tidak tertarik Kitab leluhur dan lebih tertarik kitab dan bahasa Arab hingga UN [Ujian Nasional] Bahasa Indonesia jadi Mesin Pembunuh karena Orang hanya ahli bahasa Arab..Foto bawah DR. Gani menayalami GRP. Prawira setuju Ramalan Sabdopalon lagi berjalan secara pasti dan tak terbantahkan lagi..
Dari Kadhiri Jawa Timur, Tan Khoen Swie yang diperkirakan lahir 1833 dan menjadi Penerbit dan Pujangga Terkenal satu satunya di Dunia waktu itu mengalahkan Penerbit Buku lainnya yang kurang menarik pembaca. Tan juga Guru Ilmu Kejawen 1930 Juga Kepala Penerbitan Surat Kabar Kadhiri Beliau dengan Ilmu Tao, Budha dipadukan Hindu mirip Zaman majapahit Siwa-Budha hingga Ilmunya yang Handal dan Waskita ini adalah Penerbit sejak Zaman Belanda dimana sejak 1853 sudah menerbitkan berbagai Buku yang jumlahnya ratusan dalam Bahasa dan tulisan Jawa, Melayu, China dan Belanda dan terbuat dari Kertas Merang yang harganya murah dan terjangkau masyarakat bawah agar tidak lupa Budayanya,

Antara lain Sabdopalon dan Jatuhnya Kerajaan Majapahit Trowulan dalam Bahasa dan Tulisan Jawa yang mana diera Orde Baru setelah Kejatuhan Bung Karno 1967 Semua Buku Terbitan Tan Khoen Swie dilarang karena dianggap bertentangan dengan Agama Islam yang anti Ramalan mendahului Allah padahal di di Dunia Islam masih Percaya Mimpi Ibrahim, Muhammad dll sebetulnya sama saja hanya diadu ke Akuratannya biarpun Mimpi Lokal maupun Manca, Juga Puri Surya Majapahit dapat Sumbangan Buku Tao Tik King bahasa China dan Melayu dari Andree cucu Tan Fak Gieng dari Kadhiri yang kini pengelola Klenteng Tuban Buku Tan Khoen Swie ini Terbitan 1927. Buku ini memuat Falsafah Tingkat Tinggi seperti Pengangkatan Arwah dari Neraka. Juga ada Mantra Dewi Kwan Im yang bisa kebal Senjata Pedang bila dibaca 1000 X . inilah yang akhirnya dilarang karena Ilmu Siwa Budha bikin Orang Sakti seperti Bung Karno di Granat dan di Bedil selalu lolos, Juga banyak Pejuang yang Sakti dan Kebal bisa membungkam meriam Lawan seperti Mbah Gumbrek rekan Bung Karno di Mojokerto, Maka dari itu Bung Karno dan pengikutnya di Tumpas sampai Akarnya, dan sekarang jarang ada Orang Sakti lagi. Foto bawah DR. Gani melihat Musium Pura Ibu Jimbaran Pandita Prawira berbaju Reshi serba putih dan Rambut digelung yang 2010 mendapat Penghargaan Bhakti Budaya sebagai "Pembina Budaya" dari Pura Mangkunegaran Surakarta kelihatan memberikan penjelasan kepada DR. Gani, sedang baju hitam juga Reshi dari Kadhiri.
Juga Buku Sukarnoisme serta Tulisan dan Budaya China ikut diberangus agar kita buta Sejarah sendiri dan lihatlah kita dihina jadi Bangsa Budak yang sudah diperkosa Mayatnya dibuang di Tong Sampah di Arab. Kini Buku Buku Tan dimasukkan Musium Airlangga Kadhiri Era Walikota Drs, H. Maschut yang 2002 Kota Kadhiri di Ruwat Brahmaraja XI dan Pemerintah Kadhiri Mencetak Ulang Ratusan mungkin Ribuan Buku Bernafaskan Sepiritual, Sejarah Nyata, Ilmu Teologi dll  Terbitan Tan Khoen Swie yang sudah sulit difahami masa kini.

Bahkan dilecehkan kelompok Agama Islam yang dianggap Tahayul dan sempat dilarang sejak 1967, tapi ternyata kini malah Kasunyatan serta banyak disimpan Tokoh Islam Kejawen sebagai Panduan Ilmu "Sangkan Paraning Dumadi" atau Asal Usul Manusia hingga Mokswa dengan Bukti waktu Brahmaraja XI meruwat Kadhiri 2002 didatangi Drs Eko Soentoro dan Kyai Terkenal dari Mrican Kadhri malah secara diam diam menyerahkan Buku Ilmu Mokswa sayangnya bahasa Jawa dan sempat dibahas bersama Keturunan Mpu Doko / Noyogenggong dari Desa Candi Doko untuk memecahkan Sandi Sandi Sanepa nya, dan Pada Hari Jadi Kadhiri Brahmaraja XI di Undang Mpu Doho di Selomangleng Gunung Kelotok secara Pawisik dan Beliau pun menuliskan di Kertas tentang Pertemuan dan siapa yang Hadir, yang bisa dilihat di Puri Surya Majapahit Jimbaran Tulisan Mpu Doho itu. juga dari Klenteng Tuban Andree memberikan Buku Tao Tik King yang ada Mantra Avalokiteswara bila dibaca 1000 X membuat Orang kebal senjata milik Tan Fak Gieng Kadhiri juga Karangan Tan Khoen Swie 1927 untuk Menambah Koleksi Puri Surya, Dan 2006 Buku Buku Tan yang meninggal 1953 dan di Makamkan di Bong Gunung Kelotok dekat Gua Selomangleng Pertapaan Dewi Sekartaji menjadi Sejarah Kadhiri karena Sahih Nyata dan Tak terbantahkan..
Dengan disambut Biku Alung, GRP Prawira, Kadek dll Pria Paruh Baya Cucu Tan Khoen Swie ini diajak ngobrol di Pendopo Agung Puri Surya Majapahit, Kemudian melihat Musium Pusaka Majapahit Foto atas DR. Gani sedang mengagumi Kendi dan Peti dari Batu Giok Zaman Ming, sambil menceritakan bahwa 2006 akhirnya Buku Tan ini menjadi Sejarah Kadiri karena biarpun Secara Mengundang Roh Buta Locaya yang menceritakan tentang Majapahit dan Pemerintah Belanda termasuk Gubernur Jendral justru mempercayai karena sudah Ratusan tahun mempelajari Ilmu leluhur yang Adiluhung dan bisa Mokswa serta meminjam raga untuk memberi penjelasan dan ini terjadi di Bali yang masih murni Majapahit, Dan dibawah tahun 1965 Bila Odalan di Pura Ratumas, Gadis Kecil yang Kapeselang [dipinjam Raganya] bisa Terbang dan Air Liurnya yang menetes berupa Api menetes. Foto bawah DR. Gani Memegang Buku Tan Khoen Swie yang masih Asli ber Aksara Jawa dan belum menyeluruh diterjemahkan milik Puri Surya Majapahit Jimbaran bersama Para  Kerabat Majapahit kelihatan berbaju Kuning Biokong Komang Edi Dog sedang berjubah Putih Bhikuni Takaki dari Jepang.
Ternyata Ceritanya Sang Buta Locaya yang meminjam Raga Ki Sondong [Bali: Kerauhan] sangat Akurat dan detail, Tempat serta Desa yang disebutkan masih ada dan bisa dilacak hingga masa kini seperti Halnya di Bali bila seorang Mangku / Balian dengan Mediasi Uang Kepeng / China Kuna kalau Kerauhan Leluhur bisa meramal dengan Akurat dimana Pemerintah Zaman Nederland Indie pun percaya dan mengedarkan Bukunya yang diterbitkan Tan Khoen Swie bahkan diperbanyak dan diterbitkan atas nama Pemerintah. Dan akhirnya Cerita Buta Locaya melalui Ki Sondong diakui sebagai Sejarah Nyata karena terbukti ada tempat Peristiwa dan bisa dilihat saat ini.

Hingga kini Pemerintah Kadhiri membentuk Team Penelusur Sejarah Tan Khoen Swie dengan menghimpun kembali semua Buku Terbitan Tan, Bahkan Team melacak hingga ke Perpustakaan Solo, Jogja dan Leiden untuk mengumpulkan secara lengkap semua Buku Terbitan Tan Khoen Swie. yang kebanyakan Sahih Nyata dan tak terbantahkan ilmu masa kini dan sangat Relevan untuk generasi Muda yang Cinta Budaya Adiluhung dan Tanah Air sendiri. dimana Orang percaya buku Arab, padahal sama saja seperti Mimpi Ibrahim, Ramalan Nuh, Wahyu, Armagedon dll yang juga cocok di Arab karena bumi belum Bulat waktu itu dan Kolumbus Penemu Dunia Bulat belum lahir, Jadi Ramalan Nuh hanya cocok di Arab yaitu "Api dari Langit" kini berjatuhan di Arab yaitu Bom dari pesawat Tempur NATO, karena disini banyak yang percaya Nuh maka Kebakaran Api juga banyak malah Meteor dari Langit jatuh membakar Rumah di Duren Sawit Jakarta.

Juga Ramalan Sabdopalon justru terbukti dan Mendunia pula pada saat sekarang ini seperti Hama Katah Angdatengi dimana disamping Wereng juga Ulat Bulu menyerang Banyuwangi hingga mencapai 10 Kecamatan dan kini sudah sampai Banyuwangi, Pasuruan dan Jombang, bahkan sudah sampai Jawa Barat [Pohon Asem] yang diserang di Jawa Timur Pohon Mangga andalan penghasilan setempat, Hingga Paranormal ikut mengusir Ulat Bulu itu dengan cara Menanam Kapur Sirih dan Sesaji, ini dikarenakan selama ini Mangga diambil hasilnya tanpa ada Pengembalian yaitu Suguh Danyang atau Selamatan yang di Bali Odalan dan Caru karena Agama yang tidak percaya selamatan / Odalan dancaru malah untuk biaya bangun Rumah Pribadi, Kawin bahkan ke Arab jadi Tamu Allah, hingga Bhatara Kala marah. Juga Lindu Pingpitu Sedina Gempa 7 X sehari di Cilacap pagi ini, kalau dijumlah gempa susulan kecil memang bisa 7 X sehari bhakan bisa lebih ini menurut Badan Meterologi dan Geifisika [BMG] yang rajin mencatat Gempa sampai sekecil apapun, Belum Pageblugnya nanti pagi sakit sore Mati. Kalau Tanah merekah sudah terjadi di Ponorogo, Trenggalek, Ciamis dll hingga banyak Desa terisolir karena Jalan pada putus pecah menganga. Ini Bukti Marahnya Tanah [Dewi Sri] dan Air [Wisnu] yang tidak dicintai penghuninya lagi lebih Cinta Padang Pasir, Hingga muncul Lapindo yang kelak jadi Padang Pasir sesuai Kehendak Penduduk yang cinta Padang Pasir, Jadi Allah mengabulkan permintaan Orang yang meminta.

Banjir Bandang, juga terbukti di Aceh, Lamongan, Bojonegoro, Magelang jembatan putus dll juga Angin Agung Anggergisi atau Angin Besar menerjang terbukti banyaknya Bangunan dan Pohon besar Roboh diterjang Angin Puting Beliung seperti diberitakan TV tiap hari, Alun minggah ing Daratan atau Air laut naik kedaratan juga terbukti Tsunami dan Rob serta banyak rumah hancur diterjang gelombang laut hingga Kapal Pesiar Karam hari ini di TV. Buku Sejarah Kadhiri yang ada Sabdopalon, Juga Jayabaya disamping Terbitan Tankhoen Swie juga ada terbitan Anjar Ani 1970 ada ditoko Buku sejak 2006 bahkan Toko Buku tertentu sudah berani menjual sejak Reformasi 1999 Termasuk Koran Posmo sudah berani merilis Darmo Gandul tentang Penyerangan Majapahit oleh Demak yang disebut Gerebeg Mulud, dahulu ketika dilarang 1967-2000 Buku Sabdopalon dijual di Emperan Toko, Terminal dan tempat Kumuh agar tidak diperhatikan Pengasa Islam.

Dalam kesempatan ini Pewaris Tan ini menyerahkan Buku terjemahan terbaru Sejarah Kadhiri dari Universitas Indonesia kerjasama dengan Universitas Leden yang diterima dengan gembira oleh Pandita GRP Prawiradipura disaksikan Para Kerabat majapahit, sebab selama ini Buku yang ditaruh di Pelangkiran Pura Ibu Majapahit Jimbaran ber Aksara Jawa dan tidak ada yang bisa membacanya bahkan Rektor Universitas Mahendradata juga sudah membawanya sejak 2008 dan di Seminarkan sayangnya belum bisa menterjemahkan secara Akurat hingga harus kerjasama dengan Universitas Leden di Belanda yang memiliki Pakar Bahasa Jawa Kuna dan masih jadi Dosen pengajar Sastra Jawa Kuna untuk bisa baca dan nulis sampai saat ini, kalau kita lebih condong belajar bahasa dan tulisan Suci Arab agar bisa baca Qur'an dan Hadist agar selamat di Aqerot, sedang Ilmu kita adalah Mokswa dan menitis kembali bukan menunggu Daging Busuk di Alam Kubur nunggu Kiamat yang tak kunjung datang. Dan kita punya Upacara Melinggihkan leluhur sesuai Dewa titisannya contoh: Prabu Airlanngga dengan Upacara Srada menjadi Dewa Wisnu Naik Garuda dan Pratimanya di Stanakan di GWK [Garuda Wisnu Kencana] Bali yang Odalan tiap Purnama kelima, ini di India tidak ada Pemanivestasi Orang jadi Dewa Titisannya.

Suasana di Pendopo Agung agak membuat Kerasan yang hadir dan Pembicaraan makin seru menceritakan Budaya Majapahit yang demikian Hebatnya hingga bisa menyatukan Nusantara dan Pancasilanya menjadi dasar Negara sejak 1945 juga diambil dari kitab Sutasoma yang ber Aksara Jawa Kuna, Untung dibawah 1965 masih banyak Orang yang bisa membaca aksara kuna tapi kini sudah jarang yang bisa , bila Ngidung malah membaca Tulisan Ejaan Baru masa kini bukan Tulisan Kuna lagi. Hanya Suaranya seolah Kuna. Ini akibat 1965-1966 banyak Orang Kejawen yang bisa Baca Lontar tapi suka Nyuguh leluhur dan Bakar Dupa dibunuh dengan Cap Musrik dan kena tuduhan Komunis lagi karena tidak ke masjid. Juga Mangku di Bali banyak terbunuh seperti Mangku Gemeh yang tidak mempan Kelewang dan Bedil mirip Bung Karno dan akhirnya mau dibunuh setelah berpakaian serba putih dan bermeditasi dulu menyerahkan Rohnya kepada Durga Prajapati, termasuk Gubernur Bali Soetedja Orang dekat Bung Karno yang hilang diculik dan belum ditemukan hingga hari ini.

Demikianlah Kunjungan Pahlawan Kebudayaan dari Jalan Daha Kadhiri yang juga Pemilik Hotel "Bismo" di Alun Alun Daha dimana Brahmaraja XI tinggal bila di Kadiri, dan Kebetulan juga Brahmaraja lagi di Kadhiri ketika DR, Gani berkunjung ke Bali jadi ada salah pengertian tentang pertemuan ini Ternyata DR Gani malah ke Bali sedang Brahmaraja malah ke Kadhri agar bisa ngobrol membahas Sabdopalon yang lagi membuktikan Ramalannya. Hanya salah pengertian waktu bicara di HP, maklum keduanya karena kesibukan masing masing terjadi salah pengertian tentang tempat pertemuan, Brahmaraja sangat menghormati DR. Gani dan ngalah ke Kadiri sedang Pewaris Tan Khoen Swie juga sangat menghormati Brahmaraja hingga datang ke Bali.

[Wisnu Murthy Pakar Kejawen dibantu Team Sejarah The Sukarno Center UNMAR]

Tata Bahasa di Edit sesuai Bahasa Koran dan Majalah dengan Pendidikan Publistik Internasional bila diterjemahkan ke Berbagai Bahasa Tapi tetap bahasa Budaya Lokal, Tapi tidak mengurangi Kenyataan dan Tak terbantahkan. Hingga Orang kecil dan Besar berotak Canggih bisa mengerti artinya.
Ingin Partisipasi Komentar